Nyanyian Katoneng-katoneng Dalam Masyarakat Adat Karo Dinyanyikan Dalam

admin 2

Nyanyian Katoneng-katoneng Dalam Masyarakat Adat Karo Dinyanyikan Dalam – Dari Aceh hingga Papua, Indonesia kaya akan berbagai suku, tradisi, dan seni musik. Keanekaragaman ini adalah kekayaan budaya dan warisan. Musik daerah merupakan salah satu seni musik. Nah, sudah tahu kan apa itu musik daerah dan ciri-cirinya?

Musik daerah adalah sebutan untuk lagu dan musik pengiring dari daerah tertentu di Indonesia. Musik ini menjadi populer karena dinyanyikan secara berulang-ulang dari generasi ke generasi atau generasi ke generasi, termasuk generasi di luar asal musik tersebut.

Nyanyian Katoneng-katoneng Dalam Masyarakat Adat Karo Dinyanyikan Dalam

Tentu ada perbedaan antara musik daerah dengan jenis musik lain di Indonesia. Di mana sesuatu yang unik adalah transmisi dari generasi ke generasi melalui tradisi lisan dan tulisan. Fitur lainnya termasuk:

Tesis. Program Studi Magister Penciptaan Dan Pengkajian Seni. Oleh Elfrida Ekasuma Tarigan Nim

Pementasan lagu daerah bertujuan untuk mengenal kekayaan kreativitas musik khas Indonesia, sekaligus menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya sendiri. Sikap ini akan mengarah pada inisiatif pelestarian permanen dan pengembangan warisan budaya. Ada beberapa contoh lagu daerah dan kegunaannya seperti Gending Kebo Giro, Nyanyian Katoneng dan Dodoy.

Gending Kebo Giro adalah gending yang dinyanyikan pada acara Panggih dalam prosesi pernikahan adat Jawa; Lagu Katoneng adalah lagu yang berisi doa dan nasehat untuk keluarga almarhum dalam upacara kematian adat Karo; Dan Dodoy adalah lagu pengasuh dalam masyarakat Melayu Siak. Dado termasuk lagu daerah yang dinyanyikan dan diturunkan secara lisan dan turun temurun.

Artikel ini harus di-wiki untuk memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda bisa membantu dengan menambahkan deep link atau merapikan layout artikel ini.

Artikel ini tidak memiliki tautan atau sumber yang dapat diandalkan, sehingga kontennya tidak dapat ditentukan. Harap membantu meningkatkan artikel ini dengan menambahkan link yang relevan. Postingan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus kapan saja. Cari sumber: “Musik Tradisional” – Berita · Surat Kabar · Buku · Cendekiawan · JSTOR

Bab I Pendahuluan. Ensambel Dan Non Ensambel Terdapat Juga Musik Vokal. Musik Vokal Dalam

Musik tradisional adalah musik yang telah hidup dalam suatu masyarakat secara turun temurun dan masih dilestarikan sebagai sarana hiburan atau kegiatan keagamaan. Tiga hal yang saling mempengaruhi adalah artis, musik itu sendiri, dan orang-orang yang menyukainya. Setiap pemikiran antara seniman dan masyarakat tentang upaya bersama untuk mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional menciptakan kesatuan, menjadikan musik tradisional sebagai khazanah seni di masyarakat, sehingga musik tradisional lebih mempengaruhi ranah komersial umum. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan kontribusi baik bagi peserta maupun masyarakat luas sehingga musik tradisional dapat berperan sebagai hiburan bagi para pengusaha dalam menjalankan usahanya.

BACA JUGA  Cara Mengeluarkan Cacing Pasir Di Kulit Secara Alami

Musik tradisional juga dikenal sebagai musik yang digubah secara tradisional di antara suku-suku tertentu dengan menggunakan bahasa daerah dan biasanya diiringi oleh alat musik tradisional. Contoh musik tradisional adalah Jaipong (dari Jawa Barat) dan Keronkong (dari Jakarta).

KOMPAS.com – Musik tradisional erat kaitannya dengan budaya masyarakat di daerah tertentu. Musik tradisional berasal dari tradisi masyarakat yang mendalam yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Menurut Ketut Wisnawa dalam bukunya Seni Musik Tradisional Nusantara (2020), musik tradisional terdiri dari dua kata, yaitu “musik” dan “tradisional”. Akar dari kedua kata ini berasal dari bahasa Yunani dan bahasa Latin.

Prinsip Dalam Menggambar Model Yang Memiliki Makna Dalam Melakukan Pengaturan Objek Gambar Dinamakan

Musik “tikus” Yunani, berasal dari nama Musa, dewa mitologi Yunani yang menguasai sains dan pengetahuan. “Traditio” dari bahasa Latin “tradisional” berarti kebiasaan turun temurun dari masyarakat.

Musik tradisional adalah jenis musik yang lahir dan berkembang dari budaya suatu daerah kemudian diturunkan dari generasi ke generasi.

Musik tradisional juga dapat diartikan sebagai musik asli suatu daerah yang dipengaruhi oleh tradisi, kepercayaan dan agama.

Mengutip buku Syeilendra Open Instruction dan Kuantifikasi Kreativitas dalam Kompetensi Musik Tradisional Siswa (2020), musik tradisional biasanya terdiri dari gaya, tradisi dan bahasa sesuai daerah, sehingga tidak sulit untuk dikenali karena unik. .

Penyajian Rengget Dalam Lagu

Saat melakukan beberapa upacara adat, warga sekitar sering menggunakan musik tradisional. Bahkan kehadiran atau peran musik tradisional dalam ritual sangat penting, harus ada dan tidak bisa diganti.

Selain digunakan dalam ritual, musik tradisional juga sering ditampilkan atau digunakan untuk mengiringi tarian daerah. Biasanya ada keselarasan antara musik dan tarian tradisional, sehingga terasa sempurna dan saling melengkapi.

Musik tradisional juga berperan sebagai sarana hiburan yang membuat orang senang, menggairahkan dan mempererat hubungan antar manusia. Biasanya musik tradisional dibawakan oleh beberapa orang dengan diiringi oleh alat musik tradisional.1 i KATONENG-KATONENG DALAM TERMINASI CAWIR METUA DALAM BUDAYA CAWIR METUA CARO: FUNGSI BELAJAR, STRUKTUR MELODI DAN MAKNA LOGAM. dan Studi Seni Pertunjukan Oleh USAHA GINTING NIM Program Magister (S2) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN FAKULTAS ILMU BUDAYA 2014 i.

BACA JUGA  Teknik Apa Saja Yang Digunakan Dalam Menggambar Cerita Jelaskan

2 i UCAPAN TERIMA KASIH Judul Disertasi : KATONENG-KATONENG PADA JASA PEDULI JAWIR METUA BUDAYA KARO : FUNGSI, STRUKTUR MUSIK DAN MAKNA TEKS Nama : USAHA GINTING NRP : Fakultas Seni Rupa 2. Fakultas Penelitian. Ketua, Anggota Dewan Penasehat yang disetujui oleh Universitas Ilmu Budaya Sumatera Utara, Dr. Muhammad Takari, kota Hum., doktor filsafat. Dr Irvansyakh, M.A. NIP NIP Program Pendidikan: MA (S.2) Jurusan Penciptaan dan Penelitian Seni, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Ph.D. Irvansyakh, M.A. Dr Syachron Lubis, m.a. NIP NIP ii

Dalam Membawakan Lagu Lagu Daerah Masyarakat Biasanya Menyanyikan Diiringi Dengan

3 i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Katoneng-Katoneng” dalam Upacara Jawir Metua Budaya Koron: Analisis Fungsi, Struktur Musik dan Makna Tekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mencapai tiga aspek katonengtoneng (genre lagu ritual tradisional karo): (a) kegunaan dan fungsinya, (b) struktur musik melodis; dan (c) makna teks. Di Katoneng-ketoneng, saya menggunakan metode kerja lapangan, wawancara dan perekaman data dalam format audiovisual sebagai pengamat partisipan untuk menganalisis tiga aspek. Proyek penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan memilih informan kunci (sebagai penyanyi tradisional Karo yang disebut perkolongkolong dalam istilah Karo) Siti Amin (Sampit) dan Ginting. Untuk mengkaji fungsi katoneng-katoneng dalam budaya Karo secara umum atau dalam upacara jawir metua pada khususnya, saya mengambil teori fungsionalis dari disiplin ilmu antropologi budaya dan etnomusikologi. Saya kemudian menggunakan teori skala berbobot untuk menganalisis struktur musik dengan fokus pada aspek melodi seperti yang dilakukan oleh Sumpit dan Ginting. Saya kemudian menggunakan teori semiotika berdasarkan pendekatan emic dan etik untuk mengeksplorasi makna katoneng-katoneng. Temukan beberapa temuan ilmiah dari penelitian ini sebagai berikut. Biasa digunakan dalam konteks katoneng-katoneng mengket rumah mbaru (upacara kedatangan di rumah baru dalam budaya mahkota), pesta tahun (fiesta tahunan) dan jawir metua (upacara kematian akbar). Ketiga konteks ini dihubungkan melalui ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkat-Nya. Khususnya dalam ritus jawir metua, lagu-lagu ini memiliki fungsi sebagai berikut: menghormati leluhur yang telah meninggal; terima kasih Tuhan untuk kematian manusia sepenuhnya; ritus legalisasi; manifestasi emosional; kesinambungan budaya; dan integrasi sosial. Struktur melodi katoneng-katoneng kemudian menggunakan tangga nada heksatonik (enam nada), interval sempurna sempurna hingga rumusan melodi keenam mayor, oktaf ambitus, dan strophic. Makna tekstual dalam Katoneng-katoneng menekankan rakut rakut siteluya sukuta (tuan rumah) untuk nasehat, penghiburan dan ucapan syukur dalam mengadakan pesta melalui penggunaan diksi dan gaya bahasa yang berasal dari konsep budaya Karo. Kata kunci: katoneng-katoneng, jawir metua, fungsi, struktur musik, makna teks. aku aku aku

BACA JUGA  Cara Seseorang Atau Sekelompok Orang Mengucapkan Bunyi Bahasa

4 iii Abstrak Disertasi ini berjudul “Katoneng-Katoneng” Dalam Upacara Jawir Metua Dalam Budaya Karo: Kajian Fungsi, Struktur Musik dan Makna Tekstual. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali dan menyelidiki tiga aspek pertunjukan katoneng-katoneng tradisional Karo, yaitu (a) fungsi (dan kegunaan), (b) struktur musik yang berorientasi melodi, dan (c) teks. arti. Untuk menyelidiki ketiga aspek tersebut, penulis menggunakan metode sebagai berikut: penelitian lapangan sebagai partisipan-pengamat, melakukan wawancara, merekam data dalam bentuk audio visual. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan memilih informan kunci yaitu perkalongkalong (penyanyi) Siti Amina (Kampit) dan Ginting. Teori fungsionalisme dari disiplin antropologi budaya dan etnomusikologi digunakan untuk mengkaji fungsi katonangkatoneng baik dalam konteks budaya Karo yang lebih luas dan upacara javir metua pada khususnya. Selain itu, penulis menggunakan teori skala berbobot untuk mengeksplorasi struktur musik, dengan fokus pada melodi yang dimainkan oleh Sumpit dan Ginting. Selain itu, teori semiotika berdasarkan interpretasi emic dan etik digunakan untuk mempelajari makna tekstual katoneng ini. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Katonangkatoneng biasanya digunakan dalam konteks rumah mbaru (masuk rumah baru), perayaan tahun dan upacara jawir metua. Ketiga konteks ini erat kaitannya dengan ungkapan rasa syukur atas nikmat Tuhan. Khususnya dalam upacara jawir metua, fungsinya adalah: sebagai penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal, sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah Tuhan; sebagai penegasan serius; sebagai ekspresi emosional; sebagai kesinambungan budaya; dan sebagai integrasi sosial. Kemudian, struktur melodi katoneng-katoneng menggunakan tangga nada enam nada (enam nada), interval kunci murni untuk sekte besar, oktaf ambitus, dan formula melodi strophic. Makna tekstual dalam Katoneng-katoneng menekankan nasihat rakut sitel dan penghiburan bagi sukuta (tuan rumah) dan terima kasih telah menjadi tuan rumah pesta, menggunakan diksi dan gaya bahasa berdasarkan konsep budaya Karo. Kata kunci: katoneng-katoneng, cawir metua, fungsi, struktur nada, makna teks. IV

5 v PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak memuat karya yang diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di universitas mana pun, juga tidak memuat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain sepanjang pengetahuan saya. individu, kecuali sebagaimana disebutkan dalam naskah ini

Pakaian adat batak karo, contoh adat istiadat dalam masyarakat, adat karo, rumah adat karo, baju adat karo, baju pernikahan adat karo, pakaian adat karo, adat karo dalam pernikahan, ornamen rumah adat karo, gambar baju adat karo, masyarakat adat, baju adat batak karo

Artikel Terbaru

Leave a Comment