Kegiatan Mempertahankan Bibit Unggul Sebuah Tanaman Yang Disebut

administrator

0 Comment

Link

Kegiatan Mempertahankan Bibit Unggul Sebuah Tanaman Yang Disebut – Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani dalam mengadopsi program benih kopi varietas Comastic Arabica di Desa Bangka Kempo Kecamatan Rana Mese Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur.

Ladislaus Daur 1, Rupa Matheus 2, Donatus Kantur 3 – Kurikulum Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang – 2021

Kegiatan Mempertahankan Bibit Unggul Sebuah Tanaman Yang Disebut

Abstrak Telah dilakukan penelitian di Desa Bangka Kempo Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap program benih bermutu Arabika Komasti dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap program tersebut. Dalam penelitian ini, 55 petani diidentifikasi secara acak dengan menggunakan metode Slovin. Data dikumpulkan melalui angket, angket dan wawancara serta dianalisis dengan analisis skor untuk mendeskripsikan sikap petani dan dianalisis dengan regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani. Hasil survei menunjukkan bahwa sikap petani yang menerima kategori penolakan dengan persentase 54,55%. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi sikap petani tersebut adalah metode pelatihan, program dan penyuluhan petani yang baik. Hal ini didukung oleh model regresi: Y = 5,447 – 1,285 X .

Bri Menanam Proyeksikan Kontribusi Penurunan Emisi Karbon Hingga 23% Di 2025

= metode ekstensi. Faktor lain yang tidak signifikan berpengaruh terhadap sikap petani untuk menolak program benih unggul kopi Arabika Komasti.

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani penerima program benih unggul kopi Arabika Komasti di Desa Bangka Kempo Kecamatan Rana Mese Provinsi Manggarai Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap petani terhadap pelaksanaan program benih unggul kopi Arabika Komasti dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap program tersebut. 55 petani yang diidentifikasi secara acak dengan metode Slovin berpartisipasi dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui kuesioner, kuesioner dan metode wawancara serta dianalisis menggunakan analisis skor untuk mendeskripsikan sikap petani dan analisis regresi linier berganda untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani berada pada kategori penolakan dengan persentase sebesar 54,55%. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi sikap petani penerima bantuan adalah metode pelatihan, program dan penyuluhan petani yang baik. Model regresi memprediksi: Y = 5,447 – 1,285 X1 + 0,121 X2 – 0,136 X3, dimana X1 = ketidaksiapan petani, X2 = sosialisasi program, X3 = metode penyuluhan. Faktor-faktor lain tidak signifikan, namun sekaligus mempengaruhi sikap petani untuk menolak program benih unggul kopi Arabika Komasti.

BACA JUGA  Gerakan Tungkai Dalam Renang Gaya Bebas Adalah Seperti

Tanaman kopi arabika merupakan komoditas penting di desa Bangka Kempo karena harga jual kopi sangat tinggi dan stabil. Tanaman kopi yang dibudidayakan di desa Bangka Kempo rata-rata berumur ≥ 30 tahun. Umur tanaman mempengaruhi produksi kopi yang terus menurun dari tahun ke tahun (Puslitkoka, 2013). Umur optimal untuk tanaman kopi hasil tinggi adalah antara 5 dan 20 tahun. Tanaman yang berumur > 20 tahun sebaiknya diremajakan, tanaman kopi yang berumur lebih dari 20 tahun dapat dianggap tua. Sumirat, (2007). Namun karena minimnya pengetahuan petani, mereka menanam tanaman berumur 30 tahun tanpa melakukan upaya peremajaan untuk meningkatkan produksi. Hasil kopi di desa Bangka Kempo sangat bervariasi, berkisar antara 0,6 hingga 0,8 ton/ha. Kopi Kering (Profil Desa Bangka Kempo 2019) Produk ini lebih rendah dari produksi kopi nasional yang mencapai 2-3 ton biji kopi kering. (http://compassina.com 2016). Rendahnya hasil kopi di desa Bangka Kempo disebabkan oleh beberapa faktor: teknologi budidaya yang sangat sederhana, populasi tanaman yang padat, tanaman yang berumur tua dan tanaman kopi lokal yang kurang produktif.

Karena permasalahan tersebut, sejak tahun 2017 Dinas Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur memulai program inovasi benih kopi arabika berkualitas varietas Komasti 795. Selain itu, bibit unggul ini dibagikan kepada petani kopi di Kabupaten Manggarai Timur. Tujuan utama perbanyakan benih adalah untuk menggantikan tanaman kopi asli yang sudah tua dan meningkatkan produktivitas tanaman kopi. Pemilihan varietas Komasti S 795 karena memiliki keunggulan sebagai berikut: berumur genjah, berbuah 15-24 bulan setelah tanam, tahan terhadap hama dan penyakit, hasil kopi kering 1,8 ton/ha, kualitas lebih baik dan berkarakter kuat serta rasa yang enak dengan kafein yang lebih sedikit (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2007).

Produksi Tanaman Perkebunan Tahunan

Salah satu tujuan pendistribusian bibit unggul adalah Desa Bangka Kempo yang mayoritas merupakan petani kopi. Jumlah petani yang mendapat dukungan benih maksimal sebanyak 125. Sasaran program ini adalah setiap petani kopi memperoleh 50 bibit kopi bermutu tinggi per 10 are (0,1 ha) berukuran 2,5 x 2,5 m (Dinas Perkebunan Manggarai Timur 2017). Namun, program yang dicanangkan Dinas Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur untuk mengembangkan bibit kopi berkualitas belum sepenuhnya diadopsi oleh petani. Hasil observasi lapangan setelah selesainya program menunjukkan bahwa sebagian besar bibit kopi yang dibagikan kepada petani tidak ditanam sendiri oleh petani, namun sisa bibit kopi yang ada dibiarkan begitu saja. Beberapa petani bahkan menolak mentah-mentah penggunaan bibit kopi. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan sikap petani terhadap skema pemuliaan benih yang terbaik.

BACA JUGA  Trenggiling Melindungi Dirinya Dari Musuh Dengan Cara

Menurut Walgito (2006), sikap adalah suatu entitas yang mencakup pikiran, pengetahuan, perasaan, keyakinan tentang sesuatu yang agak bervariasi dalam beberapa emosi dan mengarah pada perilaku. Hawkins (2000) mendefinisikannya sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan permanen atau tidak permanen seseorang yang terkait dengan beberapa aspek lingkungan. Tentu saja, faktor internal dan faktor eksternal mempengaruhi faktor yang berbeda. Faktor internal seperti karakteristik petani dan kurangnya pengetahuan petani tentang benih kopi berkualitas dianggap sebagai beberapa faktor yang mempengaruhi sikap petani dalam memperoleh benih berkualitas. Artinya, faktor eksternal seperti kurangnya promosi dan dukungan kepada petani yang mengikuti skema menyebabkan petani menolak skema tersebut. Rogers (2003) menyatakan bahwa tingkat adopsi teknologi dipengaruhi oleh faktor internal petani dan faktor eksternal petani. Soekartawi (2005) menemukan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Lebih lanjut Mardicanto (1993) menyatakan bahwa tingkat adopsi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor internal dan faktor eksternal.

Berdasarkan uraian masalah di atas, “MEMPERBAIKI TUJUAN TERJEMAHAN ARAB KEMPO LAINNYA DENGAN BANGKA REMA VEME VILE KEMPO”, AISTRAT KAWASAN MANGGARAI TIMUR. “

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik wawancara terstruktur dan kuesioner. Metode pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner survei kepada petani penerima manfaat program benih kopi arabika varietas unggul Comatic. Dua instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pertanyaan tentang sikap petani terhadap program benih unggul dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani. Alat kedua adalah petani yang diwawancarai sehubungan dengan penelitian ini. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh petani kopi di desa Bangka Kempo yang berjumlah 125 orang. Teknik sampling digunakan untuk mewawancarai petani yang mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin, dipilih 55 petani sebagai responden dalam penelitian ini, dan sampel petani diambil secara acak.

BACA JUGA  Sebutan Untuk Orang Yang Berperan Dalam Menggambar Komik Yaitu

Agribisnis Tanaman Hias

Metode analisis data. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

T-score dihitung dengan rumus sebagai berikut: T = 50 + 10 x – x, dimana X = nilai skala sikap yang ingin dikonversi oleh responden? = rata-rata skor kelompok, S = standar deviasi kelompok.

Sikap petani terhadap introduksi inovasi benih kopi arabika unggul menjadi variabel kunci dalam penelitian ini. Hubungan tersebut menggambarkan keputusan petani untuk mengadopsi inovasi benih yang lebih tinggi di kalangan petani kopi yang disurvei sejak tahun 2017. Hasil analisis sikap dengan menggunakan skor disajikan pada Tabel 1.

Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas terlihat bahwa 55 responden dalam survei ini menunjukkan sikap yang berbeda-beda. Secara umum berdasarkan hasil analisis skor terlihat bahwa sebagian besar petani yang diwawancarai (54,55% dari seluruh responden) menolak kebaruan varietas unggul kopi Arabika Komata. 43,64% responden (24 orang) dan 1,81% (1 orang) dari jumlah responden ragu-ragu.

Usaha Yang Dapat Dilakukan Untuk Memperoleh Bibit Unggul

Sikap petani dominan, 54,55% responden (30 orang) menentang pembaharuan benih kopi arabika mutu tinggi karena petani tidak disadarkan keunggulan kultivar oleh petugas dinas lapangan. Hal ini membuat para petani berpikir bahwa biji kopi yang mereka terima sama dengan kopi lokal yang mereka tanam. Sikap petani terhadap inovasi menentukan penerimaan mereka terhadap inovasi. Alasan lainnya adalah pemerintah tidak memiliki lahan baru untuk menanam bibit unggul, dan tidak ingin mengganti atau meremajakan tanaman kopi lama dengan varietas Costic.

Berdasarkan penelitian, terdapat bukti yang jelas bahwa petani menentang program benih maksimal non budidaya kopi yang disalurkan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur. Jika sikap petani negatif, pasti ada jalan

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment