Bagaimana Cara Berperang Kerajaan Majapahit Dan Pagaruyung

administrator

0 Comment

Link

Bagaimana Cara Berperang Kerajaan Majapahit Dan Pagaruyung – Terletak di sisi timur Sumatera, terkenal dengan Kerajaan Kota Kapur, kaya akan kearifan sejarah, dan reruntuhannya. Kemudian ada Kerajaan Pagaruyung, salah satu kerajaan Nusantara di Sumatera yang wilayahnya saat ini dikenal dengan Sumatera Barat. Pemerintahan ini dipimpin oleh Adityavarman yang mengukuhkan dirinya sebagai penguasa Malaya dalam sejarahnya. Terdapat beberapa sumber sejarah berupa prasasti yang berbicara tentang keberadaan kerajaan Pagaruyung.

Untuk lebih jelasnya berikut ini kami berikan pembahasan lengkap asal usul Kerajaan Pagaruyung, mulai dari garis keturunan kerajaan, kehidupan masyarakatnya, hingga reruntuhannya. Ayo lihat!

Bagaimana Cara Berperang Kerajaan Majapahit Dan Pagaruyung

Sejarah kerajaan Pagaruyung meliputi beberapa tahapan, dimulai dari berdirinya kerajaan Hindu-Buddha, pengaruh Islam dalam hubungan luar negeri. Untuk lebih jelasnya anda bisa menyimak pembahasan lengkap tentang resource Pagaruyung dibawah ini :

Menjelajah Kemegahan Rumah Gadang Di Padang

Sejarah berdirinya Kerajaan Pagaruyung tidak dijelaskan secara pasti, termasuk tahun pertama kali kerajaan tersebut muncul. Meskipun Adityavarman dianggap sebagai pendiri kerajaan, namun tidak ada prasasti yang menunjukkan bahwa ia mendirikan kerajaan tersebut. Adityavarman memproklamasikan dirinya sebagai raja di Malayapur pada tahun 1347 M menurut naskah arca Amoghapasa.

Pada masa pemerintahannya, Adityawarman Pagaruyung menggeser pusat kekuasaan kerajaan ke pedalaman Minangkabau. Pada awal pemerintahan Adityawarman, ia diminta untuk memutuskan wilayah-wilayah penting di Sumatera. Sepeninggal Adityavarman, kerajaan Majapahit mulai bergerak dengan mengirimkan pasukannya untuk menaklukkan kerajaan Pagaruyung pada tahun 1409.

Ada legenda Minangkabau yang menggambarkan pertempuran sengit antara Majapahit dan Pagaruyung di daerah Padang Sibusuk. Menurut legenda, tentara Jawa berhasil dikalahkan. Jauh sebelum berdirinya kerajaan Pagaruyung, masyarakat Minangkabau sebenarnya mengenal sistem politik konfederasi, suatu bentuk badan permusyawaratan. Pada saat pemerintahan berdiri, suku Minang telah menyebabkan perubahan dalam sistem pemerintahan masyarakat.

Asal usul kerajaan Pagaruyung dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha yang konon muncul pada abad ke-13. Pengaruh tersebut dimulai pada saat ekspedisi Pamalayu dari Kirtanegar. Berdasarkan sumber sejarah, prasasti batu menyebutkan bahwa Anangawarman, putra Adityavarman, melakukan ritual pembelajaran agama Buddha yang disebut Hevajra.

Muasal Kerajaan Minangkabau

Hevajra adalah upacara serah terima Adityawarman kepada putranya yang terkait dengan kronik Tiongkok. Selain Adityawarman, Kublai Khan dari Mongolia dan Raja Kirtanegar dari Singhasari juga dikenal sebagai penganut Buddha yang taat. Padahal, menurut sejarah, kerajaan ini memiliki bawahan yaitu kerajaan Indragiri di pelabuhan.

Bersamaan dengan agama Hindu dan Budha, Islam mempengaruhi kehidupan masyarakat di Kerajaan Pagaruyung, tepatnya pada abad ke-14. Islam mempengaruhi sistem patriarki di masyarakat pedalaman Minangkabau. Namun, berdasarkan catatan Suma Oriental tahun 1513 dan 1515, disebutkan bahwa hanya satu dari tiga raja Minangkabau yang masuk Islam.

BACA JUGA  Bagaimana Sikap Awal Gerakan Bergantung Di Palang Besi

Masuknya agama Islam di kerajaan Pagaruyung dikarenakan adanya beberapa pendatang atau musafir yang singgah dari Aceh dan Malaka. Syekh Burhanuddin Ulakan dikenal sebagai ulama pertama yang menyebarkan Islam di Pagaruyung. Memasuki abad ke-17, Pagaruyung menjadi sultan Islam, dan Sultan Alif Minangkabau menjadi raja Islam pertama dalam tradisi tambu.

Setelah itu, terbentuklah pemerintahan Islam, sehingga banyak peraturan adat yang bertentangan dengan ajaran Islam dicabut. Meski demikian, beberapa tradisi masih dipertahankan dan menimbulkan konflik yang berujung pada perang saudara atau biasa disebut perang imam.

Panduan Tips Pergi Liburan Ke Minangkabau

Pemerintah Pagaruyung harus mengakui kedaulatan Kesultanan Aceh pada awal abad ke-17. Masyarakat Minang di pantai barat memberontak terhadap gubernur Aceh pada tahun 1665. Saat itu penguasa Minangkabau menyebut dirinya Raja Pagaruyung dan VOC meminta untuk menghentikan monopoli Aceh.

Di sinilah kerjasama antara penguasa Minangkabau dan VOC terbentuk. Berkat kerja sama tersebut, Kesultanan Aceh berhasil diusir dari wilayah pesisir Sumatera Barat pada tahun 1666. Perekonomian kerajaan Pagaruyung kembali berkembang karena kemudian wilayahnya menjadi pusat produksi emas di Sumatera.

Belanda dan Inggris lebih tertarik dengan pemerintahan Pagaruung, kemudian ingin menjalin hubungan kerjasama dengan pemerintah. Pada tahun 1684, Thomas Dias, Gubernur Belanda di Malaka, memerintahkan Portugis untuk mengunjungi Pagaruyung. Memasuki tahun 1750, Pagaruyung bermaksud menggulingkan VOC dengan mencoba membujuk pihak Inggris untuk membantunya. Tetapi Inggris mengabaikan permintaan ini.

Tepatnya pada tahun 1781 Inggris berhasil menguasai wilayah Padang setelah berhasil mengusir Belanda. Singkat kata, wilayah Kerajaan Pagaruyung yang sangat kaya akan emas itu sempat berkonflik dengan berbagai negara, antara lain Inggris dan Prancis.

Asal Usul Kesultanan Pagaruyung Di Sumatera

Daerah kekuasaan kerajaan Pagaruyung yang memperoleh pengaruh politik meliputi wilayah tempat kebudayaan Minangkabau hidup, tumbuh dan berkembang. Pernyataan yurisdiksi tersebut sejalan dengan legenda adat bahasa Minang Tambo. Secara spesifik, wilayah hukum Pagaruyung meliputi berbagai wilayah. Secara geografis dan administratif dapat dilihat pada gambar peta lokasi berikut ini:

Menurut The History of Sumatra karya William Marsden (1784), Pagaruyung secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi sebagian besar pulau Sumatra. Negara-negara lain di luar Sumatera mengakui kedaulatan Pagaruyung. Padahal, setidaknya ada 62 negara kecil yang berada di bawah Pagaruyung, tersebar di berbagai negara di Asia Tenggara.

BACA JUGA  Contoh Drama Tentang Toleransi

Hubungan antar kerajaan didasarkan pada garis perempuan, garis laki-laki, kapak Radai dan skala parsial. Raja Raja Pagaruyung adalah monarki yang memiliki pengaruh besar di dunia Melayu. Pengaruh Kerajaan Pagaruyung terhadap orang Melayu sampai ke Semenanjung Melayu.

Kekuasaan pemerintahan Pagaruyung juga mempengaruhi wilayah asing. Beberapa distrik meminta Raja Pagaruyung untuk menyelesaikan konflik internal mereka, Rao menjadi salah satunya. Raja pernah mengirim kerabatnya untuk memerintah di daerah Nanning, Sungai Ujong, dan Rembau. Pada tahun 1773, Raja Pagaruyung mengutus seseorang untuk berkuasa di sembilan negara bagian karena masyarakat setempat gagal memilih pemimpinnya sendiri.

Cerita Rakyat Sumatra Barat

Kanal ini dibangun pada masa pemerintahan Akarendravarman kemudian dilanjutkan dan diselesaikan pada masa pemerintahan keponakannya Adityawarman. Hal ini dijadikan sebagai bukti bahwa kerajaan Pagaruyung bersifat matrilineal dari paman sampai keponakan. Namun ketika Adityavarman turun tahta, putranya Anangavarman diangkat menggantikannya. Pergeseran kekuasaan ini disebut patripaksha, yang dilakukan dari ayah kepada anak laki-laki tertua.

Sistem pemerintahan di kerajaan Pagaruyung terbagi menjadi 3 yaitu raja, menteri dan derek serta pemerintahan daerah. Untuk lebih jelas, berikut adalah gambaran sistem pemerintahan di Kerajaan Pagaruyung:

Pada masa pemerintahan Adityawarman, ia menginginkan sistem pemerintahan yang mirip dengan Kerajaan Majapahit. Namun dalam praktiknya, Adityavarman menyesuaikan peran kekuasaan kerajaan Sriwijaya dan Dharmasraya yang pernah ada di wilayah tersebut. Ibukota kekaisaran langsung diperintah oleh raja, sedangkan wilayah yang lebih kecil diperintah oleh datus lokal. Ada sistem tiga raja di Pagaruyung, artinya tiga raja saling bersinggungan, raja alam di Pagaruyung, raja adat di Buo, dan raja pemujaan di Sampur Kudus.

Mereka ditugaskan sebagai PNS dan masing-masing memiliki bidang tertentu. Mereka juga diperbolehkan memungut pajak sederhana. Tidak hanya itu, pemerintah memiliki aparatur pemerintahan yang disebut Langgam nan Tujuah yang membuat roda pemerintahan berjalan lebih efisien. Berikut adalah daftar langum nan tujua di Kerajaan Pagaruyung:

Apa Faktor Utama Majapahit Menjadi Kerajaan Besar Agraris Dan Perdagangan?

Berdasarkan sumber sejarah, Pagaruyung menghadirkan lebih dari 500 kota sebagai daerah pemerintahan otonom. Masing-masing kota tersebut merupakan basis pemerintahan dan memiliki kekuasaan yang luas dalam pemerintahan. Mereka memiliki kekuatan dan pengadilan tradisional mereka sendiri, beberapa di antaranya membentuk federasi.

Daerah pusat Kerajaan Pagaruyung dikenal dengan nama Derek yang memiliki tiga Luhak yaitu Luhak Limopulua, Luhak Agam dan Luhak Tanah Data. Setiap suku dikepalai oleh seorang Pengulu yang tinggal di kota. Pemerintah membuat keputusan berdasarkan kesepakatan antara Pengulu di balai adat selama musyawarah.

BACA JUGA  Senyawa Krom Yang Bertindak Sebagai Reduktor Terdapat Pada Reaksi

Daerah ini dikuasai langsung oleh Raja Pagaruyung, sehingga raja diperbolehkan membuat peraturan dan memungut pajak dari daerah ini. Kawasan tersebut menjadi kawasan perdagangan, tempat mencari nafkah dan pintu gerbang Minangkabau.

Sultan Arifin Muningsyah menjadi raja terakhir yang memerintah Pagaruyung akibat Perang Padri yang meruntuhkan kerajaan dan memaksa raja mengungsi ke daerah lain.

Pemandu Wisata Unj: T3_gianniridiaputeri_sumaterabarat

Mari kita bahas kehidupan Kerajaan Pagaruyung mulai dari bidang sosial, budaya, pemerintahan dan ekonomi sebagai berikut:

Kehidupan sosial budaya masyarakat Pagaruyung tergambar melalui sumber sejarah yang disebut Prasasti Bandar Bapahat. Prasasti tersebut menampilkan aksara Sumatera kuno yang mirip dengan aksara Jawa. Kehidupan masyarakat di sana digambarkan bercirikan jelajah dan persaingan. Masuknya budaya modern tidak menggoyahkan kepercayaan suku Minongkabau di Kerajaan Pagaruyung untuk melestarikan tradisi nenek moyang mereka.

Pada awal pemerintahannya, Adityawarman sebagai raja yang memerintah Pagaruyung berencana menggunakan sistem yang digunakan di kerajaan Majapahit. Akhirnya, Mamun Adityawarman menyukai sistem pemerintahan yang dipimpin oleh negara bagian Sriwijaya dan Dharmasraya. Mengenai sistem pewarisan, Pagaruyung menganut sistem matriarkal. Namun setelah Adityavarman mengambil alih, patriarki mengambil alih sistem suksesi kekuasaan.

Dari kehidupan ekonomi kerajaan Pagaruyung, pemerintahan ini menitikberatkan pada produksi emas dan lada. Selain itu, letak geografis kerajaan yang berada di dekat Sungai Batanghari menjadikan wilayah tersebut sebagai kota perdagangan lada yang sering dikunjungi para pedagang. Pemerintah Pagaruyung meraup keuntungan melimpah dari kegiatan bisnis untuk mengembangkan perekonomian rakyat.

Perang Padri: Faktor Penyebab, Dampak, Dan Profil Tuanku Imam Bonjol

Pada masa pemerintahan Raja Adityavarman, Pagaruyung berhasil memindahkan pusat pemerintahan ke daerah yang lebih strategis untuk meningkatkan perekonomian. Raja yang memindahkan pemerintahan dari Dharamshra ke Sarausa. Pemindahan pusat pemerintahan membuka peluang untuk meningkatkan perdagangan lada dan emas di Tanah Datar. Hal inilah yang menyebabkan Raja Adityawarman tidak berhubungan dengan kerajaan Majapahit karena ia mampu menguasai perdagangan lada dan memperluas wilayah Pagaruyung.

Kerajaan Pagaruyung mencapai puncaknya di bawah raja-raja Adityawarman dan Anangavarman. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya kehidupan sosial dan berkembangnya pertanian. Pada masa pemerintahan raja-raja, Sumatera Barat merupakan pusat perdagangan emas terbesar di Nusantara.

Sebuah bukti atas apa yang selalu dicapai oleh pemerintah ini

Silsilah kerajaan pagaruyung, sejarah kerajaan majapahit, keturunan kerajaan majapahit, runtuh nya kerajaan majapahit, silsilah kerajaan majapahit, silsilah keluarga kerajaan majapahit, sistem politik kerajaan majapahit, dongeng kerajaan majapahit, kerajaan pagaruyung, sejarah kerajaan pagaruyung, kerajaan majapahit, sejarah lengkap kerajaan majapahit

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment