Poor Things

Poor Things: Kisah Cinta yang Tidak Biasa

"Poor Things" adalah film fiksi ilmiah gelap yang diadaptasi dari novel eponim karya Alasdair Gray. Film ini menceritakan kisah seputar makhluk bernama Bella Baxter, seorang wanita muda yang terbangun dari koma setelah tenggelam di awal abad ke-20.

Setelah pulih, Bella mendapati dirinya telah menjalani transplantasi otak dari seorang pembunuh berantai bernama Archie Ferguson. Transplantasi tersebut memberinya kecerdasan dan ingatan Archie, tetapi juga kekacauan mental dan dorongan kekerasan.

Bella dirawat oleh ahli bedah yang melakukan transplantasi, Dr. Godwin Baxter, yang menjadi terobsesi dengannya. Baxter percaya bahwa Bella adalah wanita yang sempurna, perpaduan antara kecantikan dan pikiran yang cerdas. Namun, perilaku Bella yang tidak menentu dan kecenderungannya untuk melukai membuat hubungan mereka menjadi rumit.

Di tengah kekacauan ini, Bella juga menghadapi Dr. Robert Allan, seorang psikiater yang dikirim untuk menyelidiki kasusnya. Allan terpesona oleh Bella, tetapi juga khawatir dengan kondisi mentalnya. Dia berusaha membantu Bella memahami siapa dia sebenarnya dan mengendalikan impuls kekerasannya.

Saat Bella berjuang dengan identitasnya dan keinginan yang saling bertentangan, "Poor Things" mengeksplorasi tema cinta, kehilangan, dan konsekuensi dari pengkhianatan. Film ini meneliti sifat kemanusiaan dan pertanyaan apakah cinta dapat mengatasi semua perbedaan.

Pemeran "Poor Things" menampilkan Emma Stone sebagai Bella Baxter, Mark Ruffalo sebagai Dr. Baxter, Willem Dafoe sebagai Archie Ferguson, dan Ramy Youssef sebagai Dr. Allan. Film ini disutradarai oleh Yorgos Lanthimos, yang dikenal dengan karyanya yang unik dan mengganggu dalam film seperti "The Lobster" dan "The Killing of a Sacred Deer."

"Poor Things" adalah sebuah film yang menggugah pikiran dan meresahkan yang tidak akan mudah dilupakan. Film ini menawarkan pandangan provokatif pada sifat cinta, identitas, dan batas-batas kemanusiaan. Melalui karakternya yang luar biasa dan alur ceritanya yang menghantui, "Poor Things" meninggalkan penonton merenungkan makna cinta dan kebebasan sejati.