Maksud Dari Tidak Ada Illat Dalam Suatu Periwayatan Hadis Adalah

admin 2

0 Comment

Link

Maksud Dari Tidak Ada Illat Dalam Suatu Periwayatan Hadis Adalah – Apakah kamu suka buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda online secara gratis dalam hitungan menit! Buat buku flip Anda sendiri

51 “Kemampuan untuk selalu bertakwa dan berkepribadian baik.” Cara Mengetahui Narator Jujur Mahmud Thahan juga menjelaskan cara mengetahui narator jujur ​​dan baik. Menurutnya, ada dua cara untuk menentukan kesalehan seorang perawi: Pertama, kualitas seorang perawi hadis dapat ditentukan dari popularitasnya. Orang yang keutamaan dan hikmahnya sudah populer tidak memerlukan pengakuan para ahli hadis. Artinya tanpa pengakuan pun narasinya bisa diterima karena sudah populer. Misalnya saja hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Empat Mazhab, Sufyan Ats-Tsauri, dan ulama kondang lainnya. Kedua, kualitas seorang perawi hadis dapat diketahui berdasarkan pengakuan perawi atau ulama hadis lainnya. Inilah yang biasa disebut dengan in-ta’dil.

Maksud Dari Tidak Ada Illat Dalam Suatu Periwayatan Hadis Adalah

52 Ilmu al-Jarh wa at-Ta’dil Al-Jarh wa al-Ta’dil merupakan salah satu metode yang digunakan para ahli hadis untuk meneliti sanad. Tujuan dari metode ini adalah untuk memberi komentar apakah narator tersebut termasuk dalam kategori narator yang ‘jujur ​​dan berani’ atau tidak. Menurut Nuruddin ‘Itr, ilmu al-Jarh wa al-Ta’dil merupakan “skala” (mizan) bagi para perawi hadis. Rawi, yang sejarahnya berskala “berat”, diterima. Sedangkan perawi yang “cerdas” ditolak.1 Secara umum, Al-Jarh adalah proses mengkritik perawi yang dianggap negatif dalam kehidupannya. Sedangkan at-Ta’dil artinya memberikan nilai positif pada rawi agar rawi tersebut dapat diterima. Kata ta’dil sendiri secara linguistik mempunyai tiga arti, yaitu 1 Nuruddin Itr, ‘Ulum al-Hadisat-Tirmidzi, trans. Mujiyo (Bandung: Melawan Rosdakarya, 2016) cet. IV, hal. 84

Jawaban Uas Ulumul Hadits

53 pemeliharaan (at-taqwin), pembersihan (at-tazkiyah), dan keseimbangan (al-taswiyah). Menurut istilahnya, ta’dil mengacu pada keadaan narator yang diterima narator. Inilah contoh sifat-sifat yang dapat diterima dari seorang perawi.1 Oleh karena itu, dapat ditegaskan bahwa pemberian ta’dilan atau al-jarh kepada seseorang memegang peranan yang sangat penting. Mendirikan ta’dilan sama dengan bersaksi tentang kesucian perawi, dan menetapkan jarh sama dengan menetapkan bahwa perawi dianggap maksiat berdasarkan bukti kecacatan seseorang. Betapa pentingnya kesaksian ini, karena diterima 1 Nuruddin’ Itr, Manhaj, an-Naqd fi Ulum al-Hadits, Cet. III, (Beirut: Dar al-Fikr, 1997), hal. 29

54 atau hadits tergantung padanya. Permasalahan yang muncul adalah tidak semua kritikus mempunyai penilaian yang sama terhadap perawi hadis. Banyak perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam memberikan kritik terhadap barawi. Para ulama membagi pengkritik (nuqqad) para perawi hadis menjadi tiga kelompok. Beberapa kritikus sangat keras dan berlebihan dalam menilai pendongeng. Kelompok ini biasa disebut kelompok mutasi. Ada juga kritikus yang sangat moderat dalam penilaiannya terhadap narator, tidak terlalu kasar dan tidak terlalu bebas. Para ulama ini disebut dengan kelompok mutawassit. Kelompok kritikus ketiga adalah ilmuwan yang sangat liberal dalam penilaiannya. Kelompok ini disebut Mutasahil.

BACA JUGA  Contoh Karangan Deskripsi Tentang Keluarga

55 Menurut ez-Zahabi1 ulama yang termasuk dalam kategori mutesyaddid (ketat) adalah : 1. Syu’bah bin al-Hajjaj (82-160 H) 2. Malik bin Anas 3. As-Syafi’i 4. Sufyan bin’ Uyainah (107-198 H) 5. Sufyan al-Sauri 6. Yahya bin Ma’in (158-233 H) 1 Syams al-Din Muhammad bin ‘Abd al-Rahman al-Sakhawi, Fath al-Mughisat-Tirmidzi Syarh Alfiawi al -Hadits-Tirmidzi li al-‘Iraq, juz. 3 (al-Maktabah al-‘Arabiyyah al Su’udiyyah: al-Maktabah al-Salafiyyah: pp) hal. 325

56 7. Abu Hatim al-Razi (240-327 H) Sedangkan ulama yang termasuk kategori mutawassit (moderat) adalah: 8. Ahmad bin Hanbal (164-241 H) 9. Imam al-Daruqutni (w. 911 H) ) ) 10. Ibnu ‘Adi Ulama yang tergolong mutasahil (merdeka) adalah : 1. at-Tirmidzi (w. 405 H) 2. Al-Hakim

Pdf) Hadis Shahih Dan Syarat Syaratnya Imron Maulana

57 Sedangkan menurut Tahir al-Jawabi1, ulama yang termasuk dalam kategori obat mujarab (ketat) adalah: 1. Syu’bah ibn al-Hajjaj (82-160 H) 2. Malik ibn Anas 3. al-Bukhari (194) ) -256 h) 4. Yahya bin Sa’id al-Qattan (wafat 198 h.) 5. Yahya bin Ma’in (158-233 H) 6. Abu Hatim al-Razi (240-327 H) 7.’ Ali bin Madini (161 -234 H) 1 Muhammad Tahir al-Jawabi, al-Jarh wa a-Ta’dil baina al-Mutasyaddidin wa al Mutasahilin, (Beirut, Dar al-Kutub: 1997) hal. 454-460

58 Sedangkan ulama yang termasuk dalam kategori mutawassit (moderat) adalah: 1. Sufyan al-Sauri 2. Ibnu Mehdi 3. Sufyan ibn ‘Uyainah (107-198 H) 4. Waki’ ibn al-Jarrah 5. Muslim iban al – Hajjaj 6. Al-Nasa’i 7. Abu Dawud Ulama yang tergolong mutasahil (bebas) adalah : 1. at-Tirmidzi (w. 405H) 2. Al-Hakim

59 3. Ibnu Hibban 4. Al-Auza’i Penilaian para evaluator Penilaian berbagai kritik terhadap para perawi ini pasti berdasarkan ijtihadnya. Setiap permasalahan yang timbul dalam ijtihad kemungkinan besar mengandung kemungkinan terjadinya perbedaan pendapat. Perbedaan pandangan para kritikus hadis dalam penilaian perawi dan kualitas hadis membuat dalam penelitian hadis tidak hanya perawi yang dinilai, tetapi juga kritikus. Posisi kritikus harus diperhitungkan ketika menentukan isi ulasan yang lebih objektif, jika ada perbedaan dalam ulasan tersebut. Hal ini sangat diperlukan karena perbedaan para kritikus hadis dalam menilai perawi sangat mempengaruhi penentuan kualitas hadis.

BACA JUGA  Ketuhanan Menurut Dasar Kemanusiaan

60 khususnya mengenai hadis sebagai dalil. Sebuah hadits mungkin shahih menurut satu kritikus, dan tidak valid menurut kritikus lain. 1 Perbedaan pendapat para ulama tentang apakah perawi itu shaleh atau hanya ilmu lain. Demikianlah terkadang pernyataan ulama tentang tajrih dan ta’dil 1 Arifuddin, Op.Cit, hal. 131-132 2 At-Tirmizi Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Dhahhak Abu Isa (w. 279 H), al Ilal as-Shaghir, (Bayrut: Daar Ihya at-Turats al-Arabi, p.t.), hal. 756

Pdf) Naqd As Sanad

61 terhadap orang yang sama mungkin saling bertentangan. Ada yang tajrih, ada pula yang ta’dil. Jika benar demikian, diperlukan penyelidikan lebih lanjut mengenai situasi sebenarnya. Keadilan Para Sahabat Nabi Salah satu hal yang sudah lama diperbincangkan dan diperdebatkan adalah apakah semua sahabat Nabi adalah orang-orang shaleh? Arti sahabat sahabat Nabi menurut arti kebahasaannya berasal dari bahasa arab “Shahabiy” yang diambil dari kata “Shuhbah”. Kata ini digunakan untuk siapa saja yang berteman dengan orang lain, baik dalam jangka waktu lama maupun lama

62 dalam satu menit. 1 Mahmud Thahhan mengartikan kata sahabat dengan isim masdar yang artinya sahabat atau sahabat. 2 Kata sahabat menurut arti terminologinya bermacam-macam jenisnya: Imam Bukhari menulis dalam salah satu bab di kitab Sahih Bukhari: نر َ م َ ِح َب a حَ ص ر َ أ 3 1 Hasyim Ma’ruf Husni, Dirosat Fi al-Hadis Wa al-Muhadissin (Dar al-Ta’aruf, 1978 M), hal. 67 2 Mahmud Thahhan, Taysir Musthalah al-Hadis (Kairo: Tsaqofah Islamiyah 1997), hal. 231. 3 Muhammad bin Ismail al-Bukhari († 256 M), Sahih Bukhari, (Beirut: Dar Thauq an Najah, 1422 M), juz 5, hal. 2

63 Siapapun yang pergi bersama Nabi صلى الله عليه وسلم, atau pernah melihatnya, termasuk salah satu sahabatnya. Meskipun para muhadisin memberikan tambahan definisi sahabat dengan ungkapan: sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi صلى الله عليه وسلم, beriman kepadanya dan wafat sebagai seorang muslim. 1 Sekalipun para sahabat Nabi adalah orang-orang Islam, maka mereka adalah musuh. Namun sebelum meninggal, ia menjadi muslim kembali sehingga tetap dianggap sahabat Nabi. Seperti yang terjadi pada Asy’ats bin Qays sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hajar al-Askalani († 852 H): إطباق احل الحديث على عد اْلشعث اْلشعث اْلشعث اْلاْاٯ يْلاْ اٯ صحاح 1 Shubhi Shalih, Ulum al-Hadits wa Mas’alatuh (Bayerut). : Dar afi-Walayin, 1977M), hal. 352

BACA JUGA  Persamaan Garis K Adalah

64 Selain itu, Anda juga dapat menggunakan layanan ini . فخافة أ 1 Para ahli hadits sepakat bahwa Ash’ats bin Qays adalah salah satu sahabat Nabi, haditsnya juga digunakan dalam kitab-kitab hadits shahih dan musands. Padahal ia merupakan orang yang murtad dan masuk Islam kembali pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Untuk mengetahui apakah seseorang dikatakan sahabat dapat diketahui melalui : 1. Berita Mutawatir yaitu berita yang dimuat oleh beberapa orang sahabat yang diyakini kebenarannya, tidak mungkin berita tersebut bohong atau mereka 1 Ibnu Hajar al – Askalani (wafat 852 H), al-Ishabah fi Tamyiz onne-Shahabah, (Beirut: Dar al Politik al-Ilmiyyah, 1415 H), juz 1, hal. 159

Memahami Hadits Larangan Penetapan Harga

65 setuju berbohong, seperti dilansir sepuluh sahabat yang dijanjikan masuk surga. 2. Khabat Masyhur, beritanya tersebar dan diketahui secara luas sehingga tidak diragukan lagi bahwa naratornya adalah sahabat Nabi. Ini termasuk Dhimam ibn Tsa’labah dan Akasah ibn Muhashshin. 3. Riwayat sahabat yang terkenal, seperti perkataan Abu Musa al Asy’ari dalam kesaksiannya yang mengatakan bahwa Hummah bin Abi Hummah al-Dawsi adalah sahabat Nabi. 4. Pengakuan seseorang bahwa dirinya adalah sahabat Nabi setelah mengetahui bahwa ia adalah sahabatnya.1 1 Muhammad Ajjaj A1- Khatib, As-Sunnah Qobla at-Tadwin (Baerut: Dar al-Fikr, 1400), hal. 387

66 Keadilan Bukan Berarti Tidak Melakukan Maksiat. Menetapkan bahwa para sahabat Nabi dianggap shaleh bukan berarti menunjuk mereka sebagai orang-orang yang terhindar dari dosa dan maksiat. Melainkan sebagai syarat agar mereka menerima sejarahnya, tanpa mencari sebab dari pemeliharaan keadilan dan kesucian, kecuali terbukti kebenarannya bahwa mereka telah melakukan kesalahan yang menyebabkan mereka dapat terjerumus dari pemeliharaan keadilan. Mengenai keadilan sahabat, sebagian besar ulama berpendapat bahwa semua sahabat dianggap adil, tidak peduli ikut campur dalam konflik antar sahabat atau tidak. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat bahwa tidak sepatutnya para pemukim meragukan keadilan para sahabatnya, bahkan mereka yang beriman sebelum penaklukan kota Makkah, mereka juga dapat yakin bahwa mereka adalah orang-orang shaleh.

67 Taskeia dari Allah Allah

Maksud hadis, maksud dari dropship adalah, maksud dari bnib adalah, apa yang di maksud dengan hadis, bentuk penokohan dalam suatu dongeng adalah, maksud hadis sahih, periwayatan hadis, maksud dari payroll adalah, maksud dari website adalah, metode periwayatan hadis, jelaskan maksud hadis berikut ini, maksud dari invoice adalah

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment