Tokoh Cendekiawan Islam Dibidang Ilmu Filsafat Adalah

administrator

0 Comment

Link

Tokoh Cendekiawan Islam Dibidang Ilmu Filsafat Adalah – Ada banyak tokoh di puncak Islam yang perbuatannya tercatat dalam sejarah. Berikut ciri-ciri 8 kepribadian Islami yang harus Anda ketahui.

Daftar tokoh-tokoh besar Islam dan amalnya yang tercatat dalam sejarah, mulai dari filosof Al-Farabi hingga ahli kedokteran Avicenna.

Tokoh Cendekiawan Islam Dibidang Ilmu Filsafat Adalah

Dalam sejarah masa kejayaan Islam, sejak masa Kekhalifahan Rasyidin hingga Kesultanan Utsmaniyah, muncul tokoh-tokoh muslim yang sangat berpengaruh dan menghasilkan karya atau penemuan di bidang keilmuannya masing-masing.

Ilmuwan Besar Dalam Dunia Islam (5): Matematika Dan Fisika Dalam Kanvas Peradaban Islam

Berbagai cabang ilmu pengetahuan dari peradaban Yunani kuno telah diterjemahkan secara luas. Selain itu, cendekiawan muslim juga aktif berkarya dalam mengarang buku dan karya ilmiah atau berupa penemuan.

Perpustakaan sedang dibangun di mana-mana, NU Online melaporkan. Misalnya, pada masa Abbasiyah, perpustakaan dan masjid digunakan sebagai pusat pendidikan bagi umat Islam. Mahasiswa dan cendekiawan melakukan kajian dan diskusi ilmiah di masjid dan perpustakaan.

Selain perpustakaan, lembaga pendidikan juga berkembang pesat. Bahkan, tiga universitas tertua di dunia ada pada era Islam, yang masih ada sampai sekarang, yaitu Universitas Al-Qarawiyyin di Maroko, Universitas Al-Azhar di Mesir, dan Universitas Nizamiyya di Baghdad.

Berkat pendidikan dan situasi keilmuan di era Islam, lahirlah sejumlah tokoh dan cendekiawan muslim yang namanya masih dikenang hingga saat ini.

Cendekiawan Muslim Terbaik Sepanjang Masa

Menggambarkan “Projected Golden Age of Islam” yang diterbitkan oleh The Open University, tokoh-tokoh Islam berpengaruh ini menulis:

1. Al-Kindi (188‒260 H) Nama lengkap Al-Kindi adalah Yaqoub bin Ishaq Al-Kindi, yang lahir di Kufah (sekarang kota di Irak) pada tahun 188 H dan meninggal di Bagdad pada tahun 260 H. Dalam filsafat, al-Kindi dikenal sebagai filosof Arab.

Al-Kindi adalah seorang sarjana yang produktif selama hidupnya. Dia menulis banyak karya tentang sejumlah disiplin ilmu, termasuk metafisika, etika, logika, psikologi, farmakologi, matematika, astrologi, optik, dan lain-lain.

Buku Al-Kindi ke Al-Mu’tasim Allah fi Filsafat Pertama, Kitab Filsafat Eksotis, Al-Masa’il Al-Manthiqah, Al-Muqtashah, dan Mah Al-Fawqa Al-Dhahabiyya, Buku tentang An-Nahu La Tanalu Al-Falsafah Illa Bi Alm Al-Riyadhiyyah

Rangkuman Daulah Abbasiyah. #pemerintahan Daulah Abbasiyah Pemerintahan Daulah Abbasiyah Merupakan Kelanjutan Dari Pemerintahan Sebelumnya Dari Bani Umayyah,

2 – Al-Farabi (258-339 H) Nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Nashir Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag Al-Farabi, yang lahir di Farab, Transoxiana (Asia Tengah) pada tahun 258 H, dan meninggal pada Damaskus, Syiria pada tahun 339 H. .

Sejak kecil, Al-Farabi adalah kepribadian yang sangat berbakat. Dia berbicara beberapa bahasa, dengan penekanan pada bahasa Arab, Persia, Turki dan Kurdi.

Dalam bidang filsafat, sumbangan yang penting adalah perpaduan antara filsafat Yunani dan filsafat Islam. Ia juga sangat kompeten di bidang matematika, kedokteran, musik, agama, dll.

BACA JUGA  Contoh Perilaku Yang Dapat Memperkokoh Semangat Kebangsaan Adalah Sikap Saling

Karena keahliannya dalam bidang filsafat, ia diberi gelar guru kedua, setelah Aristoteles yang menyebutnya sebagai guru pertama. Salah satu karya paling terkenal dari Al-Farabi

Mengenal 5 Tokoh Ekonomi Islam Klasik

3- Ibn Histam (354-430 H) Ibn Histam, yang bernama asli Abu Ali Muhammad al-Hassan bin al-Histam, lahir di Basra (Irak) pada tahun 354 H dan meninggal pada tahun 430 H.

Sampai saat ini, Ibnu Histam diakui sebagai bapak optik modern. Di Barat, itu dikenal sebagai Alhazen. Ibnu Haystam menjelaskan bagaimana optik mata manusia bekerja dalam menangkap gambar secara detail. Analisisnya tentang cara kerja mata dan perawatannya masih dipelajari hingga saat ini.

4. Ibnu Sina (370-428 H) Nama lengkapnya Abu Ali Al-Hussein Bin Abdullah Bin Sina, beliau lahir di desa Afsana dekat Bukhara, termasuk Uzbekistan sekarang, tahun 370 H dan meninggal tahun 428 H di Hamazan ( mungkin di Persia). . wilayah atau Iran).

Avicenna menguasai bahasa Arab, geometri, fisika, logika, hukum Islam, teologi, dan kedokteran. Pada usia tujuh belas tahun, dia menjadi sangat terkenal dan dipanggil untuk merawat Amir al-Samani Nuh ibn Mansur.

Sejarah Ilmu Pengetahuan Islam Abad Pertengahan

Karyanya di bidang kedokteran menjadi rujukan penting bagi spesialisasi kedokteran pada masa itu, bahkan menjadi rujukan utama kedokteran di Eropa selama lima abad (dari abad ke-12 hingga abad ke-17 M).

5. Al-Ghazali (450-505 H) Al-Ghazali lahir di Iran pada tahun 450 H dan meninggal pada tahun 505 H. Nama aslinya adalah Abu Hamid Al-Ghazali. Al-Ghazali adalah seorang filsuf dan teolog terkenal dari Abad Pertengahan. Di Barat disebut gazelle.

Al-Ghazali dididik di sekolah Imam Al-Juyani. Ia mempelajari mazhab Syafi’i dan mempelajari teologi Islam dan mistisisme. Dengan ilmunya yang luas dan mendalam, beliau bertanggung jawab atas administrasi Universitas Nizamiyyah di Bagdad dan sekaligus menjadi profesor.

6- Ibnu Rusyd (520-595 H) Ibnu Rusyd yang bernama lengkap Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd lahir di Spanyol (Andalusia) pada tahun 520 H dan meninggal di Maroko pada tahun 595 H.

Biografi Ali Ibn Rabban At Tabari — Ukm Asc

Ibnu Rusyd berpandangan bahwa filsafat dan Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan manusia untuk mempelajari filsafat.

7- Jaber Al-Hayyan (721-815 H) Jaber Al-Hayyan, yang bernama asli Abu Musa Jabir bin Hayyan. Ia disebut sebagai ilmuwan muslim pertama yang memperkenalkan ilmu kimia. Hingga saat ini, ia dikenal sebagai bapak kimia Arab.

Jaber lahir di Kufah, Irak, pada tahun 721 dan meninggal pada tahun 815 H. Ia mengenyam pendidikan dari Khalid bin Yazid bin Muawiyah, Jafar Sadiq, dan Wazir Barmaki di Baghdad.

BACA JUGA  Faktor Non Alami Dari Pertumbuhan Penduduk Adalah

Di antara kontribusi Jabir adalah ia mengembangkan secara ilmiah dua proses utama dalam kimia, yaitu kalsifikasi dan reduksi kimia. Dia juga menyempurnakan metode penguapan, sublimasi, peleburan dan kristalisasi.

Bab 13. Bani Abbasiyah

Tokoh berikutnya di era besar Islam adalah Ibnu Khaldun, seorang ulama Islam yang dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi. Selain itu, ia dikenal sebagai bapak ekonomi Islam karena teori ekonominya yang logis dan realistis yang dikemukakan oleh Adam Smith dan David Ricardo. dikutip

Ibnu Khaldun lahir dengan nama Abd al-Rahman bin Muhammad bin Muhammad al-Hasan bin Muhammad bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abd al-Rahman bin Khaldun pada bulan Ramadhan 732 H/1332 M. Sejak kecil, Ibnu Khaldun menjadi ilmuwan dan petualang yang haus akan ilmu dan tidak banyak mencari guru. Hingga tahun 748 H, terjadi wabah yang merenggut nyawa warga Tunisia dan banyak gurunya. Selain itu, gurunya, al-Abli, meninggalkan Tunisia untuk bergabung dengan Abu Inan di Fez. Ibnu Khaldun berada di puncak keragu-raguan, apakah tetap menjadi penasehat raja, atau menekuni ilmu untuk belajar dari sang master. Karya berharga Ibnu Khaldun lainnya termasuk At-Tarif Ibnu Khaldun (buku otobiografinya, catatan dari buku sejarahnya); Al-Muqaddimah (Pengantar Kitab al-Abr, yaitu sosiologi historis dan filosofis); Lubb al-Muhassal fi Usul al-Din (buku tentang masalah dan pendapat fikih, yang merupakan ringkasan dari buku “Ide-Ide Indah Para Pelopor dan Yang Terlambat ke Yang Lain” oleh Imam Fakhr al-Din al-Razi). Karya-karya Ibnu Khaldun terletak pada pinggiran (marginal) struktur ilmu-ilmu sosial modern. Hal ini tidak berarti diabaikan, tetapi tidak mendapat tempat dalam pembahasan karya-karya sarjana Eropa, seperti Marx, Weber, Durkheim, sosiolog dan disiplin ilmu sosial lainnya. Karya Ibnu Khaldun juga memiliki kontribusi penting bagi ilmu-ilmu sosial, yaitu pengembangan argumentasi alternatif penerapan topik-topik kuno dalam ilmu-ilmu Islam, (2) perkembangan sosiologi Khaldunian dalam konteks ilmu-ilmu sosial modern oleh Imam al-Ghazali Muslim . Seorang ilmuwan yang namanya sangat akrab di telinga umat Islam. Cendekiawan muslim bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, imam terbesar, Abu Hamid al-Ghazali, Hujjat al-Islam, lahir di Thusa, salah satu kota di Khorasan, pada tahun 450 H/1058 M.

Ayah Al-Ghazali adalah seorang penenun yang taat pada ajaran Tuhan. Sepeninggal ayahnya, Al-Ghazali dan adiknya Ahmed dititipkan kepada salah seorang sahabat ayahnya. Sahabatnya adalah seorang sufi hingga akhirnya dialah yang menjaga dan merawat Al-Ghazali dan adiknya.

Berdasarkan terjemahan buku Ihya Alam Al-Din: The Revival of Religious Sciences karya Dr. Hamkah al-Ghazali sejak kecil mulai belajar fikih di kotanya di bawah bimbingan Syekh Ahmed bin Muhammad al-Ruziqani.

Cendekiawan Islam Pada Zaman Bani Umayyah

Kemudian Al-Ghazali melanjutkan studinya di kota Gorgan, salah satu kota di Timur Tengah, di bawah pimpinan gurunya, Imam Abu Nassar Al-Ismaili. Tak berhenti sampai di situ, ia terus berpindah-pindah kota untuk menuntut ilmu.

BACA JUGA  Pada Zaman Pergerakan Nasional Pers Sangat Berfungsi Sebagai

Hingga Al-Ghazali tiba di kota Nishapur, salah satu kota di Iran, untuk menemui gurunya yang bernama Imam Al-Haramain. Oleh karena itu, Al-Ghazali menunjukkan tanda-tanda kecerdasan di otaknya yang dapat menguasai berbagai ilmu seperti logika, filsafat, dan mazhab Syafi’i (mazhab fikih Sunni yang didirikan oleh Imam Al-Saf’i).

Mengutip berita, nama Al-Ghazali dikenal luas lewat pemikirannya di Barat. Selain itu, ia juga dikenal sebagai cendekiawan muslim yang berpikiran liberal.

Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah “Revive Olmedin”. Selain mengkritik cendekiawan atau pemikir Muslim, buku ini juga memperingatkan para filsuf agar tidak mengabaikan ilmu-ilmu Islam tradisional.

Tokoh Ilmuan Muslim Dan Perannya

Dalam buku Siti Nur Aida “25 Kisah Pilihan Tokoh Sufi Dunia” dan Tim Penerbit KBM Indonesia, pengaruh filosofi Al-Ghazali disebutkan sangat kuat. Ia juga menyebutkan bahwa kecerdasan Al-Ghazali dalam ilmu fikih, tasawuf dan ahwal tidak didasarkan pada ilmu kaum Anshar (segala sesuatu yang diberitakan atas otoritas para sahabat dan bisa saja didasarkan pada sabda Nabi Muhammad) dan ilmu tentang hadist dan sunnah. dari. Nabi.

Namun, terlepas dari perselisihan tersebut, al-Ghazali bersama dengan ulama Islam dan sekolah tradisional lainnya tampaknya menjadi “badan yang tepat” untuk membela ilmu Islam tradisional. Dia juga memberikan model kecerdasan spiritual yang tidak bisa diurungkan.

Selain itu, cendekiawan Muslim ini menampilkan dua karya yang sangat terkenal di dunia Barat, yaitu Maqshid al-Falasifa (Filsuf) dan Tahafut al-Falasifa (Kesalahpahaman Para Filsuf).

Karya pertama berisi kumpulan dan rangkuman berbagai ilmu filsafat, logika, dan fisika. Karya kedua kemudian mengkritisi sistem filosofis karya pertama satu per satu.

Prestasi Umat Islam Masa Lalu Sebagai Motivasi Kemajuan Di Era Sekarang

Bahkan orientalis Inggris d. Zwemer, yang pernah mendaftarkan Al-Ghazali sebagai salah satu dari Empat Muslim Terpilih. Keempatnya adalah Nabi Muhammad SAW, Imam al-Bukhari, Imam al-Asiri, Imam al-Ghazali, dan ulama al-Farabi atau Abu Nasr yang bernama lengkap Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin al-Azlag. itu. Al-Farabi lahir di Wasij, sebuah desa dekat Farab, Kazakstan pada tahun 870 M/275 H.

Al-Farabi dinamai menurut kota kelahirannya, kota Farab. Ayahnya adalah seorang perwira keturunan Persia di Dinasti Samanid yang menguasai Transoxiana, sebuah daerah otonom.

Ilmu filsafat adalah, filsafat ilmu hukum, filsafat ilmu pengetahuan adalah, tokoh agama islam, filsafat ilmu pdf, tokoh filsafat ilmu, tokoh ilmu filsafat pada masa dinasti abbasiyah, filsafat ilmu dan logika, tokoh filsafat, ilmu filsafat, filsafat ilmu ahmad tafsir, tokoh cendekiawan

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment