Jelaskan Bentuk Semangat Dari Wolter Monginsidi

admin 2

0 Comment

Link

Jelaskan Bentuk Semangat Dari Wolter Monginsidi – Robert Walter Monginsidi adalah salah satu pahlawan Indonesia. Ia lahir dari pasangan Petrus Mongisidi dan Lina Suava pada 14 Februari 1925 di Manado, Malaya. Nama umumnya sejak kecil adalah Boote.

Konfrontasi terbesar untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia terjadi pada minggu ketiga bulan Januari 1947. Prajuritnya bekerja sama dengan Belanda dalam persenjataan dan mampu mengejar musuh. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi pemerintah Belanda. Baru pada tanggal 28 Februari 1947 Belanda menyerbu dan Monginsidy ditangkap saat bersembunyi. Dia dalam pelarian hingga 27 Oktober 1947, ketika dia ditangkap ketika dia memimpin penyerangan terhadap Belanda. Semangat juangnya tidak pernah menyerah. Namun sayangnya, dia ditangkap sembilan hari kemudian dalam penggerebekan yang lebih kuat.

Jelaskan Bentuk Semangat Dari Wolter Monginsidi

Monginsidy ditawari kerja sama dengan pemerintah Belanda pada saat penangkapannya, namun tawaran ini ditolak mentah-mentah. Jadi otoritas Belanda menjatuhkan hukuman mati padanya. Dia menerima hukuman itu dengan keras dan menolak amnesti yang ditawarkan oleh Belanda. Monginsidi dibawa ke Picinang untuk digantung. Sebelum dieksekusi, dia berjabat tangan dengan semua orang yang hadir di lokasi pembunuhan. Dia juga mengatakan kepada pasukan penyerang untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik karena mereka hanya diinstruksikan oleh atasan dan untuk melepaskan tembakan. Monginsidy tak mau memejamkan mata karena ingin melihat peluru pria Belanda itu masuk ke dadanya. Dengan tangan kirinya memegang Alkitab dan secarik kertas bertuliskan “setia sampai mati”, kutipan dari Wahyu 2:10. Dengan tangan kanan terlipat dan “Liberty!” peluru menembus dadanya. Ini membuktikan bahwa dia sangat mencintai negaranya. Monginsidy dinyatakan sebagai pahlawan nasional pada 6 November 1973.

I Gusti Ngurah Rai

Seperti yang dicontohkan oleh Robert Walter Monginsidy, meskipun masa tinggalnya di negara itu singkat, namun semangat nasionalismenya sangat kuat, yang ditunjukkan dengan keberanian, tekad, kesetiaan kepada negara dan keyakinan yang kuat untuk mengusir penjajah. Keyakinannya akan pertolongan Allah dan keimanannya yang kuat patut diteladani oleh semua orang yang beriman kepada Allah. Bahkan di saat kesakitan dan penderitaan, kita harus mempercayai Tuhan seperti Robert Walter Monginsidy.

Kita harus mempercayai Tuhan untuk membantu kita melewati masa sulit ini. Selain itu, kita juga harus melawan virus Covid-19 dengan keberanian, tekad dan selalu mengikuti protokol kesehatan serta terus berdoa kepada Tuhan agar wabah ini segera berakhir. Kita dapat menggunakan salah satu pesannya:

Perjuangan saya berkurang, tetapi sekarang Tuhan telah memanggil saya, semangat saya akan terus berlanjut dengan masa muda. Segala air mata dan darah akan menjadi salah satu pondasi yang kuat bagi negara kita tercinta Indonesia

BACA JUGA  Jieun Artinya

Beliau juga mengatakan bahwa semangatnya adalah bersatu dalam dasar yang kuat antara kita dan para pemuda, inilah negara Indonesia untuk melawan wabah.

Daftar Nama Pahlawan Nasional Indonesia Dan Asal Daerahnya

Robert Walter Monginsidy adalah pahlawan yang tetap berpegang teguh pada Tuhan hingga saat-saat terakhirnya. Dia tidak pernah berhenti menunjukkan kesetiaannya kepada Tuhan dan negara. Bute meninggalkan kita banyak contoh selama masa hidupnya. Beliau berpesan agar kita kuat iman dan bersatu dalam keberagaman untuk mengatasi 19 wabah yang kita alami bersama. Kita juga harus berpegang teguh pada Tuhan dalam doa sebagai penopang yang kuat untuk pengharapan. Saya harap kita dapat mengikuti teladannya dengan baik dan semoga Tuhan selalu menyertai kita. Sobekan kertas itu diletakkan di antara kertas-kertas Alkitab yang ditemukan di ruangan yang penuh sesak itu. Judulnya berbunyi, “Setia sampai akhir.” Pesan ini merupakan pesan terakhir dari Robert Walter Monginsidi, seorang pemuda yang siap mati dini untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bute, sesuka hatinya, dibesarkan dalam keluarga yang religius. Kitab Suci adalah prinsip utama dalam kehidupan Petrus Monginsidi dan Lina Suava, anak ke-4 dari 11 bersaudara. Pada Hari Valentine, 14 Februari 1925, Bute lahir di desa Melayu Manado, Sulawesi Utara.

Malalayang adalah desa kecil yang berbatasan dengan laut dan hutan. Di sinilah dibuat Boote, yang nantinya akan menjadi petarung muda dengan perut kuat dan pantang menyerah. Dari kampung Celebes, inilah kisah Robert Walter Monginsidy yang ditembak Belanda pada usia 24 tahun di Makassar.

Perjuangan Sejak Muda Setelah menamatkan pendidikan dasarnya, Bute langsung tersesat. Ia pergi ke Manado untuk melanjutkan studinya di Frater Don Bosco di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Manado. MULO adalah sekolah menengah pada masa penjajahan Belanda, dan sekolah unggulan di Manado di bawah sponsor Yayasan Katolik Don Bosco.

Bentuk Perjuangan Wolter Monginsidi Dan I Gusti Ngurah Rai Yang Singkat

Bothe lulus dari MULO, yang ditukar dengan Tentara Jepang dari tahun 1942 setelah berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia. Ia kemudian bersekolah di dua sekolah sekaligus, yaitu Sekolah Pertanian Yayasan Jepang dan Sekolah Latihan Guru Bahasa Jepang, keduanya di Tomohon. .

Setelah belajar bahasa Jepang, dia kembali ke Malayalam dan menjadi guru di sana. Bute yang saat itu berusia 18 tahun juga mengajar Luuk Banggai di beberapa tempat seperti Minahasa dan Liwutung. Namun, 2 tahun kemudian, setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Bute pindah ke Makassar.

BACA JUGA  Jenis Pendidikan Untuk Diangkat Menjadi Pegawai Pangreh Praja Adalah

Di tengah peradaban di Sulawesi Selatan, Bute, atau kini dikenal dengan nama aslinya Monginsidi, terguncang karena kebebasannya yang berumur pendek tiba-tiba terancam. Belanda kembali ke negara baru: Untuk kembali berkuasa di Indonesia, Administrasi Sipil Hindia Belanda disebut NICA.

Tidak diragukan lagi, darah muda Boti mendidih, dan dia dengan sepenuh hati memutuskan untuk berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Robert Walter Monginsidi ikut serta dalam pembentukan Tentara Pemberontak Rakyat Indonesia (LAPRIS) Sulawesi pada tanggal 17 Juli 1946.

Data Dan Informasi Tentang Pahlawan Nasional

Meski keberanian Monginsidi masih muda. Beberapa kali ia terlibat pertempuran dengan NICA, senjata modern. Ketrampilan inilah yang membuatnya ditunjuk sebagai salah satu pimpinan LAPRIS. Dia memimpin pasukannya untuk menekan Belanda di Makassar dan sekitarnya.

Secara struktural, posisi Monginsidy di LAPRIS adalah sekretaris. Namun ia juga berperan sebagai perencana operasi militer dan seringkali harus menyamar untuk menentukan sasaran (Aghusalim,

2016: 219). Banyak serangan LAPRIS berhasil berkat data Monginsidi. Keberanian yang belum pernah terjadi sebelumnya Sebuah sudut kota Makassar sunyi ketika sebuah jip militer Belanda diam-diam memasuki kamp. Di depan mereka sudah menunggu 4 orang berpakaian prajurit, tak lain Monginsidi, Abdullah Hadade, HM Yosef dan Levang Daeng Matari.

Jip itu berhenti dan Monginsidy menodongkan pistol ke kepala satu-satunya orang di dalam kendaraan itu, tampaknya sang kapten. Seragam dan tongkat kapten diambil oleh Monginsidy.

Sinopsis Tapak Tapak Kaki Wolter Monginsidi Yang Tayang Di Mola Tv

Mobil itu diambil dan Monginsidy serta teman-temannya mengendarainya ke kompleks. Tanpa sepengetahuan mereka, mereka berhasil memasuki kubu musuh. Saat Monginsidi mengarahkan senjatanya ke perkemahan, tiba-tiba suasana menjadi tegang. Orang-orang di sini panik, berpencar, dan lari menyelamatkan diri ke segala arah.

Salah satu aksi heroik Monginsidy lainnya terjadi pada minggu ketiga Januari 1947. Prajuritnya melakukan kontak senjata dengan Belanda dan mampu memukul mundur lawannya (Sahrir Kila,

Rentetan perlawanan ini membuat pihak Belanda mengenali sosok Monginsidy dan melancarkan beberapa serangan besar untuk menangkapnya. Pada 28 Februari 1947, dia ditangkap dan dipenjarakan.

Pada 27 Oktober 1947, teman-teman Monginsidy berhasil menyelundupkan 2 bom yang dikemas dalam roti. Sebuah granat meledak dan seluruh area penjara kacau balau. Monginsidy dan ketiga temannya melarikan diri melalui cerobong asap dapur.

BACA JUGA  Alat Musik Yang Digunakan Untuk Mengiringi Lagu Disebut Alat Musik

Kliping Tanggal 2016 09 07

Setahun kemudian, Monginsidy dikepung di gang. Dia tidak mengira bahwa Belanda mengetahui posisinya. Sepertinya seseorang mengkhianatiku! Mereka kemudian terungkap sebagai tiga teman Monginsidi yang ditangkap sebelumnya, Abdullah Hadade, HM Yosef dan Lewang Daeng Matari (Noldi Mandagi, belanegarari.com, 2009). Mereka menerima suap dari Belanda!

Monginsidy memang bomnya. Tapi bahayanya besar, karena gang yang dikelilingi mereka juga merupakan kawasan pemukiman. Akhirnya, Monginsidy diserahkan demi keselamatan publik.

Tangan dan kaki Monginsidi dirantai kemudian diikat ke dinding Lapas Kiscampment Makassar. Saat itu Holland sering membujuk Monginsidy untuk bekerja sama, namun ia selalu menolak. Akhirnya, pada 26 Maret, dia dijatuhi hukuman mati.

Belanda yang angkuh menasihati Monginsidy untuk meminta grasi dengan syarat bersedia bekerja sama, setidaknya untuk menghindari hukuman mati. Namun, Monginsidy tetap tidak mau. Dia pasti telah dikhianati, tetapi dia menolak untuk dikhianati.

Daftar Pahlawan Nasional Indonesia

“Kamu minta belas kasihan? Itu adalah pengkhianatan terhadap dirimu dan teman-temanmu. Halo teman-teman. Aku setia sampai mati!” teriak (Joseph Bauti,

Saat menunggu kematian di selnya, Monginsidy berdoa kepada Tuhan dengan menelan ayat-ayat dari Alkitab. Selain itu, Monginsidi juga menulis beberapa catatan dengan pesan perjuangan, pantang menyerah, pantang takut mati demi harga diri bangsa.

“Saya telah mengorbankan diri saya sebagai pengorbanan kesetiaan total untuk memenuhi tugas saya kepada masyarakat sekarang dan di masa depan. Saya percaya bahwa pengorbanan untuk negara lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa.”

“Perjuangan saya telah surut, namun kini Tuhan memanggil saya. Semangat saya hanya akan tetap bersama pemuda. Semua air mata dan darah akan menjadi salah satu fondasi yang kuat bagi Tanah Air kita tercinta, Indonesia.”

Mengenang Jasa Pahlawan Lewat Patung Wolter Monginsidi Dan Pierre Tendean

Hanya beberapa goresan pena yang menyentuh Monginsidy di penjara, dan dia menulis di selembar kertas dengan judul “Setia Sampai Akhir”.

Hari Penghakiman akan datang. Pada pagi hari tanggal 5 September 1949, 70 tahun yang lalu, Monginsidy dibawa ke hadapan regu tembak. Mata dan hatinya terbuka untuk kematiannya. Monginsidy ingin menjalani saat-saat terakhirnya dengan bangga.

Ayam betutu wolter monginsidi, restoran di wolter monginsidi, kost wolter monginsidi semarang, mandala wolter monginsidi, jln wolter monginsidi, fujifilm wolter monginsidi, zap clinic wolter monginsidi, jl wolter monginsidi semarang, gaya spa wolter monginsidi, zap wolter monginsidi, restoran mandala wolter monginsidi, total buah wolter monginsidi

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment