Penyebab Keberhasilan Dakwah Walisongo Adalah Memasukkan Nilai Islam

admin 2

0 Comment

Link

Penyebab Keberhasilan Dakwah Walisongo Adalah Memasukkan Nilai Islam – – Walisongo memiliki jasa besar dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa. Pendekatan yang dilakukannya juga bersifat kultural sehingga mudah diterima oleh masyarakat luas.

Walisongo biasanya menyebut sembilan wali, antara lain Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunun Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga dan Sunan Muria.

Penyebab Keberhasilan Dakwah Walisongo Adalah Memasukkan Nilai Islam

Orang suci adalah sosok yang memiliki kelebihan karena kedekatannya dengan Allah (swt). Veli bisa menjadi media atau perantara yang menghubungkan manusia dengan Allah. Walisongo adalah sembilan wali dalam tradisi masyarakat muslim Jawa. Mereka sebagian besar ditemukan di kota-kota pesisir dan pada tingkat yang lebih rendah di pedalaman.

Strategi Dakwah Yang Patut Di Teladani Dari Kisah Walisongo

Penyebaran Islam mereka tidak mengenal agresi militer dan agama. Pemekaran tersebut terutama dipengaruhi oleh perdagangan, seperti terlihat pada pemilihan lokasi wali undangan yang lebih banyak berada di kawasan niaga daripada pusat perkotaan.

Ini seperti di Jawa Timur di mana pengikut lebih terlihat sebagai penyebar Islam komersial, bukan seperti yang digambarkan dalam dongeng yang menceritakan juru kunci menjadi sosok menyendiri, berpura-pura menjadi biksu atau lebih meditatif. di pegunungan daripada aktif di bidang ekonomi.

Dinamika kehidupan mereka, perdagangan Hz, para pengurus Jawa Tengah bertugas di Demak, Kudus dan Muria sebagai indikasi bahwa tujuan dakwah para pengurus Jawa Tengah berbeda dengan Jawa Timur.

Pusat kekuasaan politik Hindu dan Budha tidak lagi memiliki tempat di Jawa Tengah, namun para pengurus melihat bahwa realitas masyarakat dipengaruhi oleh budaya yang beragama Hindu dan Budha.

Kisah Wali Songo Sunan Muria, Dakwah Pakai Pendekatan Budaya Hingga Topo Ngeli

Saat itu, dewan menganggap wayang sebagai sarana komunikasi yang berdampak besar pada mentalitas masyarakat. Oleh karena itu wayang harus diubah, bentuk dan isi cerita harus diislamkan.

Alat musik gong juga perlu dirubah dalam artian tetap diluar seperti biasa tetapi diislamkan maknanya. Selanjutnya, proses Islamisasi di Jawa Barat hanya dipimpin oleh satu Wali, Syarif Hidayatullah, yang dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.

Kota Cirebon yang menjadi pusat bisnis undangan Sunan Gunung Jati tidak terlepas dari jalur perdagangan rempah-rempah sebagai komoditas yang berasal dari Indonesia Timur, juga merupakan pintu gerbang perdagangan ke Jawa Tengah dan Indonesia Timur dan Barat. .

Pilihan Cirebon pada saat itu atas pertimbangan sosial politik dan ekonomi memiliki nilai geostrategis, geopolitik dan geoekonomi yang menentukan keberhasilan penyebaran Islam selanjutnya.

Mengenal Sunan Ampel, Tokoh Wali Songo Dan Strategi Berdakwahnya

Pertama untuk menyebarkan Islam, Walisongo membangun masjid. Masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat belajar dan pusat penyebaran dan pengembangan ajaran Islam.

BACA JUGA  Zat Yang Dapat Menurunkan Tegangan Permukaan Pada Sabun Disebut

Masjid tersebut bernama Masjid Ampel yang didirikan oleh Sunan Ampel, Masjid Giri yang didirikan oleh Sunan Giri, Masjid Drajat yang didirikan oleh Sunan Drajat dll.

Selain mesjid dalam pembentukan lembaga keislaman, Walisongo juga mendirikan perguruan tinggi Islam dalam penyebaran agama Islam. Dalam dakwah Islam, setiap Veli pergi ke Pesantren Ampel, Pesantren Bangkuning, Pesantren Drajat, Pesantren Giri dll.

Perguruan tinggi Islam sangat menentukan karakter keislaman kerajaan-kerajaan Islam dan berperan penting dalam penyebaran Islam di pedalaman. Banyak manuskrip tentang ajaran Islam di Asia Tenggara berasal dari pesantren ini.

Ensiklopedia Islam Nusantara

Perguruan tinggi Islam menjadi sangat penting seiring dengan berlanjutnya pelembagaan Islam. Pada abad ke-20, muncul berbagai lembaga pesantren untuk pengembangan Islam dengan segala sistem pembelajaran seperti sorogan dan bandongan.

Walisongo memiliki keunikan tersendiri, antara lain ajaran yang dibawa oleh Sunan Bonang dalam primbon Sunan Bonang yang mengajarkan fikih, tauhid dan tasawuf berdasarkan ajaran mazhab Syafi’i dan keyakinan Ahlussunnah wa al-Jamaah.

Sunan Bonang mengubah nama hari sial menurut kepercayaan Hindu dan nama dewa, malaikat, dan nabi Hindu menurut Islam. Berikutnya adalah Sunan Kalijaga yang sangat dekat dengan umat Islam di Jawa.

Nama lain Sunan Kalijaga adalah Mohammed Said atau Joko Said. Sunan Kalijaga memiliki pengaruh Islam pada tradisi Jawa. Jawa tidak dapat dipisahkan dari wayang, sehingga mereka memasukkan epos Islam dalam lakon wayang.

Mengenal 9 Wali Songo, Para Tokoh Penyebaran Ajaran Islam Di Pulau Jawa

Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai batu ujian masjid Demak. Walisongo konon membangun tugu (soko guru) untuk membangun Masjid Demak.

Sunan Kalijaga adalah pencipta wayang kulit dan penulis buku wayang dengan cerita dramatik dan semangat islami. Sebagai sarana ajakan, wayang selalu digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam kesempatan dakwah di berbagai daerah, dan pada masa itu wayang merupakan sarana efektif yang mampu menarik simpati umat beragama.

Perannya dalam bidang politik negara dimulai sejak awal berdirinya pada akhir Kesultanan Demak. Sunan Muria adalah seorang mistikus. Dia mengajar murid-muridnya untuk belajar tasawuf.

Sunan Muria jatuh cinta kepada Allah sepanjang hidupnya hanya untuk memuji kebesaran Allah. Dalam menyebarkan Islam di Jawa, Sunan Muria menggunakan pendekatan budaya yang mirip dengan Sunan Kalijaga.

Siapa Wali Songo Yang Aktif Dakwah Melalui Kesenian? Ini Jawabannya

Tradisi yang ada tidak dihancurkan, tetapi mendapat warna Islami, seperti upacara slametan Jawa dan penggantian beberapa permainan wayang yang isinya membawa pesan-pesan Islami.

BACA JUGA  Ide Dasar Pembuatan Drama

Islamisasi masyarakat Jawa dapat dikatakan sebagai hasil dakwah dan perjuangan para Walisongo. Dalam memenuhi tugas dakwah, tentunya model dakwah Walisongo sangat cocok dengan tujuan dakwah Islam.

Berasal dari Nabi Adam untuk menanamkan keimanan dalam hati agar keyakinan terhadap ajaran Islam tidak tercampur dengan perasaan ragu-ragu sebagaimana upaya Walisongo menanamkan keimanan Islam pada masyarakat Jawa adalah dengan menggunakan mitologi Hindu yaitu mengangkat kisah-kisah ringan tentang dewa-dewa asli.

Kisah-kisah para cendekiawan ini semakin diyakini mampu mengalahkan kisah-kisah mitologi Hindu yang asli.

Pdf) Islam Nusantara: Sebuah Argumentasi Beragama Dalam Bingkai Kultural

Itulah tujuan hukum. Ajakan itu harus disyariatkan kepada setiap orang untuk mentaati hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Salah satu upaya para wali dalam menyebarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat Jawa adalah dengan menetapkan nilai-nilai terhadap ajaran Yoga-Tantra yang berbasis Malima.

Menanamkan nilai-nilai moral dalam masyarakat Jawa untuk terbentuknya kepribadian muslim yang berbudi luhur, dibumbui dengan sifat-sifat yang terpuji dan bebas dari sifat-sifat yang tercela. Gubernur Bijak dan Mulia Tanamkan Islam di Tanah Jawa Salah satu ulama yang sangat disegani pada masanya, Syekh Abul Fadhol Senori Tuban, ustadz kiai besar di Nusantara, pernah menulis tentang epos 10 wali (Walisongo dan Syekh Siti Jenar) “Ahla Musamarah fi Hikayat Auliya ‘Asyrah”. Dalam buku tersebut, Syekh Abul Fadhol menunjukkan bahwa faktor utama keberhasilan wazir 10 dakwah dalam mengislamkan penduduk pulau yang saat itu mayoritas beragama Hindu/Buddha adalah: (1) Mereka berdakwah dengan para bangsawan. akhlaq yang bijaksana (wisdom), (2) menggunakan kata-kata yang baik (mau’idzah hasanah), (3) mau berbicara dengan kebaikan yang utuh (muc is bil-lati hiya ahsan).

Melalui pendidikan, dakwah dapat digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam, mendirikan perguruan tinggi Islam, mengadakan ceramah dan konferensi agama, dll. Ini dikelola oleh wali amanat. Panggilan Islam untuk pendidikan, dikelola oleh 10 wali, didasarkan pada tiga pokok utama agama Islam: Syariah, Tarekat dan Alam, Ampel, Maulana Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, antara lain seperti yang dicontohkan oleh Maulana Malik Ibrahim, Raden Rahmat atau Sunan dan lain-lain.

Jejak Dakwah Para Wali Di Nusantara, Baca Di Detikhikmah

Melalui kader, dakwah dikelola oleh 10 pengurus dengan tujuan mendidik generasi penerus yang konsisten dalam menerapkan syariat dan riad, sehingga mampu menjadi pemimpin umat, terhindar dari segala kejahatan. melindungi dan menghormati komunitas mereka. Dengan demikian, mereka akan mampu meyakinkan rakyatnya sendiri untuk masuk Islam. Dakwah Islam Nusantara melalui staf ini dilakukan oleh 10 orang tua dan kemudian para ulama seperti yang dilakukan Sunan Ampel dan pamannya Mevlana Ishaq dalam mendidik dan membekali anak-anak dan santrinya untuk menjadi pemimpin umat.

BACA JUGA  Tujuan Didirikannya Voc Adalah

Para orang tua dengan kebaikan dalam tingkah laku dan cara berbicara ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa Islam adalah agama yang ramah dan santun. Karena masyarakat pulau dan nenek moyangnya memiliki sifat yang ramah dan santun, maka ajaran Islam yang dibawa oleh 10 penjaga itu diterima oleh masyarakat dalam waktu singkat. Dalam komunike tersebut, masyarakat dengan sepenuh hati mewartakan Islam di Velisongo tanpa menggunakan paksaan atau kekerasan apapun.

Dalam berdakwah, 10 orang suci membangun jaringan undangan yang kuat, sistematis, dan terorganisir. Jaringan kiai-santri dibangun begitu kuat sehingga ketika ada fatwa atas suatu masalah yang dikeluarkan oleh juru kunci, maka santri yang tersebar di seluruh pelosok nusantara akan cepat dan tanggap dalam mentaati fatwa para ulama. Jaringan dakwah kiai-santri yang dibangun berabad-abad lalu oleh para wali sangat kuat dan masih terasa kehadirannya hingga saat ini, masih setia menjaga peradaban Islam di Nusantara dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ajakan melalui budaya merupakan salah satu dari 10 langkah ajakan yang berhasil mengajak masyarakat kepulauan untuk memeluk Islam secara masal. Menggunakan Wayang dan Sastra Jawa sebagai sarana dakwah, membangun mesjid sesuai dengan arsitektur bangunan pulau-pulau, dan menerima budaya lokal lain yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam adalah contoh bentuk dakwah yang sebenarnya. suci melalui budaya.

Membincang Peran Walisongo Dalam Pembentukan Tradisi Islam Di Indonesia

Tujuan dari 10 dakwah cadar melalui politik adalah untuk menegakkan hukum Allah (I’la Kalimatillah) dan untuk menyebarkan ajaran Islam. Para pengurus dan mantan ulama Indonesia sangat paham bahwa politik dan kekuasaan sangat mempengaruhi agama rakyat jelata, sehingga ketika seorang raja memeluk agama Islam, rakyatnya cenderung mudah mengikutinya. Oleh karena itu, pemimpin ideal bagi umat Islam, selain memiliki ilmu ulama (Ilmu al-Ulama) dan kebijaksanaan bestari yang bijaksana (Hikmat al-Hukame’), juga harus memahami dunia politik riil dan tipu muslihatnya. (Siyasat al-Muluk) Jangan Mudah Dikelabui Musuh Jakarta – Kesuksesan dakwah Veli songo di Tanah Air tak lepas dari strategi yang mereka terapkan. Penutur Islam populer, khususnya di Jawa, karena pendekatan budaya masyarakat setempat.

Salah satunya adalah Sunan Kalijaga. predikat

Dakwah walisongo, dakwah islam tentang hijab, dakwah islam ustadz abdul somad, cara dakwah walisongo, radio dakwah islam, metode dakwah walisongo, film dakwah islam, dakwah islam abdul somad, radio dakwah islam malang, belajar dakwah agama islam, media dakwah walisongo, dakwah islam

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment