Bab 38: Kebenaran Terungkap

administrator

0 Comment

Link

My Lucky Encounter From The Game Turned Into Reality Chapter 38

Bab 38: Kebenaran Terungkap

Di tengah malam, Kota Seribu Bintang tampak sunyi dan damai. Namun, di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota, sebuah pertemuan yang mengejutkan sedang berlangsung.

Di ruang tamu yang remang-remang, Luo Tianyi sedang duduk di sofa, menatap pria di depannya dengan tatapan rumit. Pria itu adalah Wang Hao, orang yang telah menjadi sahabatnya di dunia game "Lingkaran Dunia" dan kini telah muncul di kehidupan nyata.

"Jadi, kamu benar-benar dari dunia lain," kata Luo Tianyi, masih berusaha mencerna kenyataan yang mengejutkannya.

Wang Hao mengangguk. "Ya," katanya. "Aku berasal dari dunia yang berbeda, tempat di mana permainan "Lingkaran Dunia" adalah kenyataan."

Luo Tianyi terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa sesuatu seperti ini akan terjadi padanya.

"Aku tahu ini mungkin sulit dipercaya," lanjut Wang Hao. "Tapi itu yang sebenarnya. Aku datang ke duniamu karena sebuah alasan."

"Apa alasannya?" tanya Luo Tianyi.

"Aku datang untuk menemukanmu," jawab Wang Hao. "Aku ingin bertemu denganmu di dunia nyata."

Luo Tianyi terkejut. "Kenapa?" tanyanya.

"Karena aku menyukaimu," kata Wang Hao. "Aku sudah menyukaimu sejak kita pertama kali bertemu di ‘Lingkaran Dunia’."

Luo Tianyi terdiam lagi. Dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi pernyataan Wang Hao.

"Aku tahu ini mungkin terdengar aneh," kata Wang Hao. "Tapi itu yang sebenarnya. Aku jatuh cinta padamu."

Luo Tianyi menatap mata Wang Hao. Dia melihat kesungguhan di sana. Dia tidak bisa menyangkal bahwa dia juga memiliki perasaan terhadap Wang Hao. Namun, dia masih ragu.

"Aku tidak tahu," katanya. "Ini semua terlalu tiba-tiba."

"Aku mengerti," kata Wang Hao. "Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku serius. Aku benar-benar menyukaimu."

BACA JUGA  Instagram Mahfud

Luo Tianyi menarik napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa dia harus mengambil keputusan.

"Baiklah," katanya. "Aku akan memberimu kesempatan."

Wang Hao tersenyum. Dia memeluk Luo Tianyi erat-erat.

"Terima kasih," katanya. "Aku tidak akan mengecewakanmu."

Keduanya saling menatap, dan di mata mereka, ada cinta yang mulai tumbuh.

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dan seorang pria masuk. Pria itu adalah Li Haoran, mantan pacar Luo Tianyi.

"Luo Tianyi!" teriak Li Haoran. "Apa yang sedang kamu lakukan?"

Luo Tianyi terkejut melihat Li Haoran. Dia tidak menyangka mantan pacarnya itu akan datang.

"Li Haoran, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Luo Tianyi.

"Aku datang untuk mencarimu," kata Li Haoran. "Aku mendengar bahwa kamu bersama pria lain. Siapa dia?"

Luo Tianyi melirik Wang Hao. Dia tidak tahu harus berkata apa.

"Dia adalah temanku," katanya akhirnya.

"Hanya teman?" tanya Li Haoran dengan nada tidak percaya. "Kalian terlihat sangat dekat. Apakah kalian selingkuh?"

Luo Tianyi menggeleng. "Tidak," katanya. "Kami tidak selingkuh."

"Bohong!" teriak Li Haoran. "Aku melihat kalian berpelukan. Kalian pasti selingkuh!"

Wang Hao melangkah maju. "Hei, jaga ucapanmu!" katanya. "Luo Tianyi tidak selingkuh. Dia tidak bersalah."

Li Haoran menatap Wang Hao dengan marah. "Siapa kamu berani ikut campur dalam urusanku?" tanyanya.

"Aku adalah temannya," kata Wang Hao. "Dan aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya."

Li Haoran tertawa sinis. "Temannya? Sejak kapan?" tanyanya.

"Sejak lama," jawab Wang Hao. "Lebih lama dari yang kamu tahu."

Li Haoran mengerutkan kening. Dia merasa ada sesuatu yang aneh.

"Apa yang kamu sembunyikan?" tanyanya.

Wang Hao tidak menjawab. Dia hanya menatap Li Haoran dengan tatapan dingin.

BACA JUGA  Meme Rugi Dong

Tiba-tiba, Li Haoran menyadari sesuatu. Dia melihat cincin yang dikenakan Wang Hao. Cincin itu sama dengan cincin yang diberikannya kepada Luo Tianyi saat mereka masih berpacaran.

"Cincin itu!" teriak Li Haoran. "Itu cincin yang kuberikan padamu, Luo Tianyi! Bagaimana bisa ada padanya?"

Luo Tianyi terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak ingin menyakiti Li Haoran, tapi dia juga tidak ingin berbohong.

Wang Hao melangkah maju dan memegang tangan Luo Tianyi.

"Cincin ini adalah milikku," katanya. "Aku yang memberikannya padanya."

Li Haoran terkejut. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Kamu berbohong!" teriaknya. "Mustahil kamu yang memberikannya padanya. Kamu baru saja datang ke dunia ini."

"Aku tidak berbohong," kata Wang Hao. "Aku sudah mengenal Luo Tianyi lama sekali. Jauh sebelum kamu datang ke dalam hidupnya."

Li Haoran terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa dunianya runtuh.

"Aku minta maaf," kata Wang Hao. "Aku tidak bermaksud menyakitimu. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu menyakiti Luo Tianyi."

Li Haoran menatap Luo Tianyi dengan tatapan penuh luka.

"Luo Tianyi," katanya. "Apakah ini benar? Apakah kamu sudah bersama pria ini sejak lama?"

Luo Tianyi terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak ingin menyakiti Li Haoran, tapi dia juga tidak ingin berbohong.

"Maafkan aku, Li Haoran," katanya akhirnya. "Aku tidak tahu harus berkata apa."

Li Haoran berbalik dan berjalan keluar dari rumah. Dia tidak ingin mendengar penjelasan Luo Tianyi. Dia merasa hatinya hancur.

Luo Tianyi menatap Li Haoran pergi. Dia merasa bersalah. Dia tidak ingin menyakitinya, tapi dia juga tidak bisa berbohong.

BACA JUGA  Lembaga Resmi Penyelenggara Tes Toefl Itp Di Indonesia

Wang Hao memeluk Luo Tianyi erat-erat.

"Jangan khawatir," katanya. "Aku akan selalu berada di sisimu."

Luo Tianyi mengangguk. Dia tahu bahwa Wang Hao akan selalu ada untuknya.

Namun, dia tidak tahu bahwa masalahnya baru saja dimulai. Masih banyak rintangan yang harus mereka hadapi sebelum mereka bisa bersama dengan bahagia.

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment