Pada Zaman Pergerakan Nasional Pers Sangat Berfungsi Sebagai

admin 2

0 Comment

Link

Pada Zaman Pergerakan Nasional Pers Sangat Berfungsi Sebagai – Era pemimpin demokrasi, partai politik dan organisasi politik tidak lepas dari media. Partai politik menggunakan media untuk mendukung dan menentang pemerintah yang berkuasa. Sistem pemerintahan pada masa demokrasi terpimpin juga mempengaruhi kerja pers yang lebih banyak menjadi juru bicara pemerintah, sehingga peran pers sebagai kontrol sosial tidak muncul atau hilang.[1]

Karena media dijalankan oleh jurnalis Indonesia, ia memiliki hubungan yang sangat erat dengan organisasi politik dan partai politik. Hubungan ini terkait dengan penggunaan media sebagai alat yang efektif untuk menyebarluaskan informasi dan propaganda partai politik yang mengkampanyekan program dan tujuan partai. Dari demokrasi liberal hingga demokrasi pers berperan penting dalam kelanjutan kampanye partai politik, hampir setiap partai politik menerbitkan surat kabar harian, mingguan, dan bulanan. Surat kabar ini dikelola bersama dengan surat kabar umum yang tidak berafiliasi dengan partai politik bahkan membantu partai politik. Partai politik dengan surat kabar seperti PKI, Masyumi, PNI, NU dll. mereka menjalankan kampanye melalui media massa.

Pada Zaman Pergerakan Nasional Pers Sangat Berfungsi Sebagai

Partai politik yang efektif menggunakan media massa untuk memajukan program politik dan mengembangkan kader sejak zaman penjajahan Belanda adalah PKI. Setelah Indonesia merdeka, PKI kembali melakukannya melalui alat propaganda partai, majalah Bintang Merah.

Latihan Soal Try Out Utbk 1 Tahun 2021: Sejarah

Majalah Bintang Merah pertama kali diterbitkan pada November 1945 oleh Bapak Moh Yusuf dan dilarang oleh pemerintah pada September 1948 karena peristiwa Madiun. Pada tanggal 15 Agustus 1950, surat kabar Bintang Merah muncul kembali dan menjadi simbol kebangkitan PKI dalam perjuangan politik. Sekretaris redaksinya adalah Peris Pardede, yang bekerja sebagai staf teknis di sekretariat FDR. Redaksi terdiri dari Aidit, Lukman dan Nyoto. Selain sebagai majalah teoretis, Bintang Merah juga dimanfaatkan oleh Lukman dan Aidit untuk mengumpulkan orang-orang yang sepaham dengan mereka dan membentuk kelompok. Nama grup Jacques Leclerc ini adalah “Grup Bintang Merah”. Dalam rangka pembentukan kelompok ini, Jacques Leclerc menyatakan bahwa:

“Di Jakarta, kelompok yang berkumpul di sekitar Bintang Merah sudah cukup kuat dan mendapat dukungan yang cukup, dengan mengandalkan koneksi yang telah berkembang di seluruh negeri selama beberapa bulan, untuk segera memantapkan dirinya sebagai pemimpin seluruh partai…”[ 2]

Kelompok ini menamakan dirinya “Sekretariat KK PKI”, berkedudukan di Jakarta. Kemunculan grup ini masih membuat gusar para anggota KK PKI Musso seperti Tan Ling Djie, Alimin dan Wikana yang menyebutnya sebagai grup lama.[3] Wikana yakin Aidit dan Lukman mengorganisir kudeta terhadap pimpinan partai. Wikana mengajukan gagasan kepada kelompok lama, yang diajukan Aidit untuk membentuk politbironya sendiri, tetapi Alimin menolak gagasan itu. Karena Alimin tetap menginginkan persatuan partai.

BACA JUGA  Suku Bangsa Disebut Juga Dengan Istilah

Pada tanggal 7 Januari 1951 diumumkan bahwa sejak saat itu PKI dipimpin oleh lima orang yaitu Aidit, Alimin, Lukman, Nyoto dan Sudisman. Aidit dan Sudisman terpilih menjadi sekretaris Komite Sentral PKI (KK). Pada Oktober 1953, Bintang Merah mengambil alih Sekretariat Jenderal sepenuhnya, menyingkirkan kelompok Tan Ling Djie.[4] Kehadiran kelompok pemuda di Mabes sangat berpengaruh dalam menentukan garis politik PKI menurut pendapat kelompok pemuda.[5]

Timor Leste Ingin Masuk Asean, Presiden Jose Ramos Horta Bersyukur Terus Didukung Indonesia

Pemerintah melalui Kementerian Penerangan telah memberikan izin untuk menerbitkan kembali majalah Bintang Merah. Kembalinya PKI ke kancah politik nasional dengan terompet Bintang Merah merupakan perjuangan berat bagi Aidit dan kaum muda lainnya. Penyerangan kabinet Sukiman pada bulan Agustus terhadap anggota PKI merupakan salah satu upaya mematikan eksistensi PKI dengan menangkapi banyak tokoh PKI. Namun, Aidit sendiri berhasil lolos dari percobaan penangkapan politik. Adanya serangan-serangan tersebut jelas menambah kesulitan, terutama bagi kelompok Bintang Merah yang sedang berjuang untuk membangun partainya sendiri.

Pembentukan kembali partai yang diprakarsai oleh PKI untuk mengembalikan legitimasi masyarakat mendapat tentangan dari Masyumi yang saat itu berkuasa sebagai Perdana Menteri Sukiman. Masyumi kembali menentang keberadaan PKI, karena dalam peristiwa Madiun, pihak yang paling dirugikan dari PKI adalah Masyumi. Juga pada tahap awal pemulihan PKI, pasca peristiwa Madiun tahun 1948, PKI menerapkan strategi yang benar-benar mempraktekkan Masyum. Masyum dan PSI dianggap sebagai partai borjuis komprador. PKI juga senang ketika Nehdetul Ulama meninggalkan Mesyum dan ini benar-benar melemahkan kekuatan Mesyum.[6] Mengenai peristiwa di Madiun tahun 1948, Masyumi yang memiliki media massa untuk kepentingan politik, yaitu surat kabar Abadi, menulis dalam salah satu laporannya: “Pemberontakan PKI Komunis di Madun dengan pengumuman Negara Komunis Muso-Amiri. Instruksi kaum imperialis Rusia. . “[7]

Selain penerbitan surat kabar Bintang Merah, untuk mendukung peran media partai saat ini, perlu didukung surat kabar lain sebagai alat propaganda. Harian Rakyat, sebelum menjadi hari resmi PKI, telah ada sejak 1 Februari 1951 dan didirikan oleh Siauw Giok Tjan, seorang etnis Tionghoa yang garis politiknya ke arah PSI dan bukan anggota PKI, melainkan seorang senior. jurnalis. . , yang mendirikan Sunday Courier dan pendiri serta presiden BAPERKI.[8]

BACA JUGA  Tuliskan Satu Kalimat Tentang Rumah Siti Gunakan Kata-katamu Sendiri

Nyoto mengambil alih kursi kepresidenan Siauw Giok Tjan dan pengelolaan surat kabar Harian Rakjat pada 31 Oktober 1953 dan membukanya sebagai surat kabar PKI. Awalnya, Harian Rakjat terbit hanya dua kali seminggu. Setelah menjadi surat kabar resmi PKI, surat kabar Harian Rakjat terbit setiap hari dan pemberitaannya berupa propaganda dan kampanye politik PKI, meskipun Siauw Giok Tjan menguasai penuh kebijakan media.

Pengertian Pers: Sejarah Singkat, Fungsi, Jenis, Karakteristik, Ciri Ciri Dan Contoh

Harian Rakjat ditempatkan di seksi PKI Agitprop CC. Sirkulasi harian People’s Daily meningkat dari 15.000 menjadi 55.000 antara Februari 1954 dan Januari 1956.[10] Saat itu Harian Rakjat merupakan surat kabar terbesar di antara media massa lainnya yang juga berafiliasi dengan partai politik.

Koran Harian Rakjat memberikan manfaat propaganda PKI dengan oplah yang sangat luas, tetapi juga keuntungan material bagi PKI. Oleh karena itu, PKI menjadi partai terkaya yang memiliki sumber uang selain dari peredaran Harian Wartawan, iuran anggota, penggalangan dana dan sumber lainnya. Menurut Ricklefs, sebagian besar uang PKI berasal dari komunitas pedagang Cina, yang memberi baik secara sukarela atau di bawah tekanan kedutaan Cina.[11]

Misi surat kabar Harian Rakjat sedikit berbeda dengan surat kabar Bintang Merah. Koran Harian Rakjat ditujukan untuk pembaca umum dan pendukung serta anggota PKI, dengan fungsi utamanya sebagai panduan bagi semua anggota partai di seluruh negeri tentang posisi CC PKI dalam isu-isu yang berkembang saat ini dan berisi informasi. berita umum seperti surat kabar lainnya, surat kabar Bintang Merah adalah untuk anggota tetap PKI karena memuat teori, garis politik partai dan ideologi komunis.

Slogan surat kabar Harian Rakjat adalah “Tetap gigih dalam organisasi Anda dan jangan membuat masalah”. Koran Harian Rakjat dengan gencar mempropagandakan demokrasi, persatuan, kerakyatan dan urusan kebangsaan. Berita utama adalah berita tentang masalah buruh dan petani. Selain meliput masyarakat berpenghasilan rendah, surat kabar ini terus menyebarkan propaganda partisan yang menuntut dan membela hidup sederhana. Mengenai berita partai, biografi tokoh komunis disertakan. PKI mencontoh laporan ini dengan tujuan menjangkau sebanyak mungkin orang.[12]

Memahami Hukum Pers By Tifa Foundation

Surat kabar Harian Rakjat secara terbuka membela kepentingan PKI dengan tajuk rencana, kartun, dan artikel pers yang kerap menyasar lawan politiknya. Pada tahun 1957, surat kabar Harian Rakjat dilarang selama seminggu.[13]

Di era demokrasi terpimpin, surat kabar Harian Rakjat mulai banyak meliput isu-isu politik. Provokasi Harian Rakjat juga diikuti oleh pendukung PKI di media massa seperti Harian Bintang Timur dan Warta Bakti terbitan Jakarta, Komunitas Terompet di Surabaya, Harian Harapan di Medan dan Gotong Royong.[14] Pemberitaan Harian Rakjat yang gencar mengangkat isu politik menimbulkan kontroversi di surat kabar Merdeka.

BACA JUGA  Baju Koko Merupakan Hasil Akulturasi Budaya Titik-titik Dan Titik-titik

Surat kabar Merdeka terbit segera setelah berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia, sejak didirikan pada tanggal 1 Oktober 1945. slogan “Suara Rakyat Republik Indonesia”.[15] Surat kabar Merdeka adalah media nasionalis dan independen yang tidak melihat kepentingan pihak manapun, agar lebih bertahan lama, dapat bersepakat dan berkompromi dengan kepentingan pemerintah. Karena pada tahun 1959 B.M Diah diangkat sebagai Pemimpin Redaksi sebagai Duta Besar Indonesia untuk Cekoslovakia bersamaan dengan diangkatnya Adam Malik sebagai Duta Besar Indonesia untuk Moskow, Uni Soviet.[16]

Pemberontakan pada masa revolusi kemerdekaan banyak berdampak pada penerbitan Merdeka. Kedatangan pasukan NICA yang menduduki Jakarta menyebabkan pusat pemerintahan berpindah ke Yogyakarta, sehingga mempengaruhi surat kabar Merdeka, karena NICA juga menduduki percetakannya, percetakan negara. Kantor Percetakan Nasional, disegel oleh NICA, mendahului pencetakan Merdeka. Pimpinan Merdeka mengumumkan situasi demikian di Solo pada awal tahun 1946. Merdeka tak kurang dari sebuah brosur untuk memandu keinginan masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya selebaran Merdeka yang ditempelkan di pohon untuk dibaca para pelancong, namun edisi tunggalnya tidak bertahan lama karena serangan militer Belanda yang kedua menghentikan penerbitan surat kabar ini. [17]

Binder25sep20 By Harian Bhirawa

Demi mengamankan aset Merdeka, BM Diah mengambil langkah mendirikan NV Merdeka Press pada awal tahun 1948. Bertindak sebagai badan hukum juga memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk berkembang secara inovatif. NV Merdeka Press didirikan oleh beberapa personel inti selain BM Diah, istrinya Herawati dan M.T Hutagalung. Pada tahun 1947, surat kabar Merdeka sudah memiliki 10 agen utama di Jakarta, 21 di Jawa.

Zaman pergerakan nasional, mengapa sumpah pemuda dikatakan sebagai salah satu puncak pergerakan nasional, sistem pelumasan pada mesin berfungsi sebagai berikut kecuali, yg berfungsi sebagai skala utama pada micrometer adalah, batang karbon pada baterai berfungsi sebagai, pergerakan nasional pada masa jepang, organisasi pada masa pergerakan nasional, warna pada kabel usb yang berfungsi sebagai power, organisasi pergerakan nasional yang lahir pada tanggal 20 mei 1908 yaitu, pada kontaktor magnet yang berfungsi sebagai nc adalah, mengapa budi utomo dianggap sebagai pelopor organisasi pergerakan nasional, peranan pers dalam pergerakan nasional

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment