Menurut Penelitian Who 70 Orang Yang Mengidap Aids Disebabkan Oleh

admin 2

0 Comment

Link

Menurut Penelitian Who 70 Orang Yang Mengidap Aids Disebabkan Oleh – Acep Gates yakin AIDS akan segera masuk dalam daftar penyakit yang bisa disembuhkan. Ia selalu mengikuti perkembangan penelitian obat AIDS dan vaksin HIV sejak 2018. Meski begitu, Acep sempat frustasi saat pertama kali mengetahui kondisinya, September 2018.

“Yang benar-benar membuat saya depresi adalah kurangnya pemahaman saya tentang apa itu HIV dan AIDS. Saya selalu tahu bahwa ini adalah penyakit yang mematikan,” kata Acep, yang kini dikenal sebagai YouTuber tentang pendidikan HIV-AIDS dan isu minoritas gender.

Menurut Penelitian Who 70 Orang Yang Mengidap Aids Disebabkan Oleh

Tekanan diagnosisnya hilang ketika dia mulai memahami bahwa HIV adalah jenis virus yang dapat dikendalikan (diobati) dan bahwa orang yang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) – seperti dia – dapat hidup dan berfungsi sebagai orang normal.

Warga Asing Di Baratdaya China Terjangkit Hiv/aids

Cara terakhir yang juga digunakan Acep adalah terapi antiretroviral (ARV). Obat tersebut harus dikonsumsi setiap hari. Terapi ARV bertujuan untuk menghambat replikasi HIV dan menekan pertumbuhannya, sehingga CD4 (komponen sel darah putih) meningkat dan sistem kekebalan tubuh pulih.

ARV telah menjadi program pencegahan HIV-AIDS global karena efektif menekan jumlah HIV hingga ke tingkat yang tidak dapat dideteksi oleh viral load HIV (HIV viral load). Selain itu, ARV juga mencegah ODHA menularkan virus ke orang lain.

Artinya, ARV tidak hanya menyelamatkan nyawa Acep, tapi juga membuat virus yang ada di tubuhnya tidak terdeteksi sehingga tidak bisa menularkannya.

“Terlepas dari informasi tentang ARV yang dapat membuat virus tidak terdeteksi, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang HIV dan ARV. Hal ini karena stigma yang masih tinggi,” ujar Acep.

Fakta Fakta Global Seputar Hiv/aids

Salah satu stigma yang sering terdengar adalah generalisasi HIV sebagai virus yang berasal dari kelompok homoseksual atau gay. Sebagai gay dan ODHA, Acep termasuk kelompok rentan dengan diskriminasi ganda. Komentar buruk seringkali masuk ke inbox media sosial Anda atau membanjiri kolom komentar video edukasi HIV/AIDS yang Anda unggah.

“Hei, mati saja karena penyakitmu. Jadi jangan jadi gay,” ulang Acep beberapa kalimat paling kejam yang pernah diingatnya.

Padahal, HIV tidak hanya menjadi masalah bagi kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), kata Acep. “Ini masalah kita semua,” tambahnya.

Menurut data terakhir Kementerian Kesehatan, faktor penularan AIDS yang paling banyak terjadi antara tahun 1987 hingga 2019 adalah melalui hubungan seksual berisiko tinggi pada kelompok heteroseksual, yakni 70,2 persen. Sementara itu, dari April hingga Juni 2019 saja, 1.463 orang tercatat mengidap AIDS, dan 70 persennya adalah heteroseksual sebagai proporsi faktor risiko tertinggi. Diikuti hanya oleh homoseksual (22 persen), perinatal (3 persen), biseksual (2 persen) dan pengguna narkoba suntikan (1 persen).

BACA JUGA  Getaran Pada Rongga Dada Akan Menghasilkan Suara

Pria Pemain Video Vina Garut Derita Hiv Aids, Bisakah Berumur Panjang?

Hingga 37 persen pengidap HIV adalah perempuan, dan ibu rumah tangga selalu berada di tiga kelompok teratas berdasarkan jumlah peluang mata pencaharian setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2015 menduduki peringkat kedua sebanyak 9.096 orang, diikuti oleh 8.287 orang yang terdaftar sebagai karyawan, dan 21.434 orang yang tidak diketahui pekerjaannya.

Tingkat infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (71,1 persen), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (14,4 persen) dan kelompok umur di atas 50 tahun (9 persen).

“Masih banyak masyarakat yang perlu disosialisasikan bahwa HIV ditularkan melalui cairan tubuh: darah, ASI, penis, dan cairan vagina,” ujar Acep. “Bukan orientasi seksual atau ekspresi gender siapa pun,” katanya.

Penanggulangan HIV Kembali Pada awal Juli tahun lalu, Human Rights Watch (HRW) merilis laporan berjudul “Takut tampil di depan umum dan kini kehilangan privasi: Dampak kepanikan moral anti-LGBT terhadap hak asasi manusia dan kesehatan masyarakat” di Indonesia. yang merusak HIV. tindakan pencegahan.

Pengaruh Pengobatan Arv Terhadap Peningkatan Limfosit Pasien Hiv Aids Di Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

“Kegagalan pemerintah Indonesia untuk mengatasi kepanikan moral anti-LGBT memiliki implikasi kesehatan masyarakat yang serius,” kata Kyle Knight, peneliti hak-hak LGBT di HRW. “Pemerintah Indonesia harus memahami bahwa tindakan sewenang-wenang terhadap kelompok LGBT sebenarnya melemahkan upaya negara untuk memerangi HIV.”

Hasilnya: Rata-rata HIV pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) meningkat lima kali lipat, dari 5 persen pada 2007 menjadi 25 persen pada 2017. Rata-rata HIV pada LSL diperkirakan terus meningkat sepanjang tahun. . Itu melonjak dari 506 pada 2010 menjadi 13.063 selama enam tahun berikutnya, sebelum jatuh ke 11.630 pada 2017.

HRW mencontohkan, semuanya dimulai pada 2016. Ketika beberapa pejabat pemerintah membuat pernyataan menolak LGBT. Dari awal hanya sebatas pernyataan, pandangan anti-LGBT mendapat legitimasi dalam aksi langsung di lapangan.

Pelakunya adalah polisi, khususnya polisi, dan berbagai ormas yang mengatasnamakan agama. Alasannya menolak keberadaan LGBT di Indonesia. Bahkan sampai ada tindakan kekerasan yang membahayakan nyawa.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Terapi Antiretroviral (arv) Pada Pengidap Hiv/aids Di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar Tahun 2022

Akibatnya, dalam dua tahun terakhir ini muncul gelombang laporan penggerebekan tempat berkumpulnya kaum LGBT dengan dalih “pesta seks” hingga penutupan paksa pesantren waria di Yogyakarta. Akibatnya, komunitas LGBT di Indonesia sulit mengakses layanan kesehatan, khususnya layanan HIV.

Stigma ini masih berlanjut hingga saat ini. Tahun ini, misalnya, akun Twitter Pusat Penerangan TNI (@Puspen_TNI) mencuit pada awal Agustus tahun lalu sebuah gambar yang ditengarai bahwa LGBT adalah salah satu penyebab penyakit menular seksual (PMS) seperti seperti HIV-AIDS. Sebelum akhirnya dihapus, cuitan tersebut mendapat banyak kecaman.

BACA JUGA  Berdasarkan Gambar Massa Jenis Benda Yang Sesuai Adalah

Perilaku buruk polisi akhirnya menjangkiti masyarakat. Akun Ismail Fahmi (@ismailfahmi), pendiri Drone Emprit, mesin analitik media sosial, juga berkontribusi menyebarkan informasi yang salah tentang HIV dan LGBT. Dia menganalisis pesan pornografi di Twitter dan membahas bagaimana HIV ditularkan melalui aplikasi kencan.

“Suatu ketika seorang pengguna bergabung (Blued) dan ternyata dia sudah mengidap HIV. Berapa banyak orang yang akan tertular jika mereka dengan mudah menemukan pasangan gaynya melalui Blued? kicaunya di Twitter.

Vaksin Ampuh Hiv/aids Tidak Akan Ada?

Komentar seperti itu, menurut Acep, akan mempengaruhi pengobatan HIV, terutama bagi populasi kunci. Salah satunya adalah kaum gay yang sering menggunakan aplikasi seperti Blued, kata Acep.

Pesan-pesan yang menstigmatisasi dapat menyebabkan persekusi. Ia khawatir stigma tersebut malah bisa “mengancam keselamatan orang dengan HIV dan teman gay. Misalnya, ada yang menyamar sebagai pengguna Blued untuk memantau, diajak bertemu, saat bertemu, akan dihakimi (dianiaya).” tambah Asep.

Pemerintah yang diwakili oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Waworuntu, saat dihubungi Juli tahun lalu, menolak disalahkan atas kisruh masalah yang menimpa komunitas LGBT.

“Ketakutan itu tidak berdasar. Jika mereka takut, mereka tidak akan mendapatkan akses kesehatan dan itu akan merugikan diri mereka sendiri. Apalagi stigma dan diskriminasi tidak akan hilang karena merekalah yang menciptakan stigma tersebut. Dari sudut pandang pemerintah melihat, upaya yang cukup telah dilakukan untuk memfasilitasi akses pencegahan HIV,” kata Wiendra pada awal Juli.

Kian Marak Prostitusi Online, Dokter Khawatir Anak Rentan Diintai Hiv/aids

Ada masalah yang lebih besar Baby Rivona Koordinator nasional Perhimpunan Perempuan Positif di Indonesia yang juga ODHA juga melihat tingginya stigma yang ada antara ODHA dan populasi kunci.

“Khusus PSK, LGBT dan perempuan ya,” ujarnya saat ditemui dalam acara Women Living with HIV Symposium on HIV Treatment pada 17 Oktober lalu.

Perawatan yang buruk telah menyebabkan banyak orang yang hidup dengan HIV menghentikan obat ARV di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah ODHA yang diobati dengan ARV hingga Juni 2019 sebanyak 115.750 orang.

Tetapi tidak semua orang yang didiagnosis dengan HIV menerima pengobatan ARV. Hanya sekitar 70 persen Odha yang telah mendapatkan pengobatan ARV, namun hanya 33 persen yang mendapatkan pengobatan ARV secara rutin. Angka putus sekolah tinggi, 23 persen.

Asn Diskominfosantik Gunung Mas Ikuti Vaksinasi Booster

Prevalensi individu yang mengetahui statusnya mencapai 301.959 orang, yang sudah berobat sebanyak 180.843 orang, dan yang sedang dalam pengobatan sebanyak 96.298 orang.

“Apa yang terjadi pada teman-teman ODHA saya? Apakah mereka meninggal? Atau karena takut datang ke pelayanan?”, tanya Baby Rivona. Menurutnya, Kemenkes harus memantau data putus obat lebih detail.

BACA JUGA  The Text Above Mainly Discusses About

Estimasi kumulatif kasus HIV/AIDS adalah 640.443, tetapi hanya 349.882 (60,7%) yang terdeteksi. Artinya, terdapat 290.561 (39,3%) kasus HIV/AIDS di masyarakat yang tidak terdeteksi.

Sedangkan pada tahun 2018 saja, jumlah ODHA yang mendapat pengobatan ARV hanya 17 persen, dengan infeksi baru mencapai 46.000. UNAIDS menyebutnya sebagai salah satu epidemi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia-Pasifik.

Antara Stigma Dan Data Hiv/aids Di Indonesia

“Masih tinggi. Kesadaran masyarakat belum seperti di negara maju, karena masyarakat memandang negatif (bagi ODHA),” kata Wiendra, Rabu, 23 Oktober 2019. “Tapi dibandingkan dekade terakhir tahun 2000, ODHA mulai berkurang, mereka bisa mengaksesnya, seperti penyakit lain, dirawat (petugas pelayanan),” imbuhnya.

Acep juga menilai banyak petugas yang melayaninya berkompeten. Namun juga sering melampiaskan follower di media sosial, terutama yang berada di daerah, yang masih sering distigmatisasi oleh para pekerja layanan.

“Tidak bisa dipungkiri, masih banyak pekerja jasa yang pemahamannya kurang baik. Dan itu masih menstigmatisasi,” kata Innu Kania Pahlesa, konselor dan perawat di Rumah Sakit Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat.

“Itulah yang membuat pasien malas untuk memeriksakan diri kembali ke pelayanan.” Belum lagi masalah akses. “Saya punya pasien yang datang dari daerah dan pelayanan kami di Sukabumi memakan waktu enam sampai delapan jam. Dan 300-400 ribu bisa digunakan hanya untuk minum obat (ARV),” tambah Innu. Kebanyakan orang beranggapan bahwa HIV/AIDS adalah penyakit yang banyak menyerang kalangan muda, terutama remaja. Namun menurut Pusat Penelitian Penyakit Menular (CDC) AS, lebih dari separuh orang yang hidup dengan HIV/AIDS di AS akan berusia 50 tahun atau lebih dalam lima tahun. Hal ini karena dengan obat paling mujarab saat ini, banyak penderitanya yang bertahan hingga usia tua.

Informasi Hiv/aids Yang Keliru Di Media Dan Situs Online

Namun jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS berusia 50 tahun ke atas juga meningkat sebesar 16 persen antara tahun 2005 dan 2008. Para ahli mengkhawatirkan jumlah ini akan terus meningkat kecuali kelompok usia ini secara serius mempertimbangkan pencegahan.

Jane Fowler tidak pernah terbiasa membicarakan hubungan intim. Seperti kebanyakan orang yang lahir di tahun 1930-an, membicarakan hal ini dianggap tabu. Tapi selama 15 tahun terakhir dia telah berkeliling Amerika mengkampanyekan untuk orang tua tentang bahaya seks tanpa kondom.

Fowler menceraikan suaminya karena usia

Aids merupakan gejala penyakit yang disebabkan oleh, penyakit hiv aids disebabkan oleh, hiv aids disebabkan oleh, menurut penelitian who 70 mengidap aids disebabkan oleh, aids merupakan penyakit yang disebabkan oleh, penyakit hiv aids adalah penyakit menular yang disebabkan oleh, aids disebabkan oleh, penyakit aids disebabkan oleh, penyakit yang disebabkan oleh hiv, penyakit yang disebabkan oleh stress, penyakit yang disebabkan oleh kolesterol, penyakit kelamin aids disebabkan oleh

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment