Puisi Tentang Cinta

administrator

Puisi Tentang Cinta

Puisi Tentang Cinta

Puisi tentang Cinta
Cinta adalah salah satu emosi paling kuat yang dapat dirasakan manusia. Hal ini dapat membuat kita merasa bahagia, gembira, sedih, dan bahkan hancur hati. Cinta telah menjadi sumber inspirasi bagi para penyair, musisi, dan seniman selama berabad-abad.

Berikut adalah beberapa puisi tentang cinta yang paling terkenal:

  • "Sonnet 18" oleh William Shakespeare

Sonnet 18 adalah salah satu puisi cinta paling terkenal yang pernah ditulis. Puisi ini memulai dengan kalimat klasik, "Shall I compare thee to a summer’s day?" (Apakah aku harus membandingkanmu dengan hari musim panas?). Shakespeare kemudian melanjutkan untuk membandingkan kekasihnya dengan berbagai hal yang indah, seperti bunga, bintang, dan matahari. Puisi ini berakhir dengan kalimat, "And therefore loves thee still for ever new" (Dan karena itu mencintaimu selamanya baru).

  • "Love is not love" oleh Edna St. Vincent Millay

Love is not love (Cinta bukanlah cinta)
which alters when it alteration finds, (yang berubah ketika perubahan ditemukan,)
Or bends with the remover to remove: (Atau membungkuk dengan penghilang untuk menghapus:)
O no! it is an ever-fixed mark, (Oh tidak! Itu adalah tanda yang selalu tetap,)
That looks on tempests and is never shaken; (Yang melihat badai dan tidak pernah terguncang;)
It is the star to every wandering bark, (Itulah bintang untuk setiap kapal yang mengembara,)
Whose worth’s unknown, although his height be taken. (Yang nilainya tidak diketahui, meskipun tingginya telah diketahui.)

Puisi Edna St. Vincent Millay tentang cinta ini membahas tentang sifat cinta yang abadi dan tidak berubah. Cinta sejati tidak akan berubah meski menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Cinta sejati adalah seperti bintang yang tetap bersinar meskipun badai menerjang.

  • "When I Have Fears That I May Cease to Be" oleh John Keats
BACA JUGA  Cara Melihat Jenis Kelamin Anak Kucing

When I have fears that I may cease to be (Ketika aku takut bahwa aku mungkin tidak ada lagi)
Before my pen has glean’d my teeming brain, (Sebelum penaku membersihkan otakku yang penuh sesak,)
Before high-piled books, in charactery, (Sebelum buku-buku yang ditumpuk tinggi, dalam karakter,)
Hold like rich garners the full ripen’d grain; (Menahan seperti lumbung yang kaya hasil gandum yang matang sepenuhnya;)
When I behold, upon the night’s starr’d face, (ketika aku melihat, di atas wajah bintang malam,)
Huge cloudy symbols of a high romance, (Simbol-simbol berawan besar dari sebuah romansa tinggi,)
And think that I may never live to trace (Dan berpikir bahwa aku mungkin tidak pernah hidup untuk melacak)
Their shadows, with the magic hand of chance; (Bayangan mereka, dengan tangan ajaib dari kesempatan;)

Puisi John Keats tentang cinta ini dipenuhi dengan rasa takut akan kematian. Dalam puisi ini, Keats menyatakan kekhawatirannya bahwa ia akan meninggal sebelum ia dapat menulis semua puisi yang ingin ia sampaikan. Namun, meskipun ia menghadapi kematian, Keats masih tetap berharap bahwa ia akan dapat menemukan cinta sejati.

  • "Do Not Go Gentle Into That Good Night" oleh Dylan Thomas

Do not go gentle into that good night, (Jangan pergi dengan lembut ke dalam malam yang baik itu,)
Old age should burn and rave at close of day; (Usia tua harus membakar dan mengamuk di penghujung hari;)
Rage, rage against the dying of the light. (Kemarahan, kemarahan terhadap cahaya yang sekarat.)

Puisi Dylan Thomas tentang cinta ini membahas tentang pentingnya untuk hidup sepenuhnya hingga akhir. Thomas mendesak para pembacanya untuk melawan kematian dan menikmati setiap momen kehidupan. Ia percaya bahwa kematian bukanlah akhir, tetapi hanya sebuah permulaan.

BACA JUGA  Garam Grasak

Puisi-puisi tentang cinta ini hanyalah beberapa contoh dari banyak karya sastra yang telah ditulis tentang emosi yang kuat ini. Cinta telah menjadi inspirasi bagi para penyair, musisi, dan seniman selama berabad-abad, dan kemungkinan besar akan terus berlanjut selama berabad-abad mendatang.

Artikel Terbaru

Leave a Comment