Edukasinewss – Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan hepatitis B akut yang belum diketahui penyebabnya sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Hepatitis akut yang penyebabnya masih belum diketahui, memiliki gejala sebagai berikut: perubahan warna urin (gelap) dan/atau tinja (pucat), kuning, gatal, nyeri atau nyeri sendi, demam tinggi, mual, muntah, atau Sakit perut dan lesu. dan/atau anoreksia, diare, kejang dan ditandai dengan serum aspartat transaminase (AST)/SGOT atau alanine transaminase (ALT)/SGPT lebih besar dari 500 unit/L.
Sedangkan virus hepatitis A, B, C, D dan E tidak ditemukan pada pemeriksaan laboratorium.
Namun, dalam beberapa kasus telah ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau adenovirus. Oleh karena itu, penyelidikan lebih lanjut dari patogen (biologis atau kimia) diperlukan.
Untuk itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyatakan bahwa semua dokter anak dan dokter anak residen juga memantau apakah pasiennya mengalami gejala di atas.
IDAI juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan berhati-hati.
Cegah juga infeksi dengan mencuci tangan, minum air matang bersih, makan makanan yang benar-benar bersih dan dimasak, membuang tinja dan/atau popok sekali pakai di tempat, menggunakan peralatan makan terpisah, memakai masker dan menjaga jarak.
“Deteksi dini, jika menemukan anak dengan gejala seperti sakit kuning, mual/muntah, diare, sakit perut, gangguan kesadaran/kejang, lesu, dan demam tinggi, hubungi fasilitas kesehatan terdekat,” kata Dokter Piprem dalam keterangannya. Rabu (4 Mei 2022).
Sementara itu, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Indonesia sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memasukkan riwayat paparan yang lebih rinci dan tes virus/mikrobiologi tambahan.
IDI dan IDAI mendukung penuh upaya pemerintah dan akan segera berkoordinasi dengan ahli medis terkait untuk mengusut tuntas kasus dugaan hepatitis idiopatik akut.
Leave a Comment