Wates Dimana

administrator

0 Comment

Link

Wates Dimana – (Bahasa Jawa: ꦏꦸꦭꦨꦨꦦꦦ꧀ꦿ꧁, terjemahan. Kulonpraga) adalah sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Capanevon Watts.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di timur, Samudera Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat, dan Kabupaten Magelang di utara. Nama Kulon Progo berarti sebelah barat Sungai Progo (kata Kulon dalam bahasa Jawa berarti barat). Kali Progo berbatasan dengan wilayah ini di sebelah timur.

Wates Dimana

Kabupaten Kulon Progo mempunyai 12 kapanewon yang terbagi lagi menjadi 87 kecamatan dan satu kelurahan, serta 930 desa (sebelum otonomi daerah disebut Dusun). Pusat pemerintahan berada di kabupaten Watts, 25 kilometer barat daya kota Yogyakarta, di jalan utama yang menghubungkan pulau Jawa bagian selatan (Surabaya-Yogyakarta-Bandung. Watts juga dilintasi oleh jalur kereta api Selatan Jawa. Kulon Progo menggunakan kantor pos). Kode 55611 (lama) dan 55600/55651 (baru).

Kabupaten Kulon Progo

Wilayah bagian barat lautnya berupa pegunungan (Bukit Menoreh), yang puncaknya adalah Gunung Suroloyo (1019 m), berbatasan dengan Kabupaten Magelang. Sedangkan di bagian selatan terdapat dataran rendah yang menurun hingga ke pesisir pantai. Pantai-pantai yang ada di Kabupaten Kulon Progo adalah Pantai Congot, Pantai Glagah Indah (10 km barat daya Kota Wates atau 35 km dari Pusat Kota Yogyakarta) dan Pantai Trisik.

Pada tahun 1671, Kronik Mataram menyebutkan bahwa istana Mataram diserang oleh Trunojoyo dari Madura. Amangkurat I, Raja Mataram, meninggal di Tegal, Jawa Tengah. Penggantinya, Amangkurat II, kemudian meminta bantuan Belanda dan Adipati Ponorogo untuk merebut kembali tahta Mataram dari Trunojoyo.

Pemimpin Ponorogo mengirimkan pasukan yang diantaranya adalah prajurit dari Warok dan berkat bantuan tersebut ibu kota Kerajaan Mataram di Plered, Bantul berhasil direbut kembali. Cikat bagaikan kilat, keset kadya itu itu, adalah watak bala tentara Warok. Kepenuhan dan semangat penguatan Paramartha membawa Mataram kembali eksis di tanah Jawa. Sejak saat itu, pasukan Warok Ponorogo dikerahkan untuk melindungi Keraton Mataram.

Lord Warrock mampu mempertahankan kastil dari berbagai serangan dan menerima hadiah negeri dongeng di sebelah barat kastil, dengan tujuan untuk menyerang kastil dengan lebih mudah. Ponorogo yang kini dikenal sebagai salah satu daerah di DIY, sebut saja Kabupaten Kulon Progo yang artinya Istana Mataram di Ponorogo bagian barat. Diarsipkan 11-03-2022 di Mesin Wayback.

Asrama Uny Kampus Wates? Ini Lho 4 Keunikannya

Saat ini wilayah yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kulon Progo hingga akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda merupakan wilayah dua wilayah, yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarto yang merupakan wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. ‘Kadipaten. Dan Allaman. Kedua daerah ini disatukan dalam pemerintahan menjadi Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 15 Oktober 1951.

BACA JUGA  1000 Mimpi 45

Sebelum terjadinya Pertempuran Diponegoro, wilayah Negaragung, termasuk wilayah Kulon Progo, tidak mempunyai pegawai negeri sipil yang bekerja di wilayah tersebut sebagai hakim. Saat itu roda pemerintahan digerakkan oleh papatih dalem yang berada di Ngayogyakarta Hadiningrat. Pasca Perang Diponegoro tahun 1825-1830, terbentuklah empat distrik di wilayah Kulon Progo yang merupakan bagian dari Kesultanan ini, yaitu:

Setiap kabupaten dipimpin oleh seorang Tumenggung. Menurut buku Prodjo Kejawen, pada tahun 1912 kabupaten Pengasih, Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang digabung menjadi satu dan disebut Kabupaten Kulon Progo, dengan ibu kota Pengasih. Bupati pertama adalah Raden Tumenggung Poerbowinoto.

Dalam perjalanannya, terhitung tanggal 16 Februari 1927, Kabupaten Kulon Progo terpecah menjadi dua Uedanan dan delapan Kawa, dengan dipindahkannya ibu kota ke Sentolo. Kedua Kawedanan tersebut adalah Kawedan Pengasih yang meliputi Kapanewon Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/Sermo. Kecamatan Nanggulan meliputi Kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh.

Penataan Stasiun Wates, Belasan Pedagang Akan Dipindah

Di sebelah selatan Kulon Progo terdapat suatu daerah yang termasuk dalam Kejawen Keprajan yang disebut Karang Kemuning yang kemudian dikenal dengan Kabupaten Adikarto. Menurut buku Vorstenlanden, konon pada tahun 1813 Pangeran Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I dan diberi palangu di sebelah barat Kali Progo di pantai selatan yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu. Ketika tanah-tanah Pelugu tersebar di tengah, maka ndalem Paku Alam Sentono yang disebut Kyai Kawirejo memerintahkan agar tanah-tanah Pelugu ditemukan bersama-sama. Keterhubungan Peluguka, terdapat wilayah yang tidak terhubung pada tingkat daerah. Daerah ini kemudian disebut Kabupaten Karang Kemuning dengan Brosot sebagai ibu kotanya.

Bupati pertama adalah Tumenggung Sosrodigdoyo. Bupati kedua, R. Riya Wasadirdjo, diperintahkan KGPAA Paku Alam V untuk bekerja membersihkan sampah di Karang Kemuning. Rawa-rawa yang digali kemudian dijadikan persawahan Adi (Linuwih) dan Karta (Fruchtbar) atau daerah yang sangat subur. Oleh karena itu, Sri Paduka Paku Alam V berkenan mengubah nama Karang Kemuning menjadi Adikarta pada tahun 1877 yang beribu kota Bendungan. Kemudian pada tahun 1903 ibu kota dipindahkan ke Waites. Kabupaten Adikarta mempunyai dua Kawedanan (kabupaten), yaitu Sogan Kawedanan dan Galur Kawedanan. Kawedanan Sogan mencakup Kapanewon (di seluruh distrik) Wates dan Temon, sedangkan Kawedanan Galur mencakup Kapanewon Brosot dan Panjatan.

Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII memberikan izin kepada Kesultanan dan Pakualaman menjadi kerajaan dan provinsi istimewa Republik Indonesia.

BACA JUGA  Sebutkan Satuan Panjang Baku

Pada tahun 1951, Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mempertimbangkan perlunya menggabungkan wilayah Kesultanan yang merupakan Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah Pakualaman yang merupakan Kabupaten Adikarto. Berdasarkan kesepakatan kedua hakim, UU No. penggabungan Kabupaten Kulon Progo dan Adikarto. Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi satu daerah bernama Kulon Progo, yang kemudian berhak memerintah dan mengatur rumahnya sendiri. Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 15 Oktober 1951. Secara hukum, tanggal resmi Kabupaten Kulon Progo adalah tanggal 15 Oktober 1951, ketika Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

Temukan Material Pembangunan Pasar Wates Tak Sesuai Spek, Bupati Kediri Marah

Pada tanggal 29 Desember 1951 juga, rencana penyatuan pemerintahan selesai dan pada tanggal 1 Januari 1952 dibentuk pemerintahan baru dari pemerintah pusat di Waites. Nama-nama mereka yang pernah menjabat Bupati-Wakil Bupati Kulonprogo sejak tahun 1951 hingga saat ini adalah:

Kabupaten Kulon Progo mempunyai 12 Kapanewon, 1 kelurahan dan 87 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 445.655 jiwa, tersebar di wilayah seluas 586,28 km² dengan kepadatan penduduk 760 jiwa/km².

Makanan rakyat yang dikenal dan sering disantap oleh warga Kabupaten Kulon Progo, khususnya warga yang sering disebut pemimpin pasar, antara lain:

Kabupaten Kulon Progo mudah dijangkau melalui jalur darat dari arah barat, timur maupun utara karena letaknya yang berada di tengah Pulau Jawa. Terdapat stasiun dan terminal kereta api di ibu kota Kabupaten, Stasiun Wates dan Terminal Wates. Pasalnya, Kabupaten Kulon Progo dilintasi oleh jalan raya yang melintasi Jawa bagian selatan dan tengah yang menghubungkan Kota Bandung dengan Surabaya dan Jakarta serta Surabaya melalui Purwokerto dan juga dilintasi oleh jalur kereta api tengah selatan Pulau Jawa. Rencananya setelah pembangunan bandara baru, stasiun dan terminal baru akan terhubung dengan bandara tersebut. Angkutan umum terbatas, selain biaya utilitas yang meningkat, sebagian besar masyarakat beralih ke kendaraan pribadi seperti sepeda motor, mobil atau sepeda. Dokar sangat sulit ditemukan, namun Beccas masih bertahan. Pemerintah DIY berencana membangun sambungan JORR Kulonprogo-Sleman-Bantul

Kunjungan Kepala Kanwil Djpb Provinsi Diy Ke Kppn Wates

Dan pemerintah pusat melalui PUPR juga akan membangun jalan lingkar selatan di tiga kabupaten yakni Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kul.

Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo. Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 3.600 meter yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional. Rencana awalnya adalah menyediakan fasilitas untuk melayani hingga 10 juta orang setiap tahunnya. Perluasan tersebut kemudian dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun pada tahap 3. Sekitar 637 hektar lahan didedikasikan untuk proyek tersebut. Dari jumlah tersebut, 40% tergolong tanah “Paku Alam (Sultan)”, sedangkan sisanya milik masyarakat. Lokasi usulan terletak di Kecamatan Temon antara Pantai Congot dan Pantai Glagah (meliputi Desa Palihan, Desa Sindutan, Desa ANGKaran dan Desa Glagah).

BACA JUGA  Buka Buku Mimpi

Selain bandara, pembangunan stasiun kereta baru juga direncanakan dalam waktu dekat. Namun pelabuhan ini merupakan pelabuhan perikanan. Pelabuhan yang rencananya akan dibangun di pesisir pantai Desa Karanguni, Kecamatan Watts, Kulonprogo ini akan diberi nama Pelabuhan Tanjung Adikarta. Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif Cicip Sutardjo membenarkan, pemerintah pusat menargetkan Pelabuhan Tanjung Adikarta bisa beroperasi pada awal tahun 2014.

Persikup (Persatuan Sepak Bola Kulonprogo), tim sepak bola Kabupaten Kulon Progo yang disebut Pendekar Bukit Menoreh, bermarkas di Stadion Cangkring yang berkapasitas 7.000 penonton. Saat ini ia berlaga di Divisi III Liga Indonesia wilayah Yogyakarta.

Jalan Jalan Makan Makan: Nyantai Di Alun Alun Wates Kulonprogo

Kabupaten Kulon Progo juga menawarkan wisata alam seperti kebun teh, air terjun, dan pantai. Berikut daftar tempat wisata baru di kabupaten Kulon Progo: terdapat lingga bersejarah di atas Klerengbrunnen (terlihat ion, lingganya hilang). Berikut daftar tempat wisata Kulon Progo :

Untuk mewujudkan kawasan industri yang ekologis dan tanpa pencemaran, dikembangkan kawasan industri di Sentolo Kabupaten Kulonprogo, proyeknya sebagai berikut:

Pengembangan Kawasan Industri Sentolo berfokus pada berbagai industri seluas lebih dari 1.400 hektar. Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Bantul. Kawasan Sentolo merupakan kawasan yang mengelompok karena kawasan Sentolo berada di kawasan perbatasan sehingga berpotensi menyerap dampak pembangunan perkotaan di wilayah Sleman dan Bantul. Sebagai kawasan aglomerasi, Sentolo mempunyai potensi untuk mengembangkan industri residensial dan komersial. Lokasi Sentolo berada di jalan nasional, provinsi dan pedesaan serta dekat dengan stasiun kereta api. Jarak Sentolo ke kota Wates sekitar 8 km, jarak ke pusat kota Yogyakarta (Malioboro) sekitar 16 km, dan ke bandara nasional 17 km. Infrastrukturnya mendukung listrik dan air. Sesaat

Penginapan wates kulon progo, hotel di wates jogja, wates, perumahan wates, penginapan dekat stasiun wates, perumahan di wates, penginapan di wates, penginapan murah di wates, wisma kusuma wates, hotel dekat stasiun wates, hotel wates, hotel daerah wates

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment