Terdapat Dua Dinasti Dalam Kerajaan Mataram Kuno Yaitu

administrator

0 Comment

Link

Terdapat Dua Dinasti Dalam Kerajaan Mataram Kuno Yaitu – Kerajaan kuno Mataram berdiri pada abad ke-8 hingga ke-11 Masehi dan dikenal dengan nama Bhumi Mataram. Mataram yang bercorak Hindu-Buddha ini diperintah oleh dua dinasti yang berbeda, yaitu Dinasti Salendra dan Dinasti Sanjaya.

Ibu kota kuno Mataram adalah Medang atau Medang Kumulan sampai tahun 925 Masehi. Berpusat di Lembah Sungai Progo, yang meliputi dataran tinggi Magalang, Mantilan, Sulaiman, dan Yogyakarta.

Terdapat Dua Dinasti Dalam Kerajaan Mataram Kuno Yaitu

Daerah ini sangat subur karena berada di antara Gunung Sindoro, Tangkoban Pirahu, Sambang Merapi, Mirbabu, Gunung Lao dan Gunung Siew. Raja pertama kerajaan Mataram kuno adalah Raja Sanjaya yang dikenal sebagai raja yang agung, pemberani, dan bijaksana.

Epigraphy Corner: Dua Dinasti Di Kerajaan MatarĀm Kuna: Tinjauan Prasasti Kalasan

Sebagai kerajaan besar, Kerajaan Mataram Kuno memiliki banyak monumen sejarah, salah satunya adalah Prasasti Kangal yang dibuat pada tahun 654 Saka atau 732 M. Prasasti ini dibuat sebagai peninggalan Dinasti Sanjaya.

Materinya menceritakan tentang Raja Sanjaya yang memerintahkan pembangunan Shiva Lingga di Bukit Kanjarkanja. Dikisahkan pula bahwa Javadevipa (Pulau Jawa) yang kaya akan hasil bumi diperintah oleh Raja Sinha dan putranya Raja Sanjaya. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan kerajaan Mataram kuno meluas sampai ke Bali.

Setelah Sanjaya, Mataram diperintah oleh orang Penangkaran. Prasasti Baltang mengungkapkan bahwa Penangkaran bergelar Sayilandra Sri Maharaja Deh Pankapan Raka I Penangkaran. Hal ini menunjukkan Penangkaran berasal dari keluarga Selindra dan Sanjaya.

Sepeninggal Penangkaran, mataram kuno terpecah menjadi dua bagian, mataram hindu dan mataram budha. Wilayah Mataram-Hindu tersebar di Jawa Tengah Utara yang diperintah oleh Dinasti Sanjaya dengan raja-rajanya seperti Penanggalan, Warak, Garong dan Paktan. Sedangkan wilayah Mataram-Buddha yang meliputi wilayah selatan Jawa Tengah diperintah oleh Dinasti Selindra dengan rajanya Indra.

Kerajaan Kerajaan Maritim Di Indonesia (hindu Budha)

Perpisahan itu tidak berlangsung lama, pada tahun 820 Wangsa mengadakan perkawinan politik dengan Rakai Paktan Sanjaya, Pramodha Vardhani dari Dinasti Salindra. Melalui pernikahan ini, Mataram dapat dipersatukan kembali.

Pada masa Pikatan-Promodhawardhani wilayah Mataram berkembang luas meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Aliansi juga berhasil mendirikan Plassan Temple.

Pernikahan Pikatan-Pramodhavarhani mungkin merupakan ratu pertama yang melakukan pernikahan beda agama. Persatuan kedua keluarga tersebut juga berdampak positif bagi toleransi antara umat Hindu dan Budha di wilayah Mataram Kuno.

Buddhisme sebenarnya cukup dominan pada dekade awal abad ke-7. Buktinya candi Borobudur. Kompleks candi ini dibangun pada masa Samaratunga. Namun, putrinya, Pramodhavardhani, yang meresmikan Borobudur pada tahun 824 M.

Peninggalan Bersejarah Kerajaan Mataram Kuno

Ketika Pramodha Vardhani berkuasa, rapuhnya toleransi beragama sangat terasa. Pramodha Vardhani mengizinkan suaminya untuk mulai membangun sebuah kuil Hindu di daerah di bawah kendali kerajaannya.

BACA JUGA  Gerakan Yang Ditunjukkan Pada Gambar Disamping Adalah Penguluran

Di sisi lain, Rakai Pikatan tak segan-segan membantu pembangunan vihara Buddha tersebut. Ia juga berkontribusi dalam pembangunan candi Buddha, termasuk salah satunya di kawasan Plasan dekat Prambanan.

Kuil yang didedikasikan untuk agama Buddha di Plasan dibangun oleh umat Buddha dan Hindu. Situasi ini menunjukkan betapa bersatu dan damainya para penganut dua agama yang berbeda pada masa itu di bawah naungan Pramodhavardhani, raja Mataram kuno.

Saat itu, Rakai Pakatan juga membangun Kompleks Candi Prambanan, kompleks candi Hindu terbesar di Pulau Jawa. Banyak orang membandingkan pembangunan kompleks ini dengan kemegahan Candi Borobudur yang menjadi bukti kejayaan agama Buddha.

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Setelah kematian pasangan itu, dinasti Sanjaya kembali memerintah, tetapi karena banyak pemberontakan, tidak pernah menjadi kerajaan besar. Hingga akhirnya, setelah masa pemerintahan Rakai Bawa (924-929 M), keturunan Rakai Pikatan, kerajaan Medang diperintah oleh putranya, Mapu Sinduk.

Ia kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur akibat hancurnya Gunung Merapi. Mpu Sindok kemudian mendirikan dinasti Asiana, sehingga menutup sejarah dinasti Sanjaya. Dari sinilah lahir kerajaan-kerajaan besar Jawa, antara lain Majapahit hingga Mataram Islam.

Silakan laporkan penyalahgunaan yang melanggar aturan atau praktik penulisan GNFI. Kami terus bekerja untuk memastikan konten GNFI bersih yang seharusnya tidak ada di sini. Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah sebagai inti dari apa yang sering disebut Tanah Mataram. Kawasan ini dikelilingi pegunungan dan perbukitan, seperti Gunung Tungkoban Pirahu, Gunung Sindoro, Gunung Simbang, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lao dan Gunung Siew. Daerah ini juga dialiri oleh beberapa sungai seperti Sungai Bogunto, Sungai Progo, Sungai Ilo dan Sungai Bengwan Solo. Itu sebabnya daerah ini sangat subur.

Kerajaan Mataram Kuno atau sering disebut Kerajaan Medang merupakan kerajaan agraris. Tercatat ada 3 dinasti yang pernah menguasai kerajaan Mataram kuno, yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Selindar dan Dinasti Esana. Dinasti Sanjaya beragama Hindu Syawa, sedangkan Dinasti Silendra beragama Budha, Dinasti Esana adalah dinasti baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.

Kerajaan Mataram Kuno (medang)

Raja pertama kerajaan Mataram kuno adalah Sanjaya, juga pendiri dinasti Sanjaya, yang memeluk agama Hindu. Setelah kematiannya, Sanjaya digantikan oleh Rakhi Penangkaran, yang kemudian masuk agama Buddha Mahayana. Setelah itu, Dinasti Salindar berkuasa. Pada saat itu agama Hindu dan Budha berkembang bersama di kerajaan Mataram kuno. Yang menganut agama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian utara dan yang menganut agama Buddha tinggal di Jawa Tengah bagian selatan.

Wangsa Sanjaya, putra Raja Samaratunga, menikah dengan Pramudavardhani, seorang Rakai Pikatan yang masuk agama Hindu, kemudian kembali memerintah. Pernikahan tersebut menjadikan Rakai raja Pikatan dan memulai kembali dinasti Sanjaya. Rakai Piketan pun berhasil menyingkirkan Balputradeva, salah satu anggota keluarga Seelander yang merupakan kerabat Pramudavardhani. Balapatradeva kemudian melarikan diri ke kerajaan Srivajaya yang kemudian menjadi raja di sana.

BACA JUGA  1 Liter Berapa Kg

Dinasti Sanjaya berakhir pada masa pemerintahan Raki Samba Deh Vava. Akhir dari rezim Simba Deh Wawa masih dalam pembahasan. Salah satu teori menyebutkan bahwa saat itu terjadi bencana alam yang menghancurkan pusat Kerajaan Mataram. Mpu Sindok pun muncul menggantikan Raki Simba Deh Wawa sebagai raja dan memindahkan pusat kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur dan membentuk dinasti baru bernama Wangsa Esana.

Pusat kuno Kerajaan Mataram diyakini terletak di wilayah Mataram (dekat Yogyakarta saat ini). Kemudian dipindahkan ke Mamrati (wilayah Kedu) pada masa pemerintahan Rakai Pakita. Belakangan, pada masa pemerintahan Deh Baltang, mereka kembali pergi ke Poh Peto (masih dekat Kedu). Kemudian pada masa pemerintahan Daya Wawa muncul spekulasi bahwa ia akan kembali ke wilayah Mataram. Mpu Sindok kemudian memindahkan Keraton Medang ke tempat yang sekarang menjadi Jawa Timur.

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno: Masa Kejayaan, Raja Raja Dan Peninggalannya

Dalam daftar di atas, hanya gelar Sanjaya yang digunakan sebagai Ratu, sedangkan raja-raja sesudahnya menggunakan gelar Sri Maharaja.

Ada dua sumber utama yang menunjukkan berdirinya kerajaan Mataram kuno, yaitu prasasti dan bentuk candi yang dapat kita temukan saat ini. Adapun prasasti, Kerajaan Mataram Kuno banyak meninggalkan prasasti, antara lain:

1. Prasasti Kangal, ditemukan di halaman candi Gunang Vikir di desa Kengal, berangka tahun 732 M. Prasasti Kangal menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, yang mengacu pada penciptaan Lingga (lambang Siwa) di Kunja Kunja dari desa Cerita menceritakan. Sanjaya dan selanjutnya dikisahkan bahwa raja sebelumnya adalah Sinha yang digantikan oleh putra Sinha, Sanjaya (adik perempuan Sana).

2. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan, Yogyakarta, berangka tahun 778 M, ditulis dengan aksara Parangari (India Utara) dan bahasa Sanskerta. Materi tersebut menyatakan bahwa didirikan sebuah bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta didirikan oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Sailendra dan Penangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan kepada Sanga (Buddha).

Kerajaan Mataram Kuno: Kehidupan Masyarakat Dan Penyebab Keruntuhannya

3. Prasasti Mantyasih, Mantyasih Kedu, ditemukan di Jawa Tengah dengan nomor 907M, yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Rakai Watokura Deh Baliting, yaitu Raja Sanjaya, Rakai Penangkaran, Rakai Penanggalan, Rakai Warak, Rakai Garong, Rakai Paktan, Rakai Kiwangi dan Rakai Watwang.

4. Prasasti Kalori No. Tahun 782 M ditemukan di desa Prambanan tertulis dalam aksara Prangari dan isinya dalam bahasa Sanskerta, yang menyebut Akra Manjusari sebagai Raja Indra yang memiliki Sri Sangramadananjaya.

BACA JUGA  Sifat Kerucut Ditunjukkan Oleh Nomor

Selain prasasti, kerajaan Mataram kuno juga meninggalkan banyak bangunan candi yang masih ada sampai sekarang. Candi-candi Kerajaan Medang yang tersisa antara lain Candi Kalasan, Candi Plasan, Candi Prambanan, Candi Sio, Candi Mendut, Candi Pawan, Candi Sambisari, Candi Sri,

Candi Kedolan, Candi Moringan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sujewan, dan tentunya candi terbesar adalah Candi Borobudur.

Sd N Bendo Gunungkidul: Makalah Kerajaan Mataram Kuno Lengkap Pelajaran Sd Smp Sejarah

Akibat budaya dan warisan, kerajaan ini meninggalkan berbagai prasasti dan hasil budaya yang masih ada sampai sekarang:

Sebagai kerajaan terbesar di Indonesia, Mataram banyak meninggalkan artefak sejarah, termasuk prasasti. Dan ini dia:

Prasasti Kangal (disebut juga Prasasti Gunung Wokar atau Prasasti Sanjaya) adalah prasasti berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi yang ditemukan di pelataran Candi Gunung Wokar di Desa Kudalwih, Kecamatan Salim, Meglang, Jawa Tengah. Aksara ini menggunakan aksara Pallava dan bahasa Sansekerta. Prasasti ini merujuk pada penguasa jagad Raja Sanjaya pada tahun 732 Masehi.

Prasasti Kelorak berangka tahun 782 Masehi dan ditemukan di dekat Candi Limbang, Desa Kelorak, sebelah utara Kompleks Permandian Prambanan, Jawa Tengah. Kondisi prasasti Kalorik sangat memprihatinkan sehingga tidak diketahui isinya secara lengkap. Secara umum materinya tentang pembangunan bangunan suci arca Manjusari atas perintah Raja Indra yang disimpan oleh Sri Sangramadananjaya. Menurut para ahli, bangunan ini mengacu pada candi Siwa yang terletak di kompleks permandian Prambanan.

Kejayaan Dan Pertarungan Dua Wangsa Hindu Dan Buddha

Prasasti ini ditemukan di desa Mitseh, Maglang Utara, Jawa Tengah dan memuat daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Baleting. Prasasti ini dibuat sebagai upaya untuk melegitimasi Balting sebagai pewaris tahta yang sah, demikian mengacu pada raja-raja sebelumnya yang memiliki kedaulatan penuh atas wilayah kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa desa Muntiasya telah ditetapkan sebagai desa Pardikan (daerah bebas pajak) oleh Balting. Di Desa Meteseh masih terdapat kawah batu yang dipercaya sebagai tempat upacara pendirian desa yang sama atau perdika.

Selain itu, disebutkan pula keberadaan Gunung Susdra dan Wokkar Sumang (sekarang Gunung Sindoro dan Sumbang). Kata “Mantyasih” sendiri dapat diartikan sebagai “iman pada cinta”.

Prasasti Sujomurtu merupakan artefak peninggalan Dinasti Salindra yang ditemukan di desa Sujumurtu, Kab.

Sejarah kerajaan mataram kuno, lambang kerajaan mataram kuno, kerajaan mataram kuno dinasti sanjaya, wilayah kerajaan mataram kuno, kerajaan mataram kuno dinasti syailendra, foto kerajaan mataram kuno, raja kerajaan mataram kuno, gambar kerajaan mataram kuno, lokasi kerajaan mataram kuno, peta kerajaan mataram kuno, kesimpulan kerajaan mataram kuno, kerajaan mataram kuno

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment