Soal Pilihan Ganda Level C2

administrator

0 Comment

Link

Soal Pilihan Ganda Level C2 – Pada Rabu, 31 Oktober bertempat di SMAN 59, Jakarta, perwakilan dari beberapa sekolah di kawasan JT1 (Jakarta Timur 1) mengikuti acara pemberdayaan MGMP. Karena saya mengajar mata pelajaran PKWU, tentunya saya bertemu dengan guru-guru lain berdasarkan mata pelajaran saya (ya, saya sudah tahu…hehe 🙂 ).

Konsultan pertama adalah Bunda Suci Paresti dari Puskurbuk. Ia menyiapkan materi SKL PKWU dalam mata kuliahnya tahun 2013. Sekedar mengingatkan, SKL bisa dilihat di Permen No. 20 Tahun 2016. Standar Isi ada di Peraturan Menteri No. 21, dan Standar Proses ada di Peraturan Menteri No. 22.

Soal Pilihan Ganda Level C2

Perubahan metode prioritas untuk mata kuliah 2006-2013. Seperti yang diketahui oleh semua pendidik, Kul Tiras menekankan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah untuk pembelajaran melibatkan mengamati, mempertanyakan, menalar, bereksperimen, dan membentuk jaringan di semua disiplin ilmu.

Ulangan Harian Online Exercise For Xi

Pendekatan saintifik ini akan membahas tiga ranah yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik). Melalui ketiga ranah tersebut diharapkan mampu mengembangkan peserta didik yang produktif, inovatif dan emosional melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Berikut penjelasannya:

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan siswa menjadi pribadi yang baik (soft skill) dan memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk menjalani kehidupan yang berkecukupan (hard skill), meliputi aspek-aspek seperti sikap, pengetahuan dan kompetensi teknis.

Penasehat kedua adalah Pak Ono. Ia melirik materi untuk membuat soal HOT. Saat membuat soal HOTs, kamu harus mengacu pada KIKD. Apakah kamu menyukai buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat flipbook Anda sendiri

Jangan. Ciri-ciri tingkat kognitif soal 1. Pengetahuan mengukur pengetahuan tentang fakta, konsep, dan prosedur Pemahaman 2. Menerapkan  Menerapkan pengetahuan khusus tentang fakta, konsep, dan prosedur pada konsep lain pada topik yang sama atau topik lain;  Menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, spesifik, dan prosedural untuk memecahkan masalah konteks (kasus lain). 3. Penalaran Gunakan penalaran dan logika untuk:  membuat keputusan (mengevaluasi)  memprediksi dan merefleksikan  mengembangkan strategi baru untuk memecahkan masalah Uraian singkat dari masing-masing tahapan berikut. 1. Pengetahuan dan pemahaman (tingkat 1) Tingkat pengetahuan dan pemahaman kognitif meliputi dimensi proses berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Pertanyaan level 1 dicirikan sebagai mengukur pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Terkadang soal level 1 merupakan soal kategori sulit karena untuk 45

BACA JUGA  Pembangunan Sosial Budaya Dirancang Untuk

Contoh Soal Biologi Berdasarkan Taksonomi Bloom C1 C6

Siswa yang menjawab pertanyaan ini harus mampu menghafal beberapa rumus atau kejadian, mengingat definisi, atau merujuk pada langkah-langkah dalam melakukan sesuatu (prosedur). Tapi soal level 1 bukan soal HOTS. 2. Aplikasi (Level 2) Soal pada level kognitif terapan membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi daripada level pengetahuan dan pemahaman. Tingkatan kognisi yang digunakan meliputi dimensi proses berpikir penerapan atau aplikasi (C3). Soal pada level 2 dicirikan oleh kemampuan untuk: a) menerapkan beberapa pengetahuan tentang fakta, konsep, dan prosedur pada konsep lain dalam disiplin ilmu yang sama atau berbeda; b) menggunakan beberapa pengetahuan tentang fakta, konsep dan prosedur untuk memecahkan masalah kontekstual (kasus lain). Soal Level 2 mungkin termasuk dalam kategori Sedang atau Sulit karena untuk menjawabnya siswa harus mampu mengingat beberapa rumus atau kejadian, mengingat definisi/konsep, atau merujuk pada langkah-langkah (proses) mengerjakan sesuatu. Selanjutnya, pengetahuan ini diterapkan pada konsep lain atau untuk memecahkan masalah kontekstual. Namun soal level 2 bukanlah soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan adalah: menerapkan, menggunakan, menentukan, menghitung, membuktikan, dll. 3. Penalaran (Level 3). Memecahkan masalah kontekstual (situasi dunia nyata yang tidak konvensional). Tingkat Penalaran meliputi dimensi Proses Berpikir Analitis (C4), 46

Evaluasi (C5), dan buat (C6). Pada Dimensi Proses Berpikir Analitik (C4), mahasiswa dituntut memiliki kemampuan untuk menentukan aspek/elemen, mendeskripsikan, mengorganisasikan, membandingkan dan menemukan makna yang tersembunyi. Dalam menilai dimensi proses berpikir (C5), siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berhipotesis, mengkritik, memprediksi, mengevaluasi, menguji, membuktikan atau menyalahkan. Pada dimensi proses berpikir kreatif (C6), siswa dituntut untuk memiliki kemampuan merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, memperbaiki, memperkuat, memperindah, dan memadukan. Pertanyaan pada tingkat inferensi tidak selalu merupakan pertanyaan yang sulit. Tipe item level 3 membutuhkan kemampuan menggunakan penalaran dan logika untuk mengambil keputusan (evaluasi), memprediksi dan merefleksi, dan menghasilkan strategi baru untuk memecahkan masalah dalam situasi non-rutin. Keterampilan menafsirkan, menemukan hubungan antar konsep, dan kemampuan mentransfer satu konsep ke konsep lainnya, merupakan kemampuan yang sangat penting untuk memecahkan masalah tingkat 3 (penalaran). Kata kerja operasional (KKO) yang sering digunakan antara lain: mendeskripsikan, menyusun, membandingkan, berhipotesis, mengkritik, memprediksi, mengevaluasi, menguji, menyimpulkan, merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, membuat, memperbarui, menyempurnakan, menyempurnakan, mempercantik, dan menggabungkan D . Langkah-langkah Penyusunan Soal KBAT Dalam menyusun soal KBAT, penulis soal harus mampu mengidentifikasi kompetensi yang akan diukur dan mengembangkan materi yang akan dijadikan dasar soal. Pertanyaan disertai stimulus yang benar dalam konteks tertentu, sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Selain itu, materi inferensi yang akan ditanyakan belum tentu terdapat dalam buku teks. Karena itu, saat menyiapkan pertanyaan 47

BACA JUGA  Jelaskan Pengertian Kronologi Kronik Dan Sinkronik

KBAT menuntut penguasaan bahan ajar, keterampilan menulis soal (konstruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih butir-butir stimulus berdasarkan kondisi lingkungan dan lingkungan satuan pendidikan. Berikut langkah-langkah penyusunan masalah KBAT: 1. Menganalisis KD Analisis KD dimulai dengan mengidentifikasi KD yang tertuang dalam Permendikbud no. 37, 2018. Selain itu, KD yang teridentifikasi dianalisis menurut tingkat kognitifnya. Tidak semua KD masuk dalam Permendikbud. 37 Tahun 2018 pada tingkat kesadaran yang sama. KD tingkat kognitif C4 (Analisis), C5 (Evaluasi), dan C6 (Kreasi) dapat menyusun soal-soal KBAT. KD pada tingkat kognitif C1 (memori), C2 (pemahaman), dan C3 (aplikasi) tidak dapat langsung disusun dalam soal-soal KBAT. KD dapat merumuskan soal KBAT jika IPK Intensif dengan tingkat kognitif C4, C5 dan C6 telah disusun sebelumnya. Guru dapat melakukan analisis KD secara mandiri atau melalui forum KKG/MGMP, dan dapat disusun menjadi soal-soal KBAT. Contoh analisis KD di sekolah dasar: a) KD yang akan diujikan. 3.5 Menganalisis sistem pencernaan manusia, memahami penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan, dan upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan. b) Analisis tingkat kognisi KD yang akan diukur. 3.5 Menganalisis sistem pencernaan manusia, memahami penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan, dan upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan. 48 tahun

KD 3.5 Verba ‘analisis’ dalam konteks berada pada Level Kognitif C4 (Analisis) atau Level 3 (C4). KD 3.5 Kata kerja ‘memahami’ dalam konteks berada pada Level Kognitif C2 (Pemahaman) atau Level 1 (C2). c) Perumusan IPK. Formula IPK yang dapat dikembangkan adalah : IPK Penunjang : 3.5.1 Menentukan jenis pangan yang dibutuhkan manusia. 3.5.2 Jelaskan pengaruh berbagai nutrisi pada tubuh manusia. 3.5.3 Mengidentifikasi kandungan gizi makanan. 3.5.4 Mengenal organ-organ sistem pencernaan manusia. 3.5.5 Jelaskan proses pencernaan pada tubuh manusia. 3.5.6 Mengetahui fungsi organ sistem pencernaan dalam proses pencernaan pada manusia. IPK Utama: 3.5.7 Menganalisis proses dan hasil pencernaan mekanik pada manusia. 3.5.8 Menganalisis proses dan hasil pencernaan kimiawi manusia 3.5.9 Menjelaskan penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan manusia. 49

Contoh Biologi Soal C1 Sampai C6

3.5.10 Mendeskripsikan upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan manusia. IPK Pengayaan: 3.5.11 merangkum hubungan antara struktur pencernaan makanan dan kebutuhan tekstur makanan pada kelompok umur yang berbeda. IPK primer merupakan sasaran kompetensi dasar yang harus dicapai sebagai standar kompetensi minimal. IPK utama KD 3.5 bisa dilanjutkan menjadi soal KBAT karena sudah level 3 (C4) (untuk IPK 3.5.7 dan IPK 3.5.8). Perlu diketahui bahwa jika hasil analisis KD yang akan diujikan berada pada ranah kognitif C1, C2 atau C3, maka jika ingin menyusun soal KBAT perlu merumuskan IPK pengayaan terlebih dahulu. IPK tambahan dimulai dari level kognitif KD dan disusun dari 1 level kognitif. Contoh soal KBAT yang dapat dikembangkan dari KD 3.5 (IPK 3.5.7) terdapat pada bagian “Contoh Pengembangan Soal KBAT Tingkat SD, SMP, dan SMK”. 2. Mengembangkan kisi-kisi soal Guru menggunakan kisi-kisi penyusunan soal untuk mengembangkan soal-soal KBAT. Secara umum kisi-kisi membimbing guru dalam aspek-aspek sebagai berikut: Memilih KD yang dapat dijadikan soal KBAT; b. Menentukan jangkauan materi dan materi terkait KD yang akan diujikan; c. Merumuskan petunjuk pertanyaan; d. Tentukan nomor soal; 50

BACA JUGA  Pernyataan Berikut Yang Merupakan Ciri Teks Deskripsi Adalah

E. Menentukan level kognitif (L1 untuk level kognitif C1 dan C2, L2 untuk level kognitif C3, dan L3 untuk level kognitif C4, C5 dan C6); dan f. Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan. 3. Memilih stimulus yang sesuai dengan situasi Rangsangan yang digunakan harus sesuai artinya mendorong siswa untuk memperhatikan masalah dengan seksama. Rangsangan yang tepat seringkali baru dan siswa belum pernah membacanya. Stimulasi situasional dimaksudkan sebagai stimulasi yang sesuai dengan realitas kehidupan sehari-hari, menyenangkan, dan mendorong siswa untuk membaca. Dalam konteks ujian sekolah, guru dapat memilih lingkungan sekolah atau rangsangan lokal. 4. Tulis soal sesuai format soal Soal ditulis sesuai aturan penulisan soal KBAT. Aturan penulisan proyek HOTS sedikit berbeda dengan aturan penulisan proyek umum. Perbedaannya terletak pada bahannya, sedangkan konstruksi dan bahasanya cukup mirip. Setiap item dituliskan pada kartu soal sesuai dengan format terlampir. 5. Buat rubrik atau kunci jawaban untuk setiap butir KBAT

Soal pilihan ganda, analisis soal pilihan ganda, soal pilihan ganda sosiologi, aplikasi soal pilihan ganda, soal kewirausahaan pilihan ganda, soal conversation pilihan ganda, soal k3 pilihan ganda, soal psikotes pilihan ganda, soal pilihan ganda akuntansi, soal stoikiometri pilihan ganda, soal tenses pilihan ganda, soal tajwid pilihan ganda

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment