Nilai Semangat Kh Wahid Hasyim

admin 2

0 Comment

Link

Nilai Semangat Kh Wahid Hasyim – Aris Heru Utomo Mohon ditunggu… Diplomat – pemerhati hubungan internasional, pencinta buku, masak, travel dan sinema dan olah raga

Pengamat hubungan internasional dan penggila sepak bola. Dia telah menulis blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba menghubungkan makna, melawan lupa dan berbagi inspirasi melalui tulisan. Pendiri dan Presiden Komunitas Blogger Bekasi dan pendeklarasi dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog pribadi: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisherutomo

Nilai Semangat Kh Wahid Hasyim

31 Oktober 2020 09:01 31 Oktober 2020 09:01 Diperbarui: 31 Oktober 2020 10:02 307 5 0

Reaktualisasi Mabadi Nashrillah, Agar Hari Raya Lebih Bermakna

Dialog KH Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim dalam film Sang Kiai / fioro film Sang Kiai oleh penulis

Mengikuti anjuran pemerintah untuk menghindari perjalanan libur panjang dan menjaga kedisiplinan terkait protokol kesehatan Covid-19, saya menghabiskan sebagian besar libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H dari tanggal 23 Oktober hingga 1 November 2020 di rumah, termasuk bertemu dengan keluarga. , membaca buku dan menonton film di saluran TV digital, salah satunya film “Hadratussyaikh Sang Kiai”.

Hadratussyaikh Sang Kiai atau Sang Kiai adalah sebuah film drama Indonesia produksi Rapi Films yang disutradarai oleh Rak Prijant dan dirilis pada tahun 2013. Film Sang Kiai merupakan film terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2013 dan meraih penghargaan Pemeran Pembantu Terbaik Adipati . Dolken, yang berperan sebagai Harun.

Meskipun dirilis pada tahun 2013, atau tujuh tahun yang lalu, saya harus mengakui bahwa saya baru pertama kali melihatnya. Dua alasan mengapa saya memilih film ini untuk ditonton adalah statusnya sebagai film terbaik di FFI 2013 dan temanya yang sesuai dengan semangat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 29 Oktober 2020 dan masih dekat dengan Santri Dan. . 22 Okt 2020. Merayakan Maulid Nabi bukan berarti mengamalkan seluruh ajaran Islam dan mencontoh Nabi Muhammad SAW melalui para ulama. Ulama menjadi tolak ukur bagi umat Islam sebagai tempat belajar dan bertanya tentang kehidupan di dunia, khususnya masalah agama. Ulama dianggap orang yang mumpuni untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan agama.

Pembaruan Pesantren Menjawab Tantangan

Film Sang Kiai mengisahkan perjuangan ulama dan santri di awal tahun 1940-an melawan penjajahan Jepang yang dipimpin oleh salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Jombang, Jawa Timur, Hadratussyaikh K.H Hasyim Asyari (14 Februari) . 1871 – 25 Juli 1947). K.H Hasyim Asyari adalah kepala Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, dan salah satu ulama yang paling dihormati dan berpengaruh di tanah Jawa, yang menjadi tokoh sentral film ini.

Film Sang Kiai ini dibintangi oleh Ikranegara sebagai K.H. Hasyim Asyari, Christine Hakim sebagai Masrurah/Nyai Kapu, Agus Kuncoro sebagai K.H. Wahid Hasyim (putra pertama K.H. Hasyim Asyari dan ayah dari presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur) dan Adipati Dolken sebagai Harun.

BACA JUGA  Uraian Pendiri Negara Pengusul Rumusan Dasar Negara

Adegan film Sang Kiai diawali dengan suasana penyambutan calon santri di pondok pesantren Tebuireng dibawah pimpinan Hadratussyaikh K.H. Kedekatan Hasyim Asyari dan Kiai dengan salah satu muridnya bernama Harun. Harun digambarkan sangat dekat dengan Kiai dan sering menerima nasihat, termasuk menjodohkan Harun dan menjadi wali nikahnya.

Dalam sejarah resmi, sedikit orang yang mengetahui nama Harun, kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PNNU) K.H Said Agil Siroj dalam acara “Webinar Santra Nasionalisme, Ketahanan Pancasila dan Indonesia Kuat” yang diselenggarakan bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan PBNU untuk memperingati hari Santri ke-5 pada tanggal 23 Oktober 2020.

Kakanwil Membersamai Menteri Agama Ri Dalam Launching Uin K.h. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Sekaligus Meresmikan Gedung Sbsn

“(Harun) yang menanam bom di mobil Brigadir Mallaby, bukan tentara. Harun murid Tebuireng yang kemudian tewas,” kata K.H. kata Agil Siroj.

Dari adegan penyambutan mahasiswa, adegan berubah menjadi suasana perjuangan Kia melawan penjajah Jepang. Kiai ditangkap Jepang dan ditahan serta disiksa selama sebulan di Mojokerto karena menentang keinginan penjajah Jepang dan menganggap peraturan yang dikeluarkan penjajah Jepang itu melanggar akidah Islam.

Selama penahanan Kiai, beberapa upaya dilakukan untuk membebaskan Kiai, seperti demonstrasi yang dipimpin oleh Harun dan pemulihan hubungan serta diplomasi yang dipimpin oleh putra Kiai, K.H. Wahid Hasyim.

Sebagai seorang ulama yang memiliki pengetahuan luas dan kesalehan yang tinggi, Kiai tentu sangat berhati-hati dalam sikap, strategi dan arah politiknya dalam menghadapi penjajah Jepang, karena ia selalu mendasarkan semua tindakannya pada ajaran agama.

Pdf) Pendidikan Karakter Menurut Kh. Wahid Hasyim

Kehati-hatian atau sikap menahan diri Sang Kiai, tampak dari kesediaannya untuk “bekerjasama” dengan Jepang untuk menyediakan hasil panen dan setuju untuk membentuk kekuatan pertahanan yang disebut Hizbullah, dimaknai oleh Harun sebagai sikap dan strategi yang cacat dan lemah.

Harun kemudian menyadari kekeliruannya dalam menafsirkan strategi dan arah politik Kiai yang ternyata mampu melihat jauh ke depan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Kiai sendiri tidak khawatir dengan munculnya salah tafsir atau prasangka terhadap strategi dan arah kebijakannya melawan penjajah Jepang. “Prasangka buruk tidak selalu muncul dari niat buruk, tetapi hanya bisa muncul dari ketidaktahuan.” Kiai bercerita kepada istrinya, Nyai Kapu, bahwa pada suatu kesempatan ia mengungkapkan keterkejutannya atas sikap Haruno.

Selain menampilkan dinamika strategi dan arah politik Kiai seperti dalam hubungan Kiai dan Harun, film ini sangat berhasil menginformasikan kepada penonton tentang alasan penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri. Peran ulama dan santri dalam meraih kemerdekaan dari penjajah Jepang dan mempertahankan kemerdekaan dari upaya Belanda untuk merebut kembali kekuasaan Indonesia tergambar dengan baik, tidak hanya rajin belajar agama di pesantren, tetapi mereka juga mampu membawa senjata dan bertarung di medan perang.

BACA JUGA  Ukuran Tv 50 Inch

Peringati Hari Santri, Mima Jekeling Adakan Upacara Dan Ziarah » Kementerian Agama Kulon Progo

Gambaran peran ulama dan santri sebagai pejuang kemerdekaan diperkuat dengan suasana pertemuan ulama dari berbagai daerah yang menghasilkan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 (direkam dalam film 22 September). , 1945), sebuah Resolusi yang menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia karena di dalamnya terkandung fatwa jihad yang menganjurkan santri untuk berjuang dan siap mati membela tanah air. Resolusi Jihad ini menjawab pertanyaan Sukarno, “apakah halal baginya untuk mati atau dibunuh untuk membela tanah air.”

Melalui adegan pertempuran yang dilakukan para santri melawan tentara NICA di dalam dan sekitar Surabaya, film ini juga berhasil menunjukkan semangat para santri untuk membela tanah air setelah mendengar ijtihad Kiai bahwa nasionalisme adalah bagian dari agama (

Dapat dikatakan bentuk kecerdasan K.H. Hasyim Asyari dalam menjawab tantangan umat Islam, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia pasca runtuhnya kekhalifahan Islam yang terakhir yaitu Kesultanan Utsmaniyah yang dibubarkan. Di bulan November. 1 Tahun 1922 dan dibubarkan pada tanggal 29 Oktober 1923 diganti dengan Republik Turki dengan ibukota Ankara.

Saat itu, banyak negara atau wilayah yang berpenduduk Muslim, bahkan di Nusantara, khawatir penjajah akan menjadikan negara atau wilayahnya sebagai negara sekuler, seperti yang terjadi di Turki. Karena itu, Kiai menggabungkan teologi dan nasionalisme, sesuatu yang bahkan tidak pernah dilakukan oleh para sarjana Timur Tengah. Melalui jargon

Kh. A. Wahid Hasyim; Perjuangan Dan Pemikiran Tentang Pendidikan, Politik Dan Agama

Dengan jargon dan penyimpangan dari sikapnya yang moderat dan toleran ini, K.H. Hasyim Asyari bekerja untuk kemerdekaan bangsa Indonesia dan menjadikannya Negara Darussalam (Negara Damai), yaitu negara bangsa yang merekrut seluruh komponen bangsa yang ada, bukan Negara Darul Islam atau Negara Darul Kufr.

Dalam Sang Kiai, pemikiran atau jargon K.H. Hasyim Asyari mengatakan melalui K.H. Wahid Hasyima berjalan beriringan dengan Sang Kiai suatu malam. “Agama dan nasionalisme bukanlah dua kutub yang berlawanan. Nasionalisme akan muncul dari agama. Nasionalisme adalah bagian dari agama,” ujar K.H. Wahid Hasyim.

Kini, setelah 75 tahun kemerdekaan Indonesia dan 75 tahun Resolusi Jihad, Kiai berkeyakinan bahwa nasionalisme adalah bagian dari akidah Islam.

BACA JUGA  Keuntungan Perpindahan Panas Secara Konveksi Adalah

Tetap sangat penting dan terus kita perjuangkan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahwa bangsa Indonesia harus membangun bangsa yang beragama nasionalis, dimana agama dibangun di atas tanah. Oleh karena itu, siapapun yang tidak memiliki tanah air tidak akan dapat membangun agama atau sejarah. Dia yang tidak memiliki sejarah pasti akan dilupakan.

Pemimpin Muda Archives

Untuk itu pula, jika masih ada sebagian masyarakat yang mulai mempersoalkan agama dan nasionalisme, maka hendaknya masyarakat tersebut mempelajari sejarah dan meningkatkan literasinya untuk menambah pemahamannya terhadap perjuangan para founding fathers bangsa, termasuk perjuangan para ulama dan mahasiswa, dalam persatuan dan pendirian negara dan bangsa Indonesia. Tidak hanya kajian dan pemahaman tentang perjuangan bersenjata di medan perang, tetapi juga perjuangan intelektual berupa gagasan dan konsep seperti yang terlihat dalam pembentukan dasar negara, visi kehidupan bangsa dan ideologi nasional, yaitu , Pancasila. . Hal ini terlihat dari penyampaian K.H. Wahid Hasyim sebagai anggota Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPK) atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). K. H. Wahid Hasyim merupakan pahlawan nasional yang juga dianugerahi gelar founding fathers Indonesia. Sebuah langkah gemilang dalam perjuangan yang dilakukan oleh K.H. Tujuan Wahid Hashim adalah mendirikan Kementerian Agama dan kemudian meyakinkan Jepang untuk mengizinkan pelatihan militer khusus bagi para pelajar, serta mendirikan garis pertahanan rakyat yang independen.

Selain itu, beliau juga merupakan anggota BPUPKI. Peranannya sangat penting karena menjadi perantara perbedaan pendapat antara kaum nasionalis dan kaum muslimin, dimana kaum nasionalis menginginkan negara kesatuan, sedangkan kaum muslimin menginginkan negara yang sepenuhnya melaksanakan syariat agama Islam. K. H. Wahid Hasyim sendiri juga merupakan tokoh bangsa termuda yang ikut serta dalam penandatanganan Piagam Jakarta, dimana piagam ini menjadi cikal bakal terbentuknya dasar-dasar fundamental Indonesia.

3. Dia menunjukkan bahwa dia adalah orang yang jujur ​​dan tegas dalam membela keadilan ketika dia menjabat sebagai Menteri Kehakiman.

Mohammad Yamin adalah seorang tokoh yang lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 dan meninggal pada tanggal 17 Oktober 1962. Sebelum memulai perjuangan beliau banyak belajar, misalnya di HIS Palembang, AMS Yogyakarta dan Rechtschoogeschool te Batavia di Jakarta.

Piala Eropa: Adu Pola

Mohammad Yamin bisa dikatakan sebagai pendirinya

Biografi kh wahid hasyim, kh abdul wahid hasyim, kh wahid hasyim jakarta, kh wahid hasyim, biografi kh abdul wahid hasyim, kh wahid hasyim ashari, jl kh wahid hasyim jakarta, hotel kh wahid hasyim jakarta, foto kh abdul wahid hasyim, hotel di kh wahid hasyim jakarta, jalan kh wahid hasyim jakarta, jalan kh wahid hasyim

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment