Tekanan Suara Meninggi Saat Membacakan Puisi Ditandai Dengan Tanda

administrator

0 Comment

Link

Tekanan Suara Meninggi Saat Membacakan Puisi Ditandai Dengan Tanda – Oleh Kharisma Intania Banyak orang yang masih bingung dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, bakat dan kemampuan setiap orang itu berbeda-beda. Nah, tugas kita adalah menemukan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Bakat adalah keterampilan atau keunggulan yang diwariskan atau dimiliki seseorang. Dipercayai bahwa bakat itu sendiri adalah yang paling diinginkan orang karena membantu orang. Bakat sangat erat kaitannya dengan pekerjaan yang akan kita lakukan nanti, misalnya jika anda memiliki bakat bermain sepak bola, maka anda bisa menjadikan sepak bola sebagai pekerjaan. Bahkan jika Anda berbakat sebagai pelukis, Anda bisa menjadi pelukis atau bekerja sebagai desainer. Kita sering bertanya pada diri sendiri, bakat apa yang sebenarnya kita miliki, banyak orang yang merasa terbebani dengan pekerjaan yang dilakukannya dan menganggap pekerjaan yang dilakukannya tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Namun, jika tidak tajam

Hakikat puisi adalah KATA dan kata adalah bagian dari BAHASA sehingga kita dapat merangkai kata menjadi perpaduan indah penuh makna kita HARUS menguasai bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia). Keterampilan berbahasa menjadi landasan yang kokoh bagi kita untuk dapat menulis puisi.

Tekanan Suara Meninggi Saat Membacakan Puisi Ditandai Dengan Tanda

Tidak seperti bahasa lisan, tulisan membutuhkan tanda baca untuk menyampaikan perasaan, pesan, dan emosi penulis kepada audiens. Tanda baca adalah simbol yang menunjukkan struktur dan susunan tulisan, serta intonasi bacaan lisan. Khususnya dalam puisi, meskipun tidak dibacakan secara lisan, tanda baca berperan penting dalam menunjukkan intonasi/ekspresi dan emosi yang melekat.

Kajian Bahasa Indonesia Sd

Sedangkan titik-titik (…………) dapat diartikan sebagai “waktu hening/refleksi”, tidak ada kata – perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, tanda penundaan waktu atau emosi yang cair. Tergantung lokasi. Analisislah emosi dalam bait di atas dengan:

Koma digunakan untuk memisahkan sesuatu, sebagai jeda sementara dalam membaca, serta untuk menggabungkan dua kalimat (terkadang digunakan sebagai pengganti kata ganti). Perbedaan penempatan koma dapat diartikan sebagai perbedaan fokus puisi. Misalnya, bandingkan

Tanda tanya mengakhiri kalimat tanya. Ini juga menekankan unsur pertanyaan dalam kalimat tanpa kata tanya. Perasaan ragu-ragu, heran, terkejut, dll.

Tag ini digunakan sebelum deskripsi suatu barang. Dalam puisi, kalimat di balik tanda ini seperti menjelaskan kata sebelumnya

Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membaca Puisi Antara Lain

Dalam bahasa tertulis, fungsi utama huruf kapital adalah untuk memulai kalimat. Sehingga penggunaan huruf kapital pada awal baris puisi mengisyaratkan bahwa kalimat tersebut “penting”, “berdiri sendiri” atau terpisah dari kalimat di atasnya, bandingkan pembacaan bait di atas seperti tertulis:

BACA JUGA  Allah Swt Akan Mengubah Nasib Seseorang Apabila Dia Mau

Jeda untuk membuat ketukan / : jeda untuk satu ketukan, untuk menunjukkan satuan arti dari sebuah frase // : jeda untuk dua ketukan, untuk menunjukkan satuan arti dari sebuah kalimat /// : jeda sedikit atau tiga ketukan, untuk menunjukkan sebuah satuan paragraf Fonetik ᴧ : bunyi sangat pelan seperti bisikan ᴧᴧ : bunyi pelan ᴧᴧᴧ : bunyi sangat keras seperti teriakan V : Penekanan kata sangat singkat VV : Penekanan kata pendek VVV : Penekanan kata agak panjang

Beberapa jenis bentuk dan gaya membaca puisi di atas, penulis lebih mengacu pada bentuk dan gaya membaca puisi saat membaca puisi. Hal ini lebih mudah dilakukan dan dipahami siswa ketika membaca puisi di sekolah. 2.8 Lambang-lambang dalam membaca puisi Sebelum membaca puisi, sebaiknya pembaca memberikan simbol-simbol ritmis dalam teks puisi tersebut. Ini membantu pembaca untuk membaca teks puisi itu dengan indah. Selain itu, pembaca juga lebih mudah memainkan nada-nada puisi tersebut. Indikasi untuk membaca puisi, yaitu sebagai berikut. …….. Melayani secara normal. Jeda untuk bernapas, biasanya dalam koma atau di tengah baris. Jeda panjang, biasanya tanda koma di akhir baris yang berhubungan erat dengan baris berikutnya. Jeda yang sangat lama biasanya pada baris terakhir atau di akhir Suara yang sangat rendah seperti bisikan Suara yang sangat rendah Suara yang sangat keras seperti teriakan. Sumardjo, 1983: 81. Selain itu ada juga yang menjelaskan bahwa simbol dapat digunakan untuk membaca puisi dengan menandai tekanan, intonasi dan jeda dalam membaca puisi. Isyarat untuk memberi tekanan, konsonan dan jeda, yaitu sebagai berikut. [‘] Artinya memberi tekanan yang keras [.] Artinya memberi tekanan sedang [`] Artinya memberi tekanan lemah Artinya memberi intonasi jatuh datar Artinya memberi intonasi naik datar Artinya memberikan nada meninggi datar [ ] Artinya memberi jeda panjang di awal dan akhir kata dalam suatu kalimat [ ] Artinya memberi jeda antar kata [+] Berarti memberi jeda antar suku kata, Muslich, 2000 : 63. Berdasarkan dua pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Sumardjo 1983: 81. Penulis berpendapat bahwa tanda – tanda ini dapat digunakan untuk menyalin data yang terekam tentang siswa yang telah membaca puisi tersebut. 2.10 Kriteria membaca puisi Para ahli menjelaskan kriteria membaca puisi. Berikut penjelasan ahli tentang faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi siswa, antara lain 1 ketepatan pengucapan, 2 tekanan, 3 intonasi, 4 jeda, dan 5 ekspresi. 1. Ketepatan pengucapan Mengenai kriteria penilaian membaca puisi untuk aspek ketepatan pengucapan. Siswa harus dapat memberikan pengucapan yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar para pendengar dapat memperoleh isi dan makna dari puisi yang dibacakan. Pelafalan dapat dikatakan akurat jika pengucapan ucapan tersebut terdengar dalam teks puisi jika tidak ada aksen daerah dalam pengucapan kata tersebut. Misalnya, membaca puisi dengan logat Jawa, Bali, dan Lampang. Hal seperti ini merusak nilai estetika membaca puisi. Membaca puisi harus dapat mengucapkan atau melafalkan bunyi ujaran yang baik yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa logat daerah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator penilaiannya terletak pada ketepatan pengucapan, yaitu siswa dapat membaca puisi dengan suara yang jelas tanpa aksen daerah untuk setiap kata yang diucapkan dalam teks puisi, misalnya [i] dari [i] +ni] ‘ini’ [ka+li] ‘waktu’ [tidak+tidak] ‘tidak’ tidak ada [mencari+mencari] ‘mencari’ [cinta+ta] ‘cinta’, siswa dapat berbunyi mengucapkan kata-kata dengan jelas dan tepat misalnya d [tia+da ] ‘tidak’], dan siswa juga dapat mengucapkan kata-kata puisi secara tepat dan jelas, misalnya [p] di [sisir semenanjung, tidak ada harapan], [b ] dalam [meniup kepercayaan ingin bertahan], [m] dalam [merujuk pada hari berlari dan berenang yang menyedihkan dan melayang], dan [w] dalam [O, sistem warna kekuatan ruang angkasa]. Siswa dapat membuat ketiga tanda tersebut dengan sangat tepat sehingga dapat memperoleh skor 5. Selain itu, dapat dikatakan kurang tepat jika mengalami pengucapan kata-kata dalam teks puisi, seperti interupsi pada bunyi vokal dalam pengucapan kata-kata teks puisi itu. teks puisi, misalnya [tidak jelas pengucapan kata-kata dalam teks puisi sesuai dengan bunyinya] atau diucapkan dengan logat daerah misalnya logat Jawa, siswa tidak dapat membunyikan kata-kata dalam teks puisi tersebut. puisi dengan jelas dan tepat misalnya [r ] menjadi [l] ‘ber-la[r]i’ menjadi ‘bela[l]i’. Siswa tidak dapat mengucapkan kata-kata puisi secara tepat dan jelas, misalnya [O, [j]amanedan ] menjadi [O, [z]amanedan ]. Siswa melakukan tiga kesalahan pada rambu-rambu tersebut, maka mereka mendapat skor 1. Tepat dalam mengevaluasi ketepatan pengucapan, yaitu. Siswa membaca puisi dengan vokal, bunyi kata dan bunyi kata dalam puisi dengan sangat akurat dan jelas tanpa penekanan pada wilayah Untuk setiap bait, siswa mendapat kelas 5. Siswa membaca puisi dengan lagu, melafalkan kata dan melafalkan kata dari puisi secara akurat dan jelas tanpa penekanan kedaerahan pada setiap bait. Namun terdapat kesalahan pada rentang 1-25 pada empat klausa, sehingga siswa mendapatkan skor 4. Siswa membaca puisi dengan huruf vokal, kata keras dan pengucapan kata kata puisi yang tepat dan jelas tanpa penekanan daerah pada setiap ayat. . Namun terdapat 26-50 kesalahan dalam empat klausa, sehingga siswa mendapat nilai 3. Siswa membaca puisi dengan menggunakan bunyi, kata keras, dan kata demi kata dalam puisi yang kurang tepat dan jelas kurang penekanan daerah pada setiap bait. . Namun, terdapat kesalahan pada rentang 51-75 dari keempat klausa tersebut, sehingga siswa mendapat nilai 2. Siswa membaca puisi dengan huruf vokal, kata slang, dan penyajian kata puisi tidak tepat dan jelas tanpa aksen kedaerahan dalam setiap bait. Namun terdapat 76-100 kesalahan dalam empat klausa, sehingga siswa mendapatkan 1. 2. Tekanan. sangat teliti dalam setiap bait, ia akan mendapat skor 5. Namun, jika siswa tidak dapat membaca puisi yang berhubungan dengan tekanan keras, panjang, pendek, tinggi dan rendah. Pengucapan teks puisi tidak akurat di setiap bait. Namun, terdapat satu kesalahan pada 36 dari tiga klausa tersebut, mendapatkan skor 1. Berikut adalah contoh perubahan tekanan dalam teks puisi; Sebagai contoh [‘] …. Oh, kali gila Oh, malam gelap pikiran manusia Contoh [.] … Yang harus kita tegakkan adalah hukum keadilan. Hukum keadilan adalah bintang penuntun badai. Misalnya [`] … Buku hukum ada di selokan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ukuran penilaian tekanan, yaitu. Siswa yang membaca puisi dengan tekanan berkaitan dengan kekuatan, panjang dan singkatnya, nada suara dalam pengucapan teks puisi secara harfiah sangat baik di setiap bait, mereka mendapat nilai 5. Membaca dengan mempelajari puisi menggunakan tekanan yang berhubungan dengan kenyaringan, panjang dan pendek, nada untuk melafalkan teks puisi dengan benar. dalam setiap bait. Namun terdapat kesalahan antara 1-25 pada ketiga klausa, sehingga diperoleh skor 4. Siswa membaca puisi dengan tekanan terkait volume dan kelembutan, panjang-pendek, panjang-rendah pengucapan teks puisi secara akurat dalam setiap bait. Namun, kesalahannya adalah 26-50 dari

BACA JUGA  Produk Yang Ditawarkan Dalam Reklame Berupa

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment