Bahasa Yang Disepakati Sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan Disebut Bahasa

admin 2

0 Comment

Link

Bahasa Yang Disepakati Sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan Disebut Bahasa – Bahasa Melayu merupakan cikal bakal bahasa Indonesia yang pernah menjadi lingua franca kawasan Asia Tenggara pada abad ke-15 hingga ke-17.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim ingin menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pendidikan atau lingua franca di kawasan Asia Tenggara. Nadiem mengatakan, hal itu masuk dalam program yang direncanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pembinaan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa).

Bahasa Yang Disepakati Sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan Disebut Bahasa

“Ke depan, Dinas Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dapat menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang akan menjadi lingua franca Asia Tenggara. Kami tidak tahu apakah ini akan tercapai, tetapi kami harus memiliki mimpi yang besar,” kata Nadiem. dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Kamis (20/2/2020).

Tugas 2 Karya Ilmiah Universitas Terbuka

Namun, Nadiem mengaku belum bisa membeberkan detail rencana tersebut karena Kantor Bahasa sedang mempelajari aturan dan prosedurnya. Menurutnya, pembahasan masih berlangsung dan berjanji akan menjelaskannya di masa mendatang. Yang jelas perlu ada kebijakan besar agar Indonesia bisa diterima di Asia Tenggara. Selain itu, kata dia, Indonesia harus bisa beradaptasi dengan budaya yang berbeda di Asia Tenggara.

“Di negara sebesar ini, menurut kami sangat menarik dan penting bahwa Indonesia menjadi negara yang lebih penting di kancah dunia, lebih penting di Asia Tenggara,” ujarnya.

Jelas bahwa Nadiem perlu menelusuri kembali langkahnya untuk mencapai tujuannya. Meski masih sangat jauh, namun pandangan Nadiem seolah tak terlihat. Pasalnya, bahasa Melayu – keturunan Indonesia – masih digunakan dan menjadi bahasa resmi di Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Menengok sejarah, bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca di kawasan Asia Tenggara. Ini terjadi pada apa yang oleh sejarawan Anthony Reid disebut sebagai Zaman Industri (abad ke-15 hingga ke-17).

Istilah Istilah Hukum

Bahasa Perantara di Laut Melayu Bahasa Melayu yang menjadi bahasa utama Indonesia berasal dari rumpun bahasa Austronesia. Menurut sejarawan Leonard Y. Andaya, teori asal usul bahasa Melayu dan penuturnya yang paling terkenal dikemukakan oleh arkeolog Peter Bellwood dan ahli bahasa Robert Blust. Bentuk tertua dari bahasa ini, yang dikenal sebagai Proto Malayo-Polynesian, diyakini berasal dari Filipina sekitar 2500 SM.

Sekitar tahun 2000 SM, bahasa Proto-Melayo-Polinesia bercabang menjadi bahasa-bahasa baru dengan migrasi penuturnya ke nusantara. Kemudian sekitar tahun 1500-500 SM, di sebelah barat Kalimantan, berkembang rumpun bahasa Melayu-Cham yang dianggap sebagai nenek moyang langsung bahasa Melayu. Beberapa ratus tahun sebelum Masehi, orang-orang berbahasa Melayu-Cham ini bermigrasi ke wilayah Semenanjung Melayu melalui kepulauan Riau.

“Dari Semenanjung Melayu, satu kelompok menyeberang ke Sumatera Tenggara dan menjadi nenek moyang penutur bahasa Melayu, sedangkan kelompok lain bermigrasi ke Vietnam dan menjadi nenek moyang penutur Cham,” tulis Andaya dalam Malacca Strait: History of Trade and Ethnicity. (2019, hlm. 3-4).

BACA JUGA  Kelipatan Dari 7 Adalah

Bahasa Melayu kuno berkembang seiring dengan tumbuhnya budaya bahari penuturnya. Mereka membangun desa di pesisir dan pantai. Selama berabad-abad, komunitas penutur ini berkomunikasi satu sama lain dan bahasa Melayu Kuno menjadi basatara (bahasa) komunikasi. Oleh karena itu, bahasa ini sangat erat kaitannya dengan letak geografis penuturnya.

Jawa, Islam Dan Nusantara: Memposisikan Agama Dalam Keragaman Budaya

Daerah interaksi antar penutur bahasa Melayu Kuno ini disebut Laut Melayu Andaya. Istilah ini mengacu pada cerita Arab sekitar tahun 1000 Masehi. Disebutkan dalam cerita sebagai “Laut Melayu, yang dekat dengan Cina”. Kemudian cerita lain dari abad ke-17 mengatakan bahwa Laut Melayu adalah laut antara Semenanjung Melayu dan Sumatera, sehingga bisa diartikan sebagai Selat Malaka.

Detail ini jelas menunjukkan kedekatan antara Melayu dan dunia maritim. Dengan demikian, Andaya mengemukakan bahwa Laut Melayu mengacu pada rangkaian komunitas yang dihubungkan oleh ikatan budaya, ekonomi, dan budaya yang kuat.

“Sejak akhir abad ke-7, orang Melayu memainkan peran penting dalam komunikasi semacam itu. Fakta menunjukkan bahwa ada ‘laut’ yang panjang, menghubungkan India Selatan dan Sri Lanka dengan Teluk Benggala, Sumatra, Selat Malaka, Semenanjung Malaya, Teluk Siam, Laut Cina Selatan, Mekong bagian bawah. Sungai, dan Vietnam Tengah. Titik utama jaringan luas yang menopang Laut Melayu ini adalah Selat Malaka,” tulis Andaya (halaman 7).

Lingua Franca pada Masa Dagang Bahasa Melayu Kuno diperkirakan banyak digunakan pada masa Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Kitab Kedukan Bukit terbitan Sriwijaya pada tahun 683 M merupakan bukti penelitian tertua tentang penggunaan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa (India). Karena hubungan dekat Sriwijaya dengan tanah India, bahasa Melayu Kuno banyak dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta.

Bentuk Dasar Bahasa Adalah

Seorang musafir Tionghoa bernama I Tsing yang berkunjung ke Sriwijaya saat itu mengatakan bahwa Melayu Melayu banyak digunakan untuk tujuan perdagangan. Selain itu, bahasa ini juga digunakan untuk kepentingan sosial dan politik, serta sebagai sarana pendidikan dalam mempelajari bahasa Sansekerta dan agama Buddha.

“Bahasa Melayu Kuno akhirnya berkembang di berbagai tempat di Indonesia, terutama pada masa Hindu dan awal masuknya Islam (abad ke-13). Para pedagang Melayu yang berkeliling di Indonesia menggunakan bahasa Melayu sebagai lingua franca mereka,” tulis Lukman Ali dalam Sekilas Tentang Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia (1998, hlm. 2).

Menurut Jajat Burhanudin, dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, penetapan bahasa Melayu sebagai lingua franca di Asia Tenggara memuncak pada masa Kesultanan Samudra Pasai pada abad ke-14. Seiring Sriwijaya mulai menghilang, Samudra Pasai tumbuh sebagai kota perdagangan baru di sisi utara Selat Malaka.

BACA JUGA  Daerah Asal Grafik Fungsi Y Fx Adalah

Pada masa Samudra Pasai, bahasa Melayu terus berkembang melalui pengaruh bahasa mitra dagangnya, seperti bahasa Arab dan Persia. Kata-kata dan ide-ide baru muncul untuk menghidupkan Islam. Salah satu bukti pengenalan kata Arab dan Persia dapat ditemukan dalam Prasasti Munye Tujoh (791 H/1389 M) yang mulai menggunakan penanggalan Hijriah untuk menggantikan penanggalan Saka.

Akar Tradisi Sastra Indonesia*

“Kata Melayu bahasa Sansekerta masih memiliki peran yang mirip dengan bahasa Arab, meskipun kata Melayu ini menjadi lebih dekat dengan bahasa Melayu pada abad-abad berikutnya. Artinya, pengaruh bahasa Sansekerta berangsur-angsur berkurang dan digantikan bahasa Arab-Islam,” tulis Jajat. dalam Islam dalam Alur Sejarah Indonesia (2017, hlm. 162).

Yang tidak kalah pentingnya pada masa Samudera Pasai adalah penggunaan huruf Jawi (Arab) yang merevolusi aksara India. Bahkan, penutur pada masa itu menambahkan simbol khusus pada beberapa huruf Arab yang sesuai dengan bunyi bahasa Melayu.

“Aksara ini digunakan dalam sastra Melayu kuno, seperti teks dan buku agama [Islam], serta ejaan resmi bahasa Melayu sebelum kedatangan alfabet Latin atau alfabet Romawi yang mulai digunakan untuk menulis bahasa Melayu. sangat terbatas,” tulis Lukman (hlm. 3).

Ketika Laut Melayu menjadi sibuk dengan perdagangan internasional pada abad ke-15 hingga ke-17, bahasa Melayu semakin menjadi lingua franca. Ini digunakan sebagai platform perdagangan bahkan di Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Saat itu, bahasa Melayu tidak hanya mengadopsi unsur-unsur bahasa asing, tetapi juga mulai mempengaruhi bahasa daerah di Asia Tenggara.

Hybrid Mismatch Arrangement Archives

“Selama periode ini, ratusan kata Melayu dari perdagangan, teknologi, dan bidang lainnya masuk ke Tagalog; pusat perdagangan di Kamboja dikenal dari desa-desa berbahasa Melayu; dan orang Vietnam mengadopsi kata-kata seperti cu-lao (dari bahasa Melayu untuk pulau). Demikian pula kata-kata Melayu seperti amok, bodega, bangka, dan keris ditemukan oleh orang Eropa di Pegu, bahkan di Pesisir Malabar di India, seolah-olah semuanya adalah kata asli,” kata Anthony Reid di Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450 – 1680 jilid I (2014, hlm. 10).

Para pelaut dari Eropa yang mulai merantau ke kepulauan itu, juga merasa perlu belajar bahasa Melayu untuk memudahkan kontaknya dengan para pengusaha Indonesia. Misalnya, penting untuk menyebutkan nama Antonio Pigafetta, anggota tur dunia Ferdinand Magellan. Ia menghasilkan kamus bahasa Melayu berjudul Vocabuli de Questi populi mori pada tahun 1522.

Upaya serupa diikuti oleh para pelaut Belanda yang menyusul. Pada pertengahan abad ke-17, banyak pelancong dari Belanda mulai memproduksi kamus sendiri, seperti Frederick de Houtman (1608) atau Casper Wiltens dan Sebastianus Dancakerst (1623).

BACA JUGA  Untuk Menggambar Seperti Gambar Disamping Menggunakan Alat Yang Digunakan Berupa

“Setidaknya para saudagar dan pedagang di kota-kota utama harus menggunakan bahasa Melayu seperti halnya menggunakan bahasa mereka sendiri,” tulis Reid (hlm. 10).

Pdf) Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas Xi Sma Negeri 11 Sidrap

Pemisahan Dunia Melayu Meluasnya penggunaan bahasa Melayu pada Era Komersial tidak lepas dari fleksibilitasnya. Pada abad ke-17, bahasa Melayu berkembang menjadi berbagai dialek dan digunakan oleh banyak suku bangsa di Laut Melayu.

Meskipun yang sering disebut sebagai pusat kebudayaan “Melayu asli” adalah Malaka, namun penutur bahasa Melayu di sana menunjukkan nilai bahasa Melayu dari tempat lain. Juga, ketika Kesultanan Aceh menjadi terkenal, bahasa Melayu-Aceh menjadi bahasa populer di dunia Melayu.

“Keberagaman bahasa Melayu mencerminkan keragaman masyarakat yang menjadikan bahasa ini sebagai dasar identitasnya. Namun, pada abad ke-19 terjadi perubahan sikap tentang penggunaan bahasa,” tulis Andaya (halaman xxviii).

Perubahan yang dikenal dengan nama Andaya ini terkait dengan Traktat London yang disepakati oleh Pemerintah Inggris dan Belanda pada tahun 1824. Dalam perjanjian tersebut, Belanda mengakui penguasaan kepulauan Indonesia sedangkan Semenanjung Malaya berada di bawah kekuasaan Inggris dan Singapura. Pemisahan ini mempengaruhi perkembangan bahasa Melayu di kawasan Selat Malaka.

Makna Sumpah Pemuda: Sejarah, Isi, Arti Tanggal 28 Oktober 1928

Sejak itu, dua pusat utama kebudayaan Melayu, Kerajaan Riau-Lingga dan Kerajaan Johor, berkembang secara terpisah. Bahasa dan sastra Melayu Riau segera berkembang dan dikenal sebagai Bahasa Melayu Tinggi. Pada abad ke-20, pembedaan ini menjadi tulang punggung bahasa Indonesia.

BPBD DKI: 28 RT dan 3 Tol Terendam Banjir Hingga Satu Meter Rabu, 4 Jan 2023 20:40 WIB

Hakim Lihat CCTV di Lantai 2 dan 3 Rumah Pribadi Ferdy Sambo Rabu, 4 Jan 2023 19:20 WIB

Alat yang disebut juga sebagai senter fiber optik adalah, hipertensi yang timbul sebagai akibat penyakit lain disebut, musik yang menggunakan suara manusia sebagai media utama disebut, pembangkit yang menggunakan matahari sebagai sumber energi disebut, mengapa alquran disebut sebagai kitab yang universal, pembangkit listrik yang menggunakan air sebagai penggerak generator sering disebut, papan iklan yang berada di pinggir jalan disebut sebagai, bahasa indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan, alat musik yang menggunakan selaput tipis sebagai sumber bunyi disebut, pembangkit listrik yang menggunakan cahaya matahari sebagai energi utama disebut, lembaga yang secara resmi menetapkan pancasila sebagai dasar negara adalah, bahasa resmi kenegaraan

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment