Diah Rahmalita – Decoupage adalah seni menempelkan kertas tisu dan mengecatnya dengan cat. Usaha Diya Rahmalita merupakan usaha yang memanfaatkan barang-barang bekas seperti piring, gelas, perkakas, botol dll. Dengan kata lain Diya Rahmalita membuat kerajinan tangan dengan menggunakan barang-barang bekas seperti piring, gelas dan barang-barang lainnya yang mempunyai nilai hiasan dan penjualan yang tinggi. Mereka menambah nilai tambah dengan memisahkan material yang merupakan nilai seni. Istilah umumnya menghiasi kaca bekas dengan cara mengecatnya. Padahal, hal-hal yang Anda lakukan menambah nilai dekoratif pada ruangan. Kacamata yang awalnya hanya berharga ribuan hingga puluhan ribu kini berevolusi menjadi kacamata yang lebih bernilai untuk dimiliki.
Diya Rahmalita atau yang populer dengan sebutan Bunda Lita merupakan seorang seniman asal Malang. Ia tidak berpendidikan seni, tetapi ia memiliki gelar sarjana ekonomi dan sarjana administrasi bisnis. Menggambar dan melukis adalah bakat alami dan hobi favorit. Awalnya ia tidak melukis di atas kanvas, melainkan hanya coretan sederhana.
Diah Rahmalita
Bu Lita bekerja di sebuah perusahaan swasta. Pada tahun 2007, ia merintis Lita Art, usaha kerajinan berupa lukisan kaca sebagai pekerjaan sampingan. Belakangan, dia mencoba memulai bisnis decoupage.
Profil Wirausahawan Arsip
Modal awal Ibu Lita sekitar Rp 1 juta pada tahun 2007. Media lain seperti piring dan botol dapat dibuat dari sampah yang tidak terpakai.
Ibu Lita sempat ragu untuk memulai bisnis barunya, namun ia tetap teguh memilih bisnis ini untuk ditekuni lebih lanjut. Keterampilan melukis adalah tenaga yang digunakan untuk mengubah benda-benda yang digunakan untuk dekorasi ruangan menjadi benda-benda kerajinan yang indah.
Sadar bahwa bisnisnya memiliki potensi pasar yang besar, Ibu Lita memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya untuk menekuni bisnisnya, Lita Art. Bisnis barunya adalah sebuah hobi dan ia merasa nyaman karena tidak ada tekanan untuk melakukannya.
Saat memulai usahanya, Ibu Lita merasa tidak tahu apa-apa. Mereka tidak tahu ke mana harus memasarkannya karena tidak ada orang yang membimbing mereka. Solusinya kemudian berpikir untuk menjual karyanya, alhamdulillah kalau laku, dan kalau tidak laku jadi koleksi pribadi.
Kewirausahaan Dari Barang Bekas
Pemerintah daerah selama ini fokus pada pengerjaan Bundalitha. Ia menganggap karyanya unik dan kreatif. Maka ia mulai meminta bantuan promosi gratis hingga masyarakat mengetahui karyanya. Dengan dukungan pemerintah daerah seperti Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Kerjasama dan Pariwisata, mereka bisa berkeliling Indonesia dan pergi ke banyak negara untuk mengikuti pameran. Padahal, hal ini menjadi nilai positif bagi bisnis mereka.
Harga produk Mbah Lita berkisar antara 20 ribu hingga jutaan rupee. Produk termahal adalah decoupage dari botol besar seharga Rp 1,5 juta.
Ketika kita berbicara tentang bisnis, kita berbicara tentang omset. Ibu Lita yang menjalankan usaha kerajinan bernama Lita Art berhasil mendapatkan omzet puluhan juta rupee setiap bulannya. Dalam keadaan normal, mereka mendapat omzet sebesar Rp 10 hingga 20 juta. Lain ceritanya, jika ikut tampil maka omzet yang diraih bisa lebih dari 20 juta.
Ibu Lita terus berupaya melakukan inovasi agar produknya terus berkembang. Untuk mendapatkan ide-ide kreatif, ia biasanya berjalan kaki, menuliskan apa yang dilihat dan dirasakannya untuk melanjutkan penelitiannya dan tidak kehilangan gayanya. Jadi menyadari pangsa pasar sangat penting untuk mengetahui apa yang diinginkan target pasar Anda saat ini. Ide kerajinan tidak mengenal batas baginya.
Diah Rahmalita Sukses Usaha Di Bidang Kerajinan
Selain itu, Ibu Lita juga mengadakan kursus pelatihan di beberapa daerah. Tentu saja hal ini membuka potensi persaingan yang lebih besar, namun bukan menjadi penghalang. Ia memiliki kreativitas yang berbeda dan produknya juga buatan tangan, sehingga semua yang dilakukannya unik.
Sukses, karena karyanya banyak diminati, banyak pembeli dari berbagai kota. Sebagian besar pasar pembelian tenaga kerja bonda lita didominasi oleh perempuan. Yunain, dia tidak mempunyai toko melainkan hanya showroom dan workshop di Malang. Selain itu, produk tersebut tidak hanya dijual di dalam negeri saja, namun juga merambah pasar luar negeri mulai dari Asia hingga Eropa. Mereka aktif dipromosikan melalui pameran-pameran di tingkat nasional dan internasional. Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, India, China, Hongaria, Kroasia, Turki, Swiss, dan Italia, ia sudah memiliki pelanggan dan pembeli karyanya dari negara-negara tersebut.
Kita tahu bahwa pengalaman adalah guru terbaik, baik kita mengalaminya sendiri atau belajar dari pengalaman orang lain. Berdasarkan pengalaman Ibu Diya Rahmalita, hal ini dapat menjadi pembelajaran. Anda dapat memulai bisnis berdasarkan keahlian yang Anda miliki atau hobi yang Anda sukai. Cobalah untuk terus mencari-cari, sebuah agency di daerah Anda pasti mempunyai kemampuan untuk memperkuat bisnis di sekitar Anda. Ada banyak pelatihan yang dapat membantu Anda memulai bisnis Anda sendiri atau membantu bisnis Anda berkembang. Afiliasi dalam jabatan dapat menjadi peluang untuk membangun lebih banyak hubungan dengan orang-orang di komunitas, mulai dari kenalan hingga teman. Keterampilan bisa dilatih, seni bisa dilatih. Selama Anda punya kemauan, Anda bahkan bisa memulai dan melanjutkan menjadi wirausaha di industri kerajinan.
Kami menggunakan cookie untuk memberi Anda pengalaman terbaik di situs web kami. Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami rasa Anda menyukainya. OkKebijakan Privasi “Saat kami berjalan, kami menemukan ide, kami menulis apa yang kami rasakan, apa yang kami lihat. Itu membuat kita terus bereksplorasi dan mencegah kita kehilangan gaya. Hati-hati juga dengan pangsa pasarnya, lihat apa itu. , ide kerajinan tangan tidak ada batasnya,” tulis pemilik Lita Art Dia Rahmalita.
Upacara Hut Ri, Bupati Madiun Ingatkan Pentingnya Jaga Gotong Royong
Jika Anda menggunakan sesuatu, jangan buru-buru membuangnya ke tempat sampah. Siapa tahu barang bekas tersebut bisa dimanfaatkan untuk membuat produk lain yang laris manis.
Di tangan Diya Rahmalita (47), barang bekas seperti piring, gelas, dan botol kaca dijual kembali seharga jutaan rupee. Bahkan, produk bekas tersebut juga dijual ke berbagai negara. Bagaimana awalnya?
Seni Lita. Anda tidak memerlukan modal besar untuk memulai bisnis ini. Dia hanya menghabiskan 1 juta rubel. Sisanya hanya menggunakan barang bekas seperti piring, gelas, dan botol kaca.
“(Modalnya) hanya Rp satu juta karena yang kami beli hanya cat dan media. Beberapa media lain juga berasal dari sampah seperti botol bekas, piring bekas. “Kami juga hanya membeli 4 warna cat saja,” ujarnya.
Hobi Jadi Penghasilan, Ekky Pengusaha Kerajinan Wayang Kulit
Dia mengaku menjalani bisnis ini hanya sebagai hobi. Dia tidak memiliki pendidikan di bidang seni. Ia sebenarnya menyandang gelar sarjana dari Departemen Ekonomi.
“Jadi menggambar dan melukis itu hanya hobi. Mungkin bakat itu lahir. Tapi melukis itu bukan di atas kanvas, coretan-coretan sederhana. Dan semua produk saya saya desain dan cat,” tuturnya.
Setelah ragu menjalankan bisnis barunya ini, Diya akhirnya memutuskan untuk terjun lebih dalam. Dengan kepiawaiannya melukis, Diya menyulap barang bekas menjadi barang kerajinan cantik yang cocok untuk hiasan dan pajangan rumah.
Akan ada pasar yang cukup besar. Agar bisa fokus pada bisnisnya, Diya siap berhenti (
Inspiratif, 4 Tokoh Wirausahawan Sukses Di Bidang Kerajinan, Patut Dicontoh!
Kendala mulai muncul setelah ia memutuskan untuk fokus pada bisnis ini. Mereka yang tidak memiliki pasar masih kesulitan menjual produknya.
“Saat saya memulai bisnis ini, saya tidak tahu harus memasarkan ke mana dan tidak ada yang membimbing saya. Saat itu saya hanya memikirkan bagaimana cara mengerjakan pekerjaan itu, apakah akan dijual atau tidak. Jika dijual
Hingga akhirnya, karya Diya mulai mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Kepiawaian Diya dalam mengolah barang bekas menjadi barang berharga atau perhiasan dinilai mereka unik dan kreatif. Setelah itu, Dia mulai mendapatkan bantuan promosi gratis hingga karyanya dikenal banyak orang Indonesia.
Bisnis saya akan berkembang seiring berkembangnya kantor kota yaitu Disperidog. “Dengan adanya Dinas Koperasi dan Pariwisata, saya bisa keliling Indonesia dan pergi ke banyak negara untuk mengikuti pameran,” ujar perempuan asal Malang, Jawa Timur ini.
Wirausaha Sukses Di Bidang Kerajinan
Terbuat dari botol besar. Botolnya dijual seharga Rp 1,5 juta. Saat ini, Dia telah mencatatkan omzet bulanan sebesar sepuluh juta.
Lulusan Magister Administrasi Bisnis ini tak berhenti sampai di situ. Mereka terus berinovasi untuk menyempurnakan produknya. Kdia biasanya berjalan ketika diinginkan ide-ide baru untuk inovasi produk.
“Puaskan apa yang kita rasakan, apa yang kita lihat. Dari situ kita terus bereksplorasi dan jangan sampai kehilangan gaya. Sekarang kita harus menjaga pangsa pasar yang kita inginkan. Menurut saya, idenya.
Selain menjalankan bisnis, Diya juga melakukan pelatihan dan kursus di berbagai bidang. Diakuinya, meski banyak yang mampu melakukan pekerjaan tersebut, namun ia tidak khawatir karena setiap orang memiliki ciptaan yang berbeda-beda.
Edisi 170 Tahun 2019
“Persaingannya sangat besar, karena saya sendiri membuka kursus, melatih di banyak bidang, sehingga semua orang bisa melakukannya. Tapi bisnis ini tidak membuat saya takut.
, artinya tiap tangan berbeda. Walaupun komposisi warnanya bisa, tapi layoutnya beda, jadi tidak perlu takut dengan persaingan, jelas Diya.
Hal ini didominasi oleh perempuan. Faktanya Diya tidak memiliki toko. Ia menyatakan, dirinya hanya memiliki showroom dan workshop di Malang
Tak hanya laris manis di pasar dalam negeri, produk Dia juga sudah merambah mancanegara. Dia gencar mempromosikan produknya melalui pameran nasional dan internasional.
Fikri Aprianto Subroto
“Sangat sedikit karena saya sering mengikuti pameran di luar negeri
Diah rahmawati, diah erwiani, diah, shelomita diah, daging serundeng diah didi, diah erwiany, lumpia semarang diah didi, oseng mercon diah didi, diah sartika, diah guest house, diah guest house banjarbaru, bm diah