Manfaat Gotong Royong Membangun Jembatan

admin 2

0 Comment

Link

Manfaat Gotong Royong Membangun Jembatan – , Sampang – Pasca runtuhnya jembatan di Desa Daleman, Kecamatan Kedundung, Provinsi Sampang, aktivitas masyarakat setempat terganggu. Ini mempengaruhi semua sektor, baik itu sosial, ekonomi atau pendidikan.

Untuk mengatasi masalah ini, desa Daleman dan seluruh kelompok masyarakat berinisiatif untuk membantu diri mereka sendiri dan memperbaiki jembatan dengan biaya sendiri.

Manfaat Gotong Royong Membangun Jembatan

Dengan semangat gotong royong dan kekompakan, warga tetap berupaya menggunakan kendaraan roda 2 dan 4 melintasi jembatan untuk menghidupkan perekonomian desa.

Satgas Kodim Pegunungan Bintang Yonif Pr 431/ssp Perbaiki Jembatan Distrik Oksibil

Ustat Ahdir, direktur eksekutif perbaikan jembatan, secara independen mengatakan perbaikan dilakukan untuk memungkinkan kendaraan roda empat melewatinya. Perlu diingat bahwa akan ada banyak acara di masa depan seperti ujian, transportasi, dan pernikahan.

“Kami khusus memperbaiki jembatan itu dengan usaha sendiri agar kendaraan roda empat bisa melewatinya. Pemerintah negara bagian Sampang sedang menunggu perbaikan,” katanya.

Husayri, seorang anak desa yang menjabat sebagai bendahara dalam acara tersebut mengatakan, perbaikan jembatan ini dilakukan secara swadaya, swadaya dan timnya akan terus memperbaiki jembatan tersebut hingga dinyatakan laik jalan pada tanggal 4 nanti. Sepeda tersebut, setidaknya untuk sementara, menunggu perbaikan selanjutnya dari pihak berwenang setempat.

Husayri melanjutkan, kegiatan ini dilakukan atas dasar kepedulian bersama, mengingat jembatan ini merupakan pintu gerbang yang sangat penting, sehingga masyarakat Desa Daleman dengan dukungan kepala desa secara swadaya bergotong royong memperbaikinya.

Masyarakat Jember: Melihat Manfaat Jembatan Baru Hasil Gotong Royong Warga Dan Tni

“Kami berhasil menggalang dana dengan nilai nominal Rp 4.150.000 dengan tulus dan tanpa paksaan terlepas dari masyarakat. Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 17.000.000,” ujarnya.

“Saya sangat berharap pihak berwenang memperbaiki jalan ini, karena merupakan salah satu urat nadi perekonomian masyarakat setempat,” pungkasnya.

Previous Post Tenaga Kesehatan di Sampang Diprioritaskan Vaksinasi Covid-19 Next Post Baznas Serahkan Bantuan Untuk Nenek Bedah Buwat Termin IKapuas, – TNI Manunggal saat ini sedang membangun desa di Desa Pulau Petak Saka Laguna sebagai bagian dari persiapan awal. Kabupaten Provinsi Kapuas, anggota TNI Codem 1011/KLK bergotong royong bersama warga membangun jembatan desa.

Bentuk gotong royong ini merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia yang telah melestarikan adat dan petunjuk Timur sesuai ritus Pancasila, khususnya sila ke-3 “Persatuan Indonesia”.

Babinsa Bersama Masyarakat Bahu Membahu Membangun Desa

Sangat cocok untuk masyarakat Indonesia yang telah melestarikan budayanya dari zaman nenek moyang hingga saat ini.

BACA JUGA  Negara-negara Amerika Tengah

Salah satu program TNI Manunggal Bangun Desa, pembangunan jembatan di Desa Saka Lagoon tentunya sangat tepat jika berhubungan langsung dengan warga desa karena secara tidak langsung membangun semangat untuk memupuk semangat kekeluargaan. dan gotong royong tertanam dalam jiwa.

“Dengan demikian, persatuan, kebersamaan, dan gotong royong akan terjaga di negara kita Indonesia,” kata Serka Sugiman, Selasa (23/2/21).

Sementara itu, Serda Anhar membenarkan pernyataan Serka Sugiman. Ia menambahkan, semangat dan semangat warga Sakya Lagoon dapat menjadi panutan bagi masyarakat lainnya untuk mengetahui pentingnya TMMD.

Longsor Cisewu, Jembatan Ambruk Cisewu, Longsor Garut Selatan

“Saat ini kita harus memahami bagaimana TMMD bekerja karena banyak ilmu yang harus dipelajari,” jelas Serda Anhar.

Zülkifli, Kepala Desa Saka Lagoon, mengapresiasi apa yang telah dilakukan warga untuk memisahkan lahan dan gotong royong setiap saat.

“Ini pelajaran yang sangat berharga, dan tentunya jaman sudah berubah, tapi perlu dilestarikan agar tidak punah,” pungkasnya. (*)Bayung Lenchir,- Meski tanpa upah, kompak dan hanya dimotivasi semangat gotong royong, warga Dusun 3 di Desa Simpang Bayat berhasil membangun jembatan yang menghubungkan Dusun 2 dan Dusun 3 di Desa Simpang Bayat. Kecamatan Bayung Lenchir di Muba melalui program Tenaga Kerja Tunai (PKT) Intensif.

Program PKT ini merupakan program pembangunan desa yang membayar warga setempat, biasanya warga yang berpartisipasi.

Lesty Serahkan Bantuan Pembanguan Jembatan Desa Sidodadi Asri

Namun berbeda dengan warga Dusun 3 dan Desa Simpang Bayat di Kecamatan Bayung Lenchir, Muba rela menyumbangkan gajinya untuk membeli material jembatan. Kerja sama pembangunan jembatan permanen.

Rony, salah satu warga Dusun 3 di Desa Simpang Bayat, mengaku semua warga bergotong royong membangun jembatan yang menghubungkan Dusun 1 dan Dusun 2 itu.

“Ya, karena ini satu-satunya jalan keluar bagi warga, jembatan lama sudah lapuk, apalagi sering banjir (aliran sungai), sehingga perlu dibangun jembatan permanen, kita ikhlas bergotong royong, kita sumbangkan gaji kita untuk membeli material untuk jembatan ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Desa Simpang Bayat Alec membenarkan bahwa jembatan tersebut dibangun di Desa Simpang Bayat 3 dalam program PKT ADD/K APBD Muba tahun 2020. Pihaknya juga memastikan ada warga yang bersedia menyumbang. Orang yang melakukan pekerjaan sehari-hari (HOK).

Peresmian Jembatan Gantung Desa Karangasem Akhiri Kegiatan Bsmss 2022

“1.434 HOK senilai Rp 155 juta disumbangkan. 75 juta dialokasikan untuk pembelian bahan. Jadi dengan uang itu Anda dapat membangun jembatan yang lebih standar dan permanen dengan program ini. Terima kasih kepada Bapak Bupati Dodi Reza Alex. Masyarakat sangat puas dengan pembangunan desa tersebut, apalagi warga sudah menunggu jembatan ini selama 5 tahun,” ujarnya.

BACA JUGA  Tari Zapin Kipas Merupakan Contoh Tari

Sementara itu, di Desa Simpang Bayat, rasa persatuan dan kekompakan merupakan ciri dari program Cash for Work.

“Memang PKT ini menarik warga, tapi yang lebih enak lagi disini warga rela menyumbangkan gajinya untuk membangun jembatan yang kuat untuk mengangkut hasil kebun,” katanya.

Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA memuji semangat gotong royong, persatuan dan rasa memiliki antar warga Desa Simpang Bayat.

Ambruknya Jembatan Poros Desa Daleman Berdampak Terhadap Perekonomian Masyarakat

“Apa yang dilakukan warga Desa Simpang Bayat ini luar biasa, mereka rela membangun jembatan permanen tanpa uang. Saya senang mendengar bahwa ada penduduk yang tangguh. Pembangunan ekonomi dan kebangkitan desa,” ujarnya.

Kepala kawasan inovasi ini, Simpang Bayat Bayung menambahkan, panitia Muba lainnya harus mencontoh apa yang dilakukan warga Lencir. “Semangat persatuan dan gotong royong ini harus disampaikan kepada panitia lainnya. Ini merupakan gerakan nyata untuk melaksanakan pembangunan daerah,” ujarnya. Warga Desa Karanganom, Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, menggandeng TNI dalam pembangunan jalan layang tersebut. . Sebenarnya, jalan rusak juga sedang diperbaiki. Orang sekarang dapat keluar masuk desa dengan mudah.

HARAPAN BARU: Jembatan yang dibangun TNI dan masyarakat tidak lagi membelah desa Karangan di Sumberbaru.

JUMAT (28/4) dini hari, Lutfia Ulfa mengantar anaknya ke taman kanak-kanak di Desa Karangbayat (TK). Dia sedang berjalan melintasi jembatan baru, memegang tangan anaknya. Di latar belakang, Samsul mengantar putranya ke sekolah dengan sepeda. Mereka tampak lebih bersemangat dari sebulan yang lalu.

Personel Tni Dan Warga Harus Berendam Memasang Tiang Jembatan Di Lokasi Tmmd

“Sekarang ada jembatan baru, bisa naik sepeda di atasnya, nggak serem kok,” kata Lutfia riang. Jembatan baru tersebut merupakan karya tentara dan warga Program Masuk Desa Manungal ke-98 di Desa Karangbayat.

Warga desa menamai jembatan baru itu Jembatan Kura Manis Karangan. Karena masyarakat sudah merasakan manfaatnya. Selain itu, merupakan satu-satunya jembatan yang menghubungkan Desa Karanganom dengan Desa Karanbayat. Sumana, ketua RT 03 Desa Karaganom yang membantu membersihkan jembatan mengatakan: “Kami sudah bertahun-tahun tanpa jembatan.

Sumana mengatakan, kondisi jembatan sebelum TMMD datang hanyalah sebatang bambu (gedek) yang mulai patah. Jembatan ini digunakan oleh 13 Kepala Keluarga (KK) untuk berbagai keperluan. Semuanya diperlukan: menyekolahkan anak, membeli gandum, pergi ke pasar, meninggalkan desa.

Saat hujan, ketinggian air cukup tinggi, sehingga jembatan hampir tidak bisa dilalui. Warga tidak berani mengambil risiko yang mengancam keselamatan mereka. Akibatnya, mereka tidak keluar rumah, dan anak-anak tidak bersekolah. “Setiap kali hujan, jembatan itu jebol dan perlu diperbaiki,” tambah Alimo, warga sekitar.

BACA JUGA  Tuliskan Tiga Kewajiban Manusia Dalam Menggunakan Sumber Energi

Masyarakat Tomerauw Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat

Tak tahan dengan keadaan terasing, ketujuh keluarga itu pindah ke desa Karangbayat untuk membangun rumah di luar desa Karangan, namun sederhana. Karena mereka memiliki pekerjaan yang mengharuskan mereka keluar desa setiap hari.

Warga Desa Karanganom sudah lama hidup dengan keterbatasan alat transportasi. Selain jembatan yang rapuh, tanjakan terjal dan berbatu harus diatasi. Sekilas tidak ada yang mau melewati jalan ini, apalagi saat hujan.

Pada 4 April 2017, angin segar datang dari TNI. Mereka membawa secercah harapan bagi warga Desa Karagan. Karena itu tentara mengajak warga untuk bergotong royong dalam pembangunan jembatan impian tersebut. Warga yang menerima tawaran itu langsung senang.

Empat dari 125 orang yang membantu pembangunan jembatan itu adalah anggota TNI. Kemudian penduduk setempat juga turun dan membangun jembatan kebanggaan mereka. Tak lama kemudian, jembatan baru berukuran 3×6 meter dibangun hanya dalam waktu 20 hari.

Babinsa Koramil 1202 08/sedau Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat

Selain jembatan, warga kota dan tentara membangun jalan sekitar 150 meter. Pasalnya, jalan di belakang jembatan yang berupa tanjakan berbatu terjal rusak parah. Oleh karena itu, ketersediaan kendaraan bermotor bagi warga akan memudahkan pelaksanaan kegiatan.

Kehadiran jembatan itu menentramkan hati warga. Mereka tidak lagi takut menyeberangi sungai, mengantar anaknya ke sekolah, ke pasar, membawa hasil bumi, dll. “Bahkan warga tujuh KK yang terlantar ingin datang ke sini lagi,” tambah Sumana.

Baginya, kehadiran TNI bukan hanya membangun jembatan baru. Namun, Karaganom membangkitkan penduduk Dusun dari keterbelakangan, keterasingan, dan keterbatasan mereka. Karena untuk menjadi generasi yang maju, banyak anak yang harus bersekolah setiap hari.

Komandan Kompi TMMD 89 Capt (ARM) Moh Ismuni mengatakan, jembatan baru itu nantinya bisa diakses warga dan warga bisa berjalan dengan nyaman di sawah dan kebun. “Di masa lalu.

Bentuk Kerjasama Di Dalam Masyarakat Indonesia Dan Penjelasannya

Rs gotong royong surabaya, rumah duka gotong royong, lukisan tema gotong royong, gotong royong membangun jembatan, gotong royong membangun rumah, hotel gotong royong, rs gotong royong, gotong royong, logo gotong royong, koperasi gotong royong, hotel gotong royong trenggalek, penjelasan tentang gotong royong

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment