Jelaskan Alasan Sunan Muria Mengajarkan Masyarakat Menjaga Alam

administrator

0 Comment

Link

Jelaskan Alasan Sunan Muria Mengajarkan Masyarakat Menjaga Alam – Gunung Muria merupakan gunung yang terletak di Kabupaten Kudus dan berbatasan dengan 2 kabupaten di wilayah utara Jawa Tengah yaitu Kabupaten Jepara di sisi barat laut dan Kabupaten Pati di sisi timur.

Gunung Muria lebih dikenal sebagai gunung wisata religi bagi umat muslim yang berziarah kubur karena terdapat makam Sunan Muria yang merupakan salah satu Walisongo di Indonesia, gunung ini terletak di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Jelaskan Alasan Sunan Muria Mengajarkan Masyarakat Menjaga Alam

Penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa mampu berkembang pesat berkat Sunan Muria. Ia menyebarkan Islam dengan pusat dakwah di Gunung Muria di Jawa Tengah. Dalam menyebarkan agama Islam tentunya tidak dapat dilakukan pada saat itu. Proses sosialisasi harus dapat menyentuh hati masyarakat, sehingga siap menerima ajaran Islam dengan baik. Salah satu cara asyik dan menghibur yang digunakan Sunan Muria untuk berdakwah adalah lagu-lagu Sinom dan Kinanti.

Wali Songo Yang Menyebarkan Islam Dengan Wayang Kulit

Sunan Muria dikenal sebagai sosok yang mudah didekati masyarakat seperti nelayan, pedagang dan juga masyarakat biasa. Jika mengikuti karakter masyarakat kuno, maka akan lebih sulit mendapatkan akses ke pejabat tinggi selain Islam saat itu. Orang-orang di posisi tinggi saat itu merasa lebih kuat dan ketinggalan zaman.

Itulah sebabnya sebagian besar pemuka agama Islam pada zaman dahulu, khususnya Valisonga, berusaha menyebarkan Islam melalui nelayan, pedagang, dan rakyat jelata. Sunan Muria memiliki ibu bernama Devi Saroh yang merupakan putri Syekh Maulana Ishaq.

Syekh Maulana Ishaq adalah seorang imam terkenal pada masa itu di Samudra Pasai di Aceh. Berdasarkan silsilah dapat disimpulkan bahwa Sunan Muria masih merupakan cucu dari Sunan Giri. Nama asli Sunan Muria adalah Raden Pravoto. Namun, ia juga kerap dipanggil dengan beberapa nama lain, seperti Raden Umar Saeed dan Raden Umar Shahid.

Ketika Raden Umar Said telah dewasa, ia menikah dengan Devi Sujina, putri Sunan Ngudung. Ayah Devi Sujina adalah salah satu putra Sultan Mesir yang merantau ke Pulau Jawa. Sunan Ngudung mempunyai putra yang juga anggota valisanga yaitu Sunan Kudus.

Apa Ajaran Sunan Muria Yang Berkaitan Dengan Alam

Pernikahan Sunan Muria dengan Devi Sujina dikaruniai seorang putra bernama Pangen Santri atau sering dipanggil Sunan Ngadilangu. Selain Devi Sujinah, Sunan Muria menikah lagi dengan Devi Roroyno, saat itu Devi Roroyno dikenal sebagai gadis yang sangat cantik, namun kecantikannya menyebabkan banyak pertumpahan darah.

BACA JUGA  Apa Properti Tari Baksa Kembang

Akhirnya Sunan Muria berhasil menikahi Devi Roroyono setelah membuktikan kesaktiannya. Devi Roroyono adalah putri Sunan Ngerang yang dikenal sebagai pendeta Juwana yang sakti. Sunan Ngerang adalah guru dari Sunan Muria dan Sunan Qudus.

Setelah dewasa, Sunan Muria memutuskan untuk berdakwah dan menggunakan banyak cara yang juga digunakan ayahnya, Sunan Kaliaga dalam berdakwah. Untuk berdakwah, ia memutuskan untuk pergi ke tempat yang jauh dan jauh dari hiruk pikuk kota. Tempat tinggalnya saat itu berada di puncak Gunung Muria, tepatnya di Desa Cholo.

Berkat tempat dakwah inilah akhirnya Raden Umar Saeed mendapat julukan Sunan Muria. Di Gunung Muria, ia tidak hanya mengajarkan ilmu agama Islam, tetapi juga keterampilan bercocok tanam, menangkap ikan, dan berbisnis. Oleh karena itu Sunan Muria sangat mudah mendekati nelayan, petani dan pedagang.

Sunan Muria Berdakwah Dengan Pengembangan Seni

Selain Gunung Muria, ia memutuskan berdakwah di beberapa tempat lain seperti Tayu, Qudus dan juga Juwana. Saat itu belum ada alat transportasi mobil atau motor seperti saat ini. Maka, Sunan Muria, keluarga serta santrinya harus menempuh jarak yang sangat jauh dan juga jauh bolak-balik. Karena itulah Sunan Muria, keluarga dan murid-muridnya dikenal sebagai orang yang memiliki fisik yang kuat. Yang perlu diketahui dan dipelajari oleh Sunan Muria adalah tentang cara bertakwanya dalam menyebarkan Islam.

Banyak sekali metode dakwah yang digunakan Sunan Muria untuk menyebarkan agama Islam. Beberapa metode tersebut adalah Topo Ngeli, Akulturasi Budaya, Gamelan dan Wayang dan Kidung Jawa.

Salah satu metode dakwah yang pertama kali disampaikan ke desa terpencil adalah Topo Ngeli. Topo ini harus dipadukan dengan berbagai aktivitas yang ada di masyarakat. Berkat metode ini, beliau semakin mudah menyampaikan pesan-pesan penting ajaran Islam dan mengajak masyarakat untuk selalu berperilaku baik.

Dakwah diimplementasikan melalui dakwah Bil hikmah atau kebijakan pengajaran dan perilaku sukarela. Mendorong masyarakat setempat untuk mendengarkan Islam dan menerima Islam adalah dengan menggunakan metode akulturasi budaya. Ia tidak melarang semua adat yang dilakukan oleh masyarakat.

Sunan Muria Dalam Berdakwah Melalui Seni Dan Budaya Oleh Karena Itu Ia Mempertahankan

Adat yang boleh dilanjutkan adalah peringatan kematian anggota keluarga setiap tiga hari atau hari-hari tertentu. Biasanya itu adalah peringatan kematian sampai seribu hari. Jika Anda tahu, sebagian besar adat istiadat tersebut masih dipraktikkan oleh umat Islam hingga saat ini dan masyarakat lainnya.

Namun adat yang berubah adalah biasanya mereka akan membakar kemenyan selama prosesi adat 3 sampai 1000 hari dan ini diganti dengan doa dan doa untuk makam. Metode akulturasi budaya ini lebih mudah diterima oleh masyarakat di sana ketika ajaran Islam pertama kali disebarkan.

BACA JUGA  Jarak Tendangan Penalti Pada Permainan Sepak Bola

Merupakan kebiasaan bagi penduduk desa untuk saling menjaga. Hal ini menjadikan Sunan Muria memiliki kepribadian yang juga lebih peka dan toleran terhadap berbagai jenis permasalahan. Bukan hal yang aneh jika muncul permasalahan yang sangat pelik di masyarakat. Hal inilah yang mendorong Sunan Muria terpanggil untuk membantu dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

Setelah sukses sebagai penengah dalam berbagai persoalan, hal ini membuat Suna Muria disegani di kalangan kerajaan, tidak hanya di mimbarnya.

Saat Para Wali (mewanti Wanti)

Metode dakwah lain yang juga populer adalah penggunaan alat musik tradisional dan gamelan wayang. Kedua kesenian tersebut mampu membuat Sunan Muria menyampaikan dakwah dengan cara yang menyenangkan dan menghibur banyak orang. Penyampaian ini juga dinilai lebih efektif untuk mengajak warga mendengarkan ceramah.

Beberapa lakon dalam wayang juga mengalami perubahan karakter, sehingga dapat membawa pesan-pesan Islami yang berbeda. Beberapa tokoh yang mengalami perubahan watak adalah Deva Ruchi, Petruk, Amajlia Kalimasada, Mustakaveni, Semar dan masih banyak lagi lainnya.

Sunan Muria mencatat bahwa dakwah dengan melestarikan budaya lokal akan memudahkan pengajaran dakwah itu sendiri. Akhirnya Sunan Muria memutuskan untuk menciptakan beberapa tembang Jawa yang berisi ajaran Islam. Lagunya yang paling terkenal saat itu adalah Matzapat.

Beberapa tembang Sunan Muria lainnya yang juga terkenal hingga saat ini adalah tembang Sinom dan Kinanti. Lagu ini menggunakan kata-kata puitis yang mengandung ajaran Islam yang mudah diingat dan didengarkan. Orang-orang sangat menyukai lagu-lagu yang dia ciptakan saat itu.

Buku Siswa Pai Kelas 4 Revisi 2017

Syair memungkinkan orang untuk mengingat ajaran Islam yang pada akhirnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa lagunya masih dikenang sampai sekarang.

Pada zaman dahulu, semua Sunni di Walisongo disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas rakyat jelata. Sama halnya dengan Sunan Muria yang dikenal sebagai orang yang sakti atas izin Allah Subhanahu wa Taala. Berdasarkan beberapa riwayatnya diketahui bahwa kesaktian Sunan Muria berasal dari perlindungan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Taala. Keistimewaan dan karomah yang dimiliki oleh Sunan Muria tidak hanya berupa jurus merubah kesaktian orang yang tidak baik.

Keistimewaan lain yang didapat masyarakat Muria dan beliau mengajarkan masyarakat Muria untuk berdoa memohon hujan ketika daerahnya dilanda kekeringan. Dalam Islam sendiri itu ada dan doanya disebut istika.

Sunan Muria pun menitipkan air gentong yang bisa menyembuhkan penyakit dan membuat siapa saja yang meminumnya menjadi berakal. Tentu saja, itu dilakukan atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala dan orang yang meminumnya mengharapkan kecerdasan dan kesembuhan hanya pada Allah Subhanahu wa Ta’ala bukan pada tong.

BACA JUGA  Zat Tunggal Tidak Dapat Diuraikan Lagi Karena Tersusun Dari

Yang Sering Dijadikan Sebagai Penengah Dalam Konflik Internal Kesultanan Demak Adalah Sunan

Perbuatan percaya bahwa gentong dapat menyembuhkan dan mendidik orang yang meminumnya dapat menyebabkan kebingungan, terutama ketika mengharapkan kesembuhan dalam gentong berisi air. Ingatlah bahwa kesembuhan dan kecerdasan hanya datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ada beberapa benda bersejarah yang ditinggalkan oleh Sunan Muria yaitu pelana kuda dan gentong air. Pelana tersebut selalu mengingatkan masyarakat Muria akan pentingnya shalat istiska saat daerahnya kering.

Sementara itu, gentong air membuat warga selalu mengingat pentingnya berdoa hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendapatkan kesembuhan saat sakit. Gentong air juga mengingatkan warga untuk selalu berdoa hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendapatkan kecerdasan juga.

Banyak hal yang bisa kita petik dari kisah ini, tentunya pelajaran yang paling penting adalah bahwa doa harus kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan selebihnya adalah usaha. Hal ini juga disampaikan dalam Al-Qur’an. Saking solehnya Sunan Muria sehingga kita bisa banyak meniru dari beliau

Ski_ma_kelas Xii_kskk_2020_compresspdf Pages 151 200

Ziarah Makam Sunan Muria di Kudus Jawa Tengah Tempat Wisata Terindah – Di Kabupaten Kudus Jawa Tengah terdapat dua makam Walisongo yang sangat terkenal yaitu Makam Sunan Kudus dan Makam Sunan Muria.

Kedua makam tersebut banyak dikunjungi orang, baik warga Quddus sendiri maupun orang di luar Quddus. Makam Sunan Muria setiap hari dikunjungi oleh banyak peziarah. Namun, hari Kamis akan lebih ramai karena kemungkinan hari itu adalah hari libur Sunan Muria.

Makam Sunan Muria terletak di lereng Gunung Muria di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, atau tepatnya berada di Desa Kolo, Kecamatan Dawe, Kab. St. Dari Terminal Kudus, Anda bisa naik angkutan umum yang langsung menuju Muria yaitu Kolo.

Makam Sunan Muria merupakan makam yang cukup unik karena terletak di lereng Gunung Muria. Akses menuju tempat pemakaman

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Badan Penelitian Dan Pengembangan Dan Perbukuan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan

Silsilah sunan muria, tentang sunan muria, peninggalan sunan muria, pusaka sunan muria, foto sunan muria, gambar sunan muria, sunan muria, sejarah sunan muria, riwayat sunan muria, karomah sunan muria, penginapan di sunan muria, keturunan sunan muria

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment